Kisah Pemberian Gelar Amirul Mukminin bagi Sayyidina Umar bin Khattab

 
Kisah Pemberian Gelar Amirul Mukminin bagi Sayyidina Umar bin Khattab
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Kuliah Subuh di Masjid Manarul Ilmi ITS Surabaya pagi ini sampai pada Hadis Shahih Bukhari no. 23 tentang keterpautan iman yang tidak sama pada masing-masing orang. Imam Bukhari menampilkan hadis berikut:

عن أبي ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ، ﻳﻘﻮﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺑﻴﻨﺎ ﺃﻧﺎ ﻧﺎﺋﻢ، ﺭﺃﻳﺖ اﻟﻨﺎﺱ ﻳﻌﺮﺿﻮﻥ ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻠﻴﻬﻢ ﻗﻤﺺ، ﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﻳﺒﻠﻎ اﻟﺜﺪﻱ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﻣﺎ ﺩﻭﻥ ﺫﻟﻚ، ﻭﻋﺮﺽ ﻋﻠﻲ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻗﻤﻴﺺ ﻳﺠﺮﻩ». ﻗﺎﻟﻮا: ﻓﻤﺎ ﺃﻭﻟﺖ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ: «اﻟﺪﻳﻦ»

"Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketika saya tidur saya mimpi para Sahabat diperlihatkan kepada saya. Mereka memakai gamis. Ada yang gamisnya sampai dada dan ada yang kurang. Diperlihatkan juga kepada saya Umar bin Khattab. Ia memakai gamis (panjang) yang ia seret." Sahabat bertanya: "Apa penafsiranmu wahai Rasulullah?" Nabi bersabda: "Karena agamanya" (HR. Bukhari)

Apa maksud gamis panjang sampai menjulur ke tanah? Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata:

ﻭاﺗﻔﻖ ﺃﻫﻞ اﻟﺘﻌﺒﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻘﻤﻴﺺ ﻳﻌﺒﺮ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﻭﺃﻥ ﻃﻮﻟﻪ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺑﻘﺎء ﺁﺛﺎﺭ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻩ

Ahli penafsir mimpi sepakat bahwa gamis diartikan sebagai agama. Dan panjangnya gamis menunjukkan kekalnya peninggalan orang tersebut setelah ia meninggal (Fathul Bari 12/396)

Ternyata betul, nama Sayyidina Umar termasuk nama sahabat yang namanya tetap 'hidup' sampai kapanpun. Sebab di samping beliau kuat komitmen agamanya, beliau juga banyak menghasilkan ijtihad dalam Islam. Seperti penetapan Tarawih 20 rakaat, penetapan kalender Hijriyah dan sebagainya, termasuk penetapan gelar baru. Apa gelar barunya?

وأخرج ابن عساكر عن معاوية بن قرة قال: كان يكتب: من أبي بكر خليفة رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما كان عمر بن الخطاب أرادوا أن يقولوا: خليفة خليفة رسول الله

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Muawiyah bin Qarrah bahwa: Dahulu Abu Bakar ditulis sebagai 'Pengganti (Khalifah) Rasulullah'. Ketika Umar menggantikan, mereka hendak menyebutkan 'Penggantinya Pengganti Rasulullah'

قال عمر: هذا يطول، قالوا: لا، ولكنا أمرناك علينا، فأنت أميرنا، قال: نعم، أنتم المؤمنون وأنا أميركم فكتب: أمير المؤمنين.

Umar berkata: "Ini panjang". Mereka berkata: "Tidak. Kami menjadikan engkau Amir (pemimpin) kami". Umar berkata: "Ya, kalian adalah orang-orang yang beriman. Dan aku adalah Amir kalian". Maka ditulislah Amirul Mukminin (Tarikh Al-Khulafa').

Suatu hari setelah memberikan wejangan kepada umat Muslim, Umar bin Khattab dihampiri oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang hendak berangkat ke daerah Iraq. Beberapa sahabat pada saat itu memanggil Umar bin Khattab dengan sebutan 'khalifah khalifahnya Rasulullah', yang artinya Umar bin Khattab adalah khalifah setelah Abu Bakar. Namun, penyebutan ini dianggap terlalu panjang dan rumit. Hal ini kemudian menjadi pembahasan untuk menetapkan panggilan yang lebih nyaman digunakan oleh umat Muslim saat merujuk kepada Umar bin Khattab.

Tiba-tiba muncul salah seorang dari barisan yang hendak berangkat ke Iraq ini dengan mengucapkan,

"Salamullah'alaika ya amirul mu'minin" yang artinya 'salam sejahtera bagi anda wahai Amirul Mu'minin'

Orang-orang yang mendengar ini setuju dengan sebutan baru tersebut. Mulai hari itu penyebutan 'khalifah khalifahnya Rasulullah' diganti menjadi 'Amirul Mu'minin'. Bahkan sebutan ini melekat sampai kepada khalifah-khalifah umat muslim seterusnya.

Dalam Tarikh Damsyiq Ibnu Asakir, disebutkan dua sumber yang memberikan perspektif berbeda mengenai siapa yang pertama kali menggunakan gelar "Amirul Mukminin". Menurut sumber pertama yang dikutip, Al-Mughirah bin Syu'bah merupakan individu yang pertama kali memanggilnya dengan gelar tersebut.

Menurut sumber kedua, Umar bin Khattab menulis surat kepada wakilnya di Irak, meminta agar dua orang yang tangguh dan terpandang dikirim untuk memberikan keterangan mengenai keadaan di sana. Akhirnya, Adi bin Hatim At-Ta'i dan Tabid bin Rabi'ah diutus. Setelah mereka sampai di Madinah dan menambat unta mereka di serambi Masjid, mereka masuk.

Mereka kemudian menemui Amr bin Al-Ash dan meminta izin untuk bertemu dengan Amirul Mukminin. Amr memberi tahu Umar tentang permintaan mereka dengan menyebutnya sebagai "Amirul Mukminin". Umar menyetujui penggunaan gelar tersebut dan berkata bahwa ia akan mengadopsinya. Amr lalu meneruskan informasi tersebut kepada Adi dan Labid, yang kemudian mengucapkan kata-kata yang sama kepada Umar. Umar memberi restu atas penggunaan gelar tersebut, sehingga terbentuklah frasa "Amirul Mukminin". Gelar ini kemudian melekat pada Umar dan digunakan oleh para penulis sejak saat itu. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 31 Agustus 2018. Tim redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Sumber: Buku Umar bin Khattab: Sebuah Telaah Mendalam tentang Pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya Masa Itu karya Muhammad Husain Haekal (Terjemah oleh Ali Audah).

___________

Oleh: Ustadz Ma'ruf Khozin

Editor: Muhammad Iqbal Rabbani