Hakikat Makna Ukhuwah Islamiyah

 
Hakikat Makna Ukhuwah Islamiyah
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sesampainya Nabi Muhammad SAW di kota Madinah, di antara hal pertama yang beliau lakukan adalah mempersaudarakan kamu Muhajirin dan kaum Anshor. Hal itu dilakukan karena untuk mempererat hubungan sesama Muslim di kota Madinah, yang dengan demikian itu akan terciptalah persatuan dan kesatuan dalam umat Islam. Persaudaraan adalah asas pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW untuk membangun kekuataan umat Islam.

Di antara konsep persaudaraan dalam Islam ada istilah mengenai “Ukhuwah Islamiyah”, kata ukhuwah yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai “persaudaraan” terambil dari akar kata yang memiliki makna “memperhatikan atau peduli”. Makna dari akar kata ukhuwah ini memberikan pemahaman bahwa persaudaraan mengharuskan adanya sikap perhatian atau kepedulian di antara mereka yang bersaudara.

Pendapat lain mengatakan, kata ukhuwah pada awalnya diartikan sebagia persamaan atau keserasian berbagai hal. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa ukhuwah dapat diartikan sebagai persaudaraan karena sikap perhatian atau kepedulian yang pada mulanya lahir disebabkan adanya persamaan di antara mereka yang bersaudara.

Umat Islam di Indonesia biasa mengartikan Ukhuwah Islamiyah sebagai persaudaraan sesama umat Islam. Tapi pemaknaan tersebut dinilai kurang tepat oleh Prof. Quraish Shihab (Pakar Tafsir Al Qur’an). Beliau melakukan tinjauan kebahasaan untuk memahami makna Ukhuwah Islamiyah. Menurutnya, kata islamiyah tidak tepat jika dijadikan subjek atau pelaku dari kata ukhuwah yang akan memberikan artian “persaudaraan sesama umat Islam”.

Kata islamiyah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva atau kata sifat dari kata ukhuwah, sehingga akan bermakna “persaudaraan yang bersifat islami” atau “persaudaraan yang sesuai ajaran Islam”. Pemahaman mengenai makna yang terakhir lebih memiliki nilai jika dibandingkan pada pemaknaan yang awal.

Prof. Quraish Shihab memberikan dua alasan mengenai pendapatnya tersebut. Pertama, Al Qur’an dan Hadis Nabi SAW memperkenalkan berbagai macam persaudaraan. Kedua, dalam kaidah bahasa Arab, kata sifat selalu disesuaikan dengan yang disifatinya. Misalnya, jika yang disifati memiliki bentuk kata indefinitif maupun feminim, maka kata sifatnya harus memiliki bentuk yang sama. Dan ini terlihat jelas dalam istilah Ukhuwah Islamiyah atau Al-Ukhuwah Al-Islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ialah etika persaudaraan yang bersifat universal, toleran, terbuka, dan didukung dengan nilai-nilai kemanusiaam.

Kritikan yang dilakukan oleh Prof. Quraish Shihab mengenai pemaknaan istilah Ukhuwah Islamiyah, adalah dikarenakan jika pemahaman mengenai Ukhuwah Islamiyah dimaknai sebatas persaudaraan antar sesama Muslim, maka akan mengurangi makna sebenarnya dari istilah tersebut. Namun, apabila istilah tersebut dipahami sebagai persaudaraan yang islami atau persaudaraan sesuai ajaran Islam, maka pasti akan menumbuhkan hubungan yang harmonis dalam umat Islam dan akan tercipta kedamaian dalam masyarakat di mana umat Islam berada.

Islam telah mengajarkan umatnya tentang etika atau adab ketika berhubungan dengan saudaranya, entah itu saudara sesama Muslim, saudara sesama umat manusia, dan saudara sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Etika yang telah diajarkan Islam dalam hubungan persaudaraan tersebut hendaknya dilaksanakan agar tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera. Bukankah Islam itu sendiri bermakna demikian?! []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 26 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Muhammad Fani

Editor: Hakim