LP Ma'arif NU Maksimalkan Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi Revolusi industri 4.0

 
LP Ma'arif NU Maksimalkan Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi Revolusi industri 4.0

LADUNI.id, Jakarta - Revolusi industri 4.0 saat ini menuntut manusia memiliki keterampilan yang cukup untuk bersaing dengan bangsa lain di dunia. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah telah membuka luas pendidikan vokasi atau kejuruan.

Bukan hanya pemerintah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini. 

Ketua LP Ma'arif PBNU, KH Arifin Junaidi mengungkapkan bahwa SMK yang berada di lingkungan Ma'arif mampu memenuhi kebutuhan industri dengan membuka berbagai macam jurusan.

“Ada 1500 SMK di lingkungan Ma'arif,” katanya kepada NU Online, Selasa (12/3).

Selain membuka jurusan umum, seperti teknik sepeda motor dan multimedia, SMK di lingkungan Ma'arif juga membuka jurusan pertanian, kelautan, dan perikanan. Hal ini dilakukan mengingat luasnya lahan pertanian dan laut Indonesia, namun semakin sedikit yang mengelolanya.

“Jurusan pertanian yang belum banyak diminati, ada lulusannya yang langsung diterima di IPB tanpa tes,” ujar Kiai Arifin.

Di samping itu, lulusan SMK Ma'arif juga sudah diserap di dunia industri nasional maupun internasional. “Langsung diserap di pasar kerja, ada yang bekerja di Korea, Thailand, dan lainnya.”

Meskipun unggul secara kuantitas, Kiai Arifin juga ingin anak didik SMK Ma'arif unggul dari segi kualitas. Hal itu dilakukan dengan cara meningkatkan lima hal berikut.

Pertama, jelasnya, para siswa tersebut dibekali keterampilan yang piawai agar tidak tertinggal dari persaingan global.

Kedua, kemampuan bahasa peserta didik. Banyak sekolah kejuruan di lingkungan Maarif, katanya, yang mengembangkan bilingual.

Di samping itu, kemampuan teknologi informasi juga menjadi bekal utama, di samping jejaring yang luas guna menyalurkan lulusan. Hal yang tak kalah penting lainnya adalah penanaman karakter sebagai keunggulan utama.

“Karena pendidikan Ma'arif mewarisi pendidikan pesantren,” pungkasnya.

Selaras dengan hal itu, Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) juga tengah mengembangkan akademi komunitas berbasis pesantren sebagai pendidikan vokasi program diploma. Wakil Ketua LPTNU Afifi mengungkapkan bahwa program tersebut akan dibuka pada tahun ajaran baru 2019-2020.

"Ya bisa (menerima mahasiswa tahun ajaran baru)," katanya. (Syakir/NU Online)