Doa untuk Memilih Pemimpin dalam Pemilu

 
Doa untuk Memilih Pemimpin dalam Pemilu
Sumber Gambar: liputan6.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) merupakan pesta demokrasi memilih pemimpin dan anggota dewan sebagai perwakilan rakyat. Dalam demokrasi Indonesia pemilihan itu juga disebut dengan istilah Pemilihan Umum (Pemilu). Semua rakyat Indonesia yang telah terdaftar sebagai pemilih, mempunyai hak untuk menentukan pilihannya. Tidak ada yang boleh memaksa dalam penentuan pilihan seseorang. Pemilihan umum harus berlangsung dengan jujur dan adil. Kemudian, diharapkan dari proses tersebut terpilihlah pemimpin terbaik yang bisa mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kepemimpinan adalah sebuah kenisacayaan. Sebab hal ini telah diatur dan disepakati sejak dulu negara Indonesia berdiri. Bahkan, dalam Islam sendiri diajarkan tentang perlunya ada seorang pemimpin. Dan gambaran pemimpin ideal itu adalah sosok yang berintegritas dan bertanggungjawab atas amanah yang diembannya.

Sebagaimana diketahui, bahwa sistem bernegara Indonesia adalah demokrasi. Artinya, siapapun bisa mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin selama memenuhi persyaratan yang telah disepakati dan ditentukan dalam sistem tersebut. Di sinilah yang perlu diperhatikan, karena rentan terjadinya monopoli kepemimpinan, yakni hanya orang yang bermodal besar saja yang mempunyai kemungkinan besar untuk menjadi pemimpin. Meski demikian, semuanya bisa berubah tergantung dengan hasil dalam pemilu tersebut.

Apapun hasilnya, manusia hanya bisa berharap. Semuanya ditentukan oleh takdir Allah SWT. Jika Allah menghendaki seseorang menjadi pemimpin, maka tentu juga akan jadi pemimpin. Jika tidak dikehendaki, maka bagaimanapun usahanya seseorang ingin jadi pemimpin, tentu tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin.

Tapi bagaimanapun hasilnya, kita hendaknya berikhtiar dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT akan dianugerahi seorang pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya. 

Selain dengan akal sehat dan menghindari praktik money politik, cara kita dalam memilih pemimpin juga disertai dengan doa. Dan mengenai hal ini, para ulama telah mengajarkan doa yang terkait dengan ikhtiar tersebut. Menurut Gus Mus, doa ini dibaca setelah beristighfar terlebih dahulu. 

Berikut teks doa yang bisa dibaca menjelang pemilihan umum:

اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ

"Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami, karena dosa-dosa kami, orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami."

Kita menyadari, bahwa memilih pemimpin itu sesungguhnya bukan perkara mudah. Pelbagai faktor tentu harus diperhatikan sebelum menjatuhkan pilihan kepada sosok tertentu. Lantaran bukan perkara mudah, pilihan bisa jadi jatuh pada sosok yang salah. Jika itu terjadi, segala keburukan bisa terjadi dan justru menjadi beban rakyat. Karena itu, sangat disarankan untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT sebelum menjatuhkan pilihan.

Selain berdoa dengan doa di atas, kita juga bisa melakukan Istikharah, memohon petunjuk kepada Allah SWT dengan doa berikut ini:

 

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ) شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

"Ya Allah sesungguhnya saya memohon kepada-Mu memilihkan mana yang baik menurut pengetahuan-Mu dan saya memohon kepada-Mu untuk memberi ketentuan dengan kekuasaan-Mu, dan saya memohon anugerah-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedangkan saya tidak berkuasa dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan saya tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha Mengetahui akan yang gaib. Ya Allah apabila Engkau ketahui bahwa perkara ini (sebutkan perkara yang kita hadapi) baik bagiku, dalam agamaku, penghidupanku, dan baik akibatnya maka tetapkanlah perkara itu untukku dan mudahkahlah bagiku dan berikanlah keberkahan bagiku. Apabila Engkau ketahui bahwa perkara ini (sebutkan perkara yang kita hadapi) buruk bagiku dalam agamaku, untuk penghidupanku dan buruk akibatnya maka jauhkanlah perkara itu dariku dan jauhkanlah aku dari padanya dan tetapkanlah yang baik untukku di mana saja berada. Lalu jadikanlah saya ridha dengannya."

Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita pemimpin yang sholeh dan dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Amin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 24 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Helmi Abu Bakar El-Langkawi

Editor: Hakim