Aang Subhan ZE: Nining, Laut Selatan, dan Hal-hal Ghaib

 
Aang Subhan ZE: Nining, Laut Selatan, dan Hal-hal Ghaib

Pada 2 Juli, Detikcom menerbitkan berita tentang ditemukannya Nining, korban tenggelam di Pelabuhan Ratu satu setengah tahun silam. Nining ditemukan masih hidup walaupun sekarang masih belum diajak bicara. Detikcom juga menerbitkan berita tentang klaim dari Basarnas prihal kasus serupa. Seorang pria tenggelam di Ujung Genteng dan ditemukan dua tahun kemudian di Pangandaran. Korban bercerita tentang berjalan-jalan di dasar laut dan hal-hal mistis lainnya. Bagaimana tanggapan dari Aang Subhan ZE, keturunan ajengan Mama' Gelar Cianjur?

Pertama, kami tidak terkejut  pada kasus-kasus serupa itu, karena salah satu fundamen keimanan Islam adalah percaya hal yang ghaib. Yang sebetulnya menegaskan bahwa tidak selalu segala sesuatu dapat dijelaskan secara logis dan sesuai nalar. Bahwa dunia bukan semata yang terlihat dari realitas fisik. Apa yang dialami orang-orang seperti Nining adalah mungkin dalam alam semesta Allah yang demikian kompleks dan multi-lapis.

Kedua, dalam hal perkara ghaib, Allah dan Rasul-Nya tidak menjelaskan secara gamblang. Bahkan ketika ada yang bertanya soal ruh, Allah malah berbalik menjelaskan bahwa tiadalah yang manusia ketahui kecuali sangat sedikit. Tetapi itu tidak berarti bahwa manusia dilarang untuk mencari tahu. Selain itu, kesamar-samaran pengetahuan kita tentang yang ghaib kadang mendorong terbentuknya mitos, legenda, pengkultusan dan bahkan penuhanan.

Ketiga, boleh jadi Nining (yang secara fisik tenggelam) sebetulnya atas irodat Allah, menyeberang ke dimensi kehidupan lain. Dimensinya jin. Dalam al-Qur’an Allah menegaskan bahwa Beliau SWT menciptakan jin dan manusia, dan keduanya menempati dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Konsep dasarnya: masing-masing tidak bisa loncat dimensi, tetapi Allah senantiasa berkenan membuat anomali-anomali sebagai pembelajaran. Anomali tersebut tidak hanya berbentuk orang yang ‘tersesat’ ke dimensi lain seperti Nining, tetapi juga misalnya, para waliyullah yang kasyaf.

Ketiga, termasuk dalam perkara ghaib yang melingkupi Pelabuhan Ratu adalah legenda Ratu Pantai Selatan. Dalam hal ini kami meyakini bahwa jikapun Ratu Pantai Selatan tersebut benar maujud, maka kemungkinan besar dia berasal dari golongan jin. Telah dijelaskan bahwa jin punya kemampuan supranatural dan hidup lebih lama daripada manusia. Walau begitu, pengakuan kami terhadap kewujudan Ratu Pantai Selatan sebagai makhluk Allah, tidak melegitimasi sikap pengkultusan sebagian orang terhadap sosok tersebut. Malah, penyembahan terhadap sang ratu membatalkan keimanan seseorang.

Tidak juga kami sedang menawarkan ide bahwa Nining diculik Ratu Pantai Selatan, walau kemungkinan itu mungkin ada, menimbang lokus terjadinya kejadian tersebut. Hanya, sekali lagi, jika ada hikmah yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah bahwa:
(1) dunia tidak terbatas dan dibatasi realitas-fisik; bahwa
(2) meyakini yang ghaib adalah bagian dari iman; tetapi
(3) itu tidak serta-merta mengharuskan kita untuk mempercayai semua mitos dan legenda yang berkembang, apalagi jika mitos dan legenda tersebut mengarah pada pengkultusan atau penuhanan yang membatalkan keimanan. Katakanlah: yadullahi fauqa aydihim—kekuasaan Allah melingkupi semua


KH. M. Subchan ZE
Ketua LTN PCNU Cianjur
Keturunan Ajengan Mama' Gelar Cianjur