Ternyata Aceh Termaktub dalam Sabda Nabi Muhammad SAW

 
Ternyata Aceh Termaktub dalam Sabda Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni. ID, Jakarta - Membuktikan keberadaan hadist ini dapat dilacak melalui beberapa bukti yang ada terdapat dibawah ini. Rasulullah SAW, pernah bersabda:

“Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Swt dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu…."

Status Hadist Dalam Beberapa Hikayat Lama Aceh:

Di beberapa riwayat kitab dan menurut pendapat ahli sejarawan, termasuk salah seorang ahli sejarawan berkebangsaan Indonesia yang tinggal di Malaysia. Sang guru besar itu bernama Prof. Dr. Muhammad Syed Naquib Al-Attas di buku terbarunya “Historical Fact and Fiction” menyebutkan bahwa keberadaan hadist nabi tentang aceh tersebut betul adanya. 

Beliau menemukan hadist ini dari beberapa naskah lama kerajaan Aceh dan Malaysia yang juga pernah tertuliskan hadis ini didalamnya. Selain itu akuan keberadaan hadist ini juga disebutkan dibeberapa buku karya sejarah Melayu.

Menurut para ahli sejarah melayu mengatakan, bahwa hadis yang dimaksudkan oleh Nabi ini tertuju kemasa kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai ini berdiri setelah 600 tahun nabi meninggal dunia. Namun sejarawan berbeda pendapat, bahwa Aceh sudah dikenal sejak paertama kali Islam mulai masuk ke Aceh pada abad ke 7. Menurut riwayat bahwa masa sahabat Umar bin Khattab, penyebaran Islam keseluruh dunia sudah dimulai, hingga masuk ke jalur ujung Sumatra, yaitu Aceh. Pendapat ini didapat dari buku Aceh Sepanjang Abad, karya M. Said.

Bukti lain dapat dilihat dari salah seorang ulama yang bernama Syeikh Rukunuddin di Barus (Fansur) adalah salah seorang sahabat Nabi yang telah lama tinggal di Sumatra atau aceh.

Bukti sejarah lain juga dapat dilihat dari perkembangan Islam yang telah menyebar ke beberapa wilayah dimana Rasulullah baru saja meninggal. Seperti contohnya sahabat Rasulullah yang bernama Sa’ad bin Abi Waqash, yang ditugaskan oleh nabi untuk menyebarkan Islam kebeberapa wilayah. Namun di masa Rasulullah wafat beliau terus menyebarkan Islam keseluruh tanah Arabia hingga China dan meninggal di sana. Pergerakan penyebaran Islam ini sama artinya bahwa Islam bukan hanya turun ke China namun ke beberapa tempat yang menjadi jalur perjalanan sahabat Sa’ad bin Abi Waqash untuk ke cina. Maka dapat disimpulkan Aceh di saat itu juga menjadi arah jalan penyebaran Islam.

Masyarakat Quraish di masa itu tidak hanya berhubungan politik dan ekonomi dengan beberapa suku atau wilayah disekitarnya, namun mereka juga berhubungan dengan bangsa lain, baik Persia di masa itu atapun China. Hal ini dapat dibuktikan saat Hindun (Istri dari paman Nabi Muhammad, Abu Sufyan) pernah membeli sehelai kain dari tenunan bangsa China.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa di masa Khalifah Ar-Rasyidin berdiri sahabat Sa’ad bin Abi Waqash telah menyebarkan Islam ke China. Untuk menuju ke sini beliau dan beberapa sahabat setelahnya membutuhkan jalur perjalanan dekat untuk menuju ke sana. Salah satunya adalah melalui jalur laut. Jalur laut ini menjadi arah paling mudah untuk dituju. Karena melalui darat tentu berbagai macam rintangan seperti melalui padang pasir dan bahan-bahan makanan serta minuman yang dibutuhkan juga banyak dibutuhkan, oleh karenanya dahulu orang Arab menyebarkan Islam melalui jalur laut.

Secara Geografis, peta China berada di ujung sebelah kanan tanah Arab, maka untuk menuju ke sana harus melalui laut, dan melalui laut tentu harus melewati beberapa tempat persinggahan, yaitu India dan ujung Sumatra. Maka dapat dipastikan Sa’ad bin Abi Waqash tidaklah sendiri ia membuat perjalanan ini namun beliau membawa para sahabat dan umat islam lainnya, sudah barang pasti persinggahan untuk menuju ke cina salah satunya adalah Ujung Sumatra, atau Aceh. Untuk itu Islam secara tidak langsung juga sudah mulai masuk di Aceh.


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 27 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar