Kolom Gus Nadir : Islam NUsantara itu tidak anti-Arab

Semua kaidah ini sudah dipelajari bagaimana penerapannya di masyarakat Indonesia oleh para Kiai Nahdlatul Ulama (NU). Itu sebabnya NU itu lentur, fleksibel tapi juga lurus.

Kolom Gus Nadir : Benarkah orang Arab lebih utama dalam Islam?

Riwayat di atas secara blak-blakan dan apa adanya menyebut tidak ada kelebihan seorang manusia di atas manusia lainnya berdasarkan etnik dan warna kulit. Sabda Nabi SAW sesuai dengan pesan al-Qur’an

Kolom Gus Nadir: Kontroversi Bacaan Doa di Antara Dua Sujud

Jangankan hanya ditambahi satu kata wa’fu’anni. Ditambahan doa lainnya juga boleh. Tidak baca apapun saat duduk diantara dua sujud shalat kita tetap sah.

Kolom Gus Nadir: Benarkah Nabi Muhammad itu Sesat Sebelum Menjadi Nabi?

Kata dhallan dalam ayat tersebut diartikan sebagai sesat oleh sang Ustaz. Dengan bertanya pada seorang Ustaz lain yang ada disampingnya, ayat tersebut diterjemahkan menjadi “ketika Allah mendapatimu dalam keadaan SESAT lalu Allah memberimu petunjuk

Kolom Gus Nadir: Ikhlas

Apakah ini perintah Tuhanmu?” Kali ini Ibrahim, sang khalilullah, berhenti melangkah

Kolom Gus Nadir: Soal Vaksin, Mengenal Tiga Teori Fiqih: Istihalah, Istihlak dan Darurat

Jika najis sudah menjadi abu, tidak dikatakan najis lagi. Garam tidak dikatakan najis lagi, walaupun sebelumnya berasal dari keledai, babi, atau selainnya yang najis. Begitu pula dianggap suci jika najis jatuh ke sumur dan berubah jadi tanah.

Gus Nadir: Pentingnya Pembaruan Aturan Penggunaan alat Pengeras Suara di Masjid

pentingnya pembarauan aturan mengenai penggunaan alat pengeras suara dan perlunya mengevaluasi kembali pasal 156A.

Kolom Gus Nadir: Ketika Ibn Abbas Berfatwa. Lihat Matanya!

Di depan jamaah yang mengelilingi Ibn Abbas, lelaki itu bertanya: “Apakah Allah menerima tobat mereka yang membunuh orang lain?” Ibn Abbas menjawab dengan tenang: “Tentu saja, bukankah Allah itu Maha Pengampun?! Lelaki itu segera berlalu.

Kolom Gus Nadir: Kata yang Diselipkan’ dalam Memahami Ayat Al-Qur’an

Misalnya kalimat: anta syamsun. Engkaulah mentari. Kalimat ini tidak bisa dipahami bahwa kita sedang menganggap mitra bicara sebagai matahari dalam arti planet yang menerangi galaksi bima sakti. Maka perlu diselipkan kata lain dalam imajinasi kita untuk memahaminya.

Kolom Gus Nadir: Syari'ah VS Fiqhi, Mengapa Berbeda Pendapat?

Seringkali kita tidak bisa membedakan keduanya, sehingga kita menjadi “alergi” dengan perbedaan pendapat. Atau, biasanya, kita “ngedumel” kepada ulama yang punya pendapat lain, seraya berkata, “kita kan umat yang satu, kenapa harus berbeda pendapat!”.

Kolom Gus Nadir: Intermezzo, Benarkah Punya Istri Cantik itu Syarat Menjadi Imam Shalat?

Masuk akal kriteria terakhir itu. Siapa yang istrinya lebih cantik, maka dia akan lebih terjaga pandangan matanya. Sehingga dia lebih layak jadi imam Shalat

Gus Nadir : Bencana Alam sebagai Azab Allah?

Setiap ada musibah, selalu saja ada yg mengaitkannya dengan azab Allah. Kalau itu semata hanya untuk introspeksi diri, tentu boleh-boleh saja. Tapi celakanya narasi itu justru dipolitisir untuk menyerang pemerintah. Seolah bencana alam itu bukti pemerintah kita ini thogut; seolah pemerintah zalim terhadap umat Islam, bahkan menganggap korban sebagai pelaku maksiat.

