Mengobati Hati Dari Penyakit Riya’

 
Mengobati Hati Dari Penyakit Riya’
Sