Memandang Wajah Ulama adalah Ibadah

 
Memandang Wajah Ulama adalah Ibadah
Sumber Gambar: Dokumentasi Istimewa, Iluatrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Ulama merupakan pewaris nabi dan tentunya yang diwariskan adalah ilmunya, sehingga bersambung kepada kita. Islam sangat menghormati dan memuliakan ahli ilmu, yang dalam hal ini adalah para ulama. Sangat banyak hadist yang menjelaskan kelebihan mereka bahkan memandang wajah mereka saja terhitung ibadah.

Diantara hadist tersebut adalah:
"Barang siapa memandang kepada wajah orang Alim sekali dengan pandangan yang senang, niscaya Allah menjadikan pandangan tersebut malaikat yang memintakan ampun baginya hingga hari kiamat". 

Sementara itu Imam Al-Hafizh Al-Mundziri meriwayatkan sebuah hadits dari 40 hadits berkenaan dengan keutamaan menuntut ilmu, yakni bersabda Rasulullah SAW: "Pandangan sekali kepada orang Alim lebih Allah cintai daripada ibadah 60 tahun, berpuasa siang harinya dan berdiri ibadah pada malamnya". Kemudian sabda beliau SAW: "Jika tiada Ulama niscaya binasa (celaka)lah umatku"

Hadits lain menyebutkan bahwa ‘Sebaik-baik orang di antara kamu ialah seseorang yang apabila orang lain memandang wajahnya, maka ia ingat kepada Allah, jika mendengar ucapannya maka bertambah ilmunya, dan jika melihat amal perbuatannya maka tertariklah pada akhirat'.

Atas dasar hadits ini para pembimbing dzikir (Syaikh Shufi) terdahulu sangat menganjurkan untuk senantiasa mengenang wajah Syekhnya (Gurunya) sebagai alat untuk mempermudah dzikir (ingat) kepada Allah SWT, dan yang demikian itu akan membuat dirinya tenggelam dalam lautan mahabbah dzikir-Nya. 

Berkata Syekh Mushthafa Al-Bakri Rahimahullaahu Ta'ala: "Dan di antara apa yang diwajibkan atas seorang murid adalah rabithah hatinya dengan Gurunya dan maknanya bahwa murid senantiasa mengekalkan atas penyaksian akan rupa Syekhnya. Inilah merupakan syarat yang dianjurkan bagi kaum Shufi yang mewariskan kepada maqam makrifat yang tinggi"

Beranjak dari itumaka mari bergaulah kita dengan ahli ilmu, tentunya hal ini akan mendapatkan pahala yang besar. Insyaallah kita yakini memandang wajahnya saja dianggap ibadah, apalagi mendengar, mengikuti mereka sebagai pewaris para Nabi yang menunjuki kita jalan menuju diridhai-Nya.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

______

Penulis: Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga.

Editor: Athallah