Gus Nadir: Kosa Kata dari Nusantara di dalam Al-Qur’an

Bahasa dan budaya itu dinamis. Telah terjadi pertemuan antar bangsa, baik lewat jalur perdagangan ataupun lainnya, yang membuat terjadinya penyerapan bahasa maupun percampuran budaya.

Ibnu Khaldun dan Penyebab Runtuhnya Khilafah

Dalam kitabnya yang terkenal al-Muqaddimah, sejarawan ternama Ibn Khaldun (wafat 17 Maret 1406) menganalisa penyebab hancurnya Bani Umayyah dan juga Abbasiyah

Gus Nadir Ingatkan Warganet yang Setarakan Jokowi dengan Nabi

Gus Nadir Ingatkan Warganet yang Setarakan Jokowi dengan Nabi

Terkait Film The Santri, Gus Nadir Sindir Kalangan yang Tak Terima Perbedaan

Terkait Film The Santri, Gus Nadir Sindir Kalangan yang Tak Terima Perbedaan

Kolom Gus Nadir: Engkau Bagian Dariku, dan Aku Bagian Darimu

Salah satu akhlak Rasulullah SAW adalah membuat siapapun merasa nyaman berbicara dan bergaul dengan beliau

Kolom Gus Nadir: Perempuan itu Wajah Islam Saya

Oprah Winfrey berbincang dengan penulis top Elizabeth Gilbert. Salah satu pertanyaan menarik yang disampaikan Oprah adalah momen “true and pure grace” dalam hidup Elizabeth.

Bagaimana Orang NU Menyikapi Covid-19

Orang Aswaja itu percaya takdir dan ketentuan Allah, tapi juga membuka ruang Ikhtiar. Kita bukan Mu’tazilah (free-will) tapi juga bukan Jabariyah (menyerahkan total semuanya kepada Allah tanpa usaha).

Gus Nadir: Kita Terpesona Pada Hal-Hal yang Tidak Hakiki

Boleh jadi di ujung perjalanan nanti, kita akan terkejut melihat keindahan-Nya yang hakiki nan abadi. Pada mulanya adalah kekaguman; dan pada akhirnya adalah: Subhanallah! Maha Suci Allah.

Gus Nadir: Saatnya Tarik Rem Darurat

“Tapi ternyata itu juga tidak cukup. Kita menghadapi kondisi yang darurat saat ini, di mana data menunjukan angka penyebaran covid sedang tinggi-tingginya saat ini. Ini adalah krisis kemanusiaan, masa depan anak bangsa dipertaruhkan,” ujar Gus Nadir.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 1)

Ingat film Kungfu Panda? PO (pemeran utama dalam film tersebut) tidak disangka-sangka ditahbiskan sebagai the Dragon Warrior oleh Grand Master Oogway. Po tidak punya background kungfu sama sekali. Bagi yang lain penunjukkan ini sebuah kesalahan. Bagi sang Grand Master, penunjukkan ini kehendak langit dan akan ada rahasia tersendiri di kemudian hari.

Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 1)

Kurban merupakan tradisi dari Nabi Ibrahim yang kemudian kita (umat Islam) ikuti. Sebenarnya tradisi berkurban ini bisa dilacak sampai ke belakang jauh sebelum Nabi Ibrahim, yaitu tepatnya pada kisah Habil-Qabil, putra Nabi Adam.

Gus Nadir: Qurban dan Tradisi (bagian 2)

Postingan yang baru terdahulu, kami sampaikan contoh (tentang kurban) bagaimana Islam menganjurkan kita untuk melanjutkan tradisi baik yang dilakukan orang-orang saleh sebelum kita.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 2)

Po ditahbiskan sebagai The Dragon Warrior. Tugasnya melindungi orang-orang kampung agar kehidupan berjalan dengan damai. Tapi bagaimana dia bisa menjaga perdamaian kalau dia belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Inilah episode kedua mencari jati diri yang disajikan dalam Kung Fu Panda.

Gus Nadir: Kembali ke Titik Nol (bagian 3)

Dalam Hikmah Kung Fu Panda (1), kami ceritakan bagaimana Po tanpa terduga terpilih menjadi Dragon Warrior. Po menjelma dari zero menjadi hero namun kembali menjadi zero. Po belajar bahwa rahasia tertinggi kehidupan adalah kertas putih yang kosong. Kembali kepada fitrah kemanusiaan kita.

Bolehkah Mengganti Qurban dengan Sedekah?

Ada yang bertanya, “bagaimana seandainya tahun ini gak Qurban dulu, tapi dananya kami alihkan membantu mereka yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi?”

