Sambut Peserta Kongres, KH Musthofa Aqil Siradj: IPNU-IPPNU Bukan Sebuah Organisasi Biasa

 
Sambut Peserta Kongres, KH Musthofa Aqil Siradj: IPNU-IPPNU Bukan Sebuah Organisasi Biasa

LADUNI.ID - Pada acara pembukaan Kongres IPNU-IPPNU 2018 (22/12) di Ponpes KHAS Kempek, Cirebon KH. Musthofa Aqil siradj selaku pengasuh sekaligus tuan rumah perhelatan itu mengatakan dalam pidato sambutannya;

“Kita harus mengerti NU,  mengetahui bagaimana NU. Walaupun banyak masalah NU tetap hidup,  disingkirkan tetap bangkit dan tetap berdiri. Dulu ketika nabi sebelum meninggal, banyak sahabat yang membela nabi meninggal. Kebanyakan dari yang hidup adalah musuh semua”.

Nabi pun bertanya kepada Allah kenapa?  Dan Allah menjawab, “Agar engkau tidak bergantung kepada manusia, bergantung lah kepada Allah.”

IPNU-IPPNU bukanlah organisasi biasa melainkan adalah bibit unggul dari generasi penerus bangsa Indonesia.

Senada dengan KH. Mustofa Agil Siradj, Rekan Drs. Zainut Tauhid Alumni Nasional IPNU menyampaikan, "Radikalisme yg marak berkembang di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah itulah tantangan pengkaderan kita, inilah tantangan kita di NU yang sangat berat selain di media sosial dan mereka yg merongrong NKRI. Kita harus mengkader sejak di sekolah hingga sampai perguruan tinggi, karena radikalisme juga telah mulai mengkader dan mendoktrin sejak dini.”

“IPNU-IPPNU jangan lemah di media sosial, karena kita sekarang sudah berada di era media sosial, perjuangan kita bukan hanya bentuk wujud saja melainkan juga di media,” sambung Rekan Al Amin Nasution yang juga Alumni Nasional IPNU lainnya.

Sedangkan Ketum IPNU Asep Irfan Mujahid dalam sambutannya berpesan, “Tetaplah Kondusif dan Berjuang dalam tantangan zaman. Kita harus berkomitmen dalam garapan segmentasi yg menukik dan memperkuat komisariat-komisariat di setiap sekolah Nadlatul Ulama. Melalui momentum kongres ini mari kita bersama-sama fokus menghadapi tantangan NU yang menanti di masa depan. Jangan menjadi kader yang mudah terpengaruh oleh info hoax. Jadikan Kongres ini sebagai ajang konsolidasi dan silaturahmi.

Puti Hasni selaku Ketum IPPNU menghimbau agar kembalikan IPNU-IPPNU ke Pelajar, dan agar segera membentuk komisariat sebanyak-banyaknya di sekolah serta selalu mengawal para kyai walau terkadang mereka tidak mau dikawal.

“IPNU-IPPNU adalah organisasi yang akan membawa manfaat untuk kita semua, IPNU tanpa IPPNU bagaikan taman tak berguna,” tegasnya kemudian.

Menurut KH. Musthofa Aqil Siradj, IPNU-IPPNU itu adalah kader termuda di NU, merekalah sasaran utama dari hal-hal dari luar. Seperti sepengetahuan beliau ketika mengaji di mabes polri, disana kotak sumbangan biasanya dapat 1juta lebih, namun ketika ditulis sumbangan ditujukan untuk aksi 212 dapatnya mencapai puluhan juta, ini bukti bahwa mereka juga sudah menyebar di sana.

Selain itu IPNU-IPPNU di kalangan akademisi jika tidak dikawal dan diarahkan oleh para Kyai maka akan sangat membahayakan.

Sebelum menutup dengan do’a, KH. Niamillah Aqil Siradj bercerita bahwa Gusdur sebelum jadi presiden sering ke sini, Megawati sebelum menjadi presiden sering kesini, Jendral moeldoko sebelum jadi panglima sering kesini. “Maka saya doakan rekan rekanita yg hadir kesini cita-citanya dan niatnya dikabulkan semuanya oleh Allah SWT,” pungkasnya.

(ard/dad)