Gus Nadir: Problem Kita Saat ini Bukanlah Soal Teks Keagamaan, tapi Soal Kemanusiaan

Habib Ali al-Jufri menulis buku berjudul "al-Insaniyyah qabla at-tadayyun" atau "Kemanusiaan mendahului sikap religius". Perlu digarisbawahi bahwa beliau menyebut al-insaniyyah qobla at-tadayyun, bukan qobla ad-din. Jadi yang dimaksud adalah bukan kemanusiaan mendahului agama, tetapi sikap religius. Sebab bagi beliau agama itu nomor satu.

Gus Nadir: Kita Belajar Memaknai Iman Sebagai Sebuah Tantangan

Kita adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan. Dalam kelemahan itulah kita masih beriman kepada Allah. Dalam ketidakhebatan kita itulah kita selalu berusaha mendekati Allah.

Gus Nadir: Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Musibah Pandemi yang melanda dunia, dan Indonesia saat ini atas pengetahuanNya. Kita bisa menghadapinya dengan keresahan, Allah pasti tahu. Kita menjalaninya dengan kepedihan dan penolakan, Allah pasti tahu.

Gus Nadir: Jadikanlah Sabar Sebagai Penolongmu

Orang tua itu dikejar-kejar pasukan Romawi. Dengan pengikutnya yang tidak seberapa, mereka berhasil lolos dari kepungan. Mereka berhasil keluar dari kota, dan malam itu mereka beristirahat melepas lelah. Peter, nama orang tua itu, bersiap untuk beristirahat. Tiba-tiba dia ‘melihat’ Yesus berjalan melintasinya.

Gus Nadir: Tak Lagikah Kita Mengingat bahwa Kita Adalah Indonesia

Dimana Bhineka Tunggal Ika? Dimana Rambate Rata Hayo? Di mana hilangnya pribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Sudah bergeser jauhkah sistem budaya kerja sama dan saling menolong, dan sekarang saling melolong.

Gus Nadir: Konsep Ukhuwah itu Menuju kepada Rahmatan Lil’alamin

Pentingnya persaudaraan itu, dalam hadits Nabi disebutkan, "Belum disebut beriman salah seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari Muslim)

Gus Nadir: Jangan Mudah Melaknat

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling melaknat dengan mengucapkan, ‘Allah melaknat kamu atau Kamu mendapatkan murka Allah atau semoga Allah memasukkanmu ke dalam neraka.’" (Sunan at-Tirmidzi, HN 1899)

Gus Nadir: Tidak Ada Ciri Warna dalam Islam

“Islam itu hitam,” begitu kata pengamat asing. Tapi bukankah lelaki bergamis putih? Bersurban putih-merah ala raja Salman atau putih-hitam ala Yaser Arafat. Jadi mana yang benar?

Gus Nadir: Kiai Hasyim Muzadi Membawa Jokes yang Menggambarkan Fenomena

Pak Kiai Hasyim Muzadi (Allah yarham) kalau bicara sangat pintar. Bicaranya kalem, tidak berapi-api, tapi khas ulama NU yang menyelipkan jokes tanpa diduga dan membuat pendengarnya tertawa

Gus Nadir: Tiga Kata Ini Menihilkan Ketegangan Relasi dengan Orang Lain

Dalam pergaulan, ada beberapa kata kunci yang bisa mencairkan ketegangan relasi antar kawan. Dan kata-kata ini merupakan warisan pendidikan orang-orang tua kita dulu untuk mengedepankan sikap respek dalam pergaulan

Gus Nadir: Agama Bukan Hanya Soal Aqidah dan Ibadah

Kalau berpolitik bukan soal beragama, berbisnis atau berdagang bukan soal beragama, bergaul bukan soal beragama, lalu yang disebut beragama itu yang mana? Shalat, puasa, zakat, haji saja?

Gus Nadir: Cara-Cara Dialog yang Mengundang Permusuhan Harus Dihindari

Ketika mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun untuk bertemu Fir’aun, Allah menitipkan pesan yang luar biasa kepada keduanya

Gus Nadir: Pahami Teks Suci dengan Sumber Sekunder, yaitu Ulama

Memahami teks ayat al-Qur'an dan hadis itu harus hati-hati. Jangan seperti makan kacang goreng langsung kunyah dan telan. Penting memahami teks kitab suci dan hadis itu dengan membaca syarh (penjelasan) ulama

Gus Nadir: Perpindahan Itu adalah Upaya Mencari dan Menjelajahi Hikmah

Manusia itu tidak selalu berjalan lurus, baik langkah fisiknya, pikirannya maupun kalbunya. Ada yang mempengaruhinya untuk pindah atau bergeser dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pikiran ke pikiran lain, dari satu hati ke hati lain, dari satu keyakinan ke keyakinan lain

Jelang Muktamar NU, Gus Nadir Ingatkan Kemandirian Dana Muktamar

Sebuah perhelatan akbar tentunya membutuhkan banyak modal supaya acara terselenggara dengan baik dan lancar, salah satunya ialah terkait pendanaan

Gus Nadir: Muktamar NU Bukan Pilpres

Keputusan Munas NU untuk melaksanakan Muktamar pada bulan Desember 2021 membuat suasana menjadi hangat. Muncul nama-nama kandidat yang bertebaran di publik. Bagaimana kita sebaiknya menyikapinya?

Gus Nadir: Menjaga Marwah Kiai Sepuh

Santri sowan kepada Kiai Sepuh itu hal biasa dan wajar saja. Memandang wajah para Masyayikh memang melegakan hati, persis seperti sabda Nabi

Gus Nadir: AHWA dan Paket Dukungan Muktamar

Salah satu alasan kenapa pemilihan Rais Am Syuriah PBNU ditetapkan melalui mekanisme AHWA (Ahlul Halli wal Aqdi) adalah demi menjaga marwah Kiai Sepuh

Kisah Pertemuan Kiai Ibrahim Hosen dan Mbah Wahab Chasbullah

Suatu ketika, Prof KH Ibrahim Hosen, LML muda (ayah Gus Nadirsyah Hosen) datang menemui seorang kiai di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon

Gus Nadir: PBNU Perlu Rangkul Tiga Pihak

NU saat ini, tokoh-tokohnya sudah tersebar dimana-mana. Ada yang di pemerintahan pusat, ada yang di jalur keilmuan, ada yang cenderung berargumen secara internal, ada yang cenderung berargumen dengan pihak lain, bantah-bantahan soal bid'ah misalnya.

Gus Nadir: Imam Muzani Tidak Meninggalkan Puji-Pujian kepada Allah Sama Sekali

Imam al-Muzani (175-264 H) merupakan santri langsung dari Imam Al-Syafi’i. Imam Syafi’i menyebutnya sebagai “pembela mazhabku”.

Gus Nadir: Ketua Umum PBNU Bukan Menjalankan Gagasannya Sendiri Melainkan Melaksanakan GBHNU

KH Achmad Siddiq, Rais Am PBNU 1984-1991, pernah menjelaskan bahwa NU itu bukan seperti koper yang bisa seenaknya ditarik sendiri-sendiri kesana-kemari oleh individu pengurusnya.

Gus Nadir: Mengubah Diri dari Air Menjadi Emas

Apa jadinya hidup kita tanpa air? Tidak mungkin kita bisa bertahan hidup, bukan? Maka air menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.

Gus Nadir: Kiai yang Manajer Bagai Konduktor

100 tahun NU harus diwarnai gabungan dua keahlian dalam tubuh PBNU, kemampuan ilmu agama dan juga kemampuan menata organisasi secara profesional

Gus Nadir: Sangat Penting Menghindari Silang Pendapat dan Perpecahan

Kurang dari lima tahun lagi, dalam hitungan masehi, NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini (bahkan di dunia) akan memasuki usia 100 tahun dan memasuki abad keduanya

Gus Nadir: Menanti Munculnya Mujaddid Hasil Muktamar NU ke-34

Dalam hitungan Hijriyah, Nahdlatul Ulama (NU) resmi berdiri pada 16 Rajab 1344 H (atau bertepatan dengan 31 Januari 1926).

Gus Nadir: Setelah Sandal dan Ketum Tertukar, NU Memasuki Abad Kedua

Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung baru saja berakhir. Persiapan panitia yang serba ringkas di masa darurat pandemi, konflik dan polarisasi kontestasi, serta isu dan fitnah berhamburan.

Gus Nadir: Kita Cenderung Memilih Sesuatu yang Memang Kita Ingin Percayai

Dalam bahasa ayat ilahi, kita diingatkan untuk bersikap adil meski terhadap kelompok atau orang yang tidak kita sukai

Gus Nadir: Menjadi Teladan di Tengah Gejolak Emosi Umat

Sekarang ini masih banyak yang mengeluarkan pendapat yang justru memicu emosi umat. Dan juga bertindak yang justru menimbulkan reaksi emosional umat

Menampilkan 1 - 10 dari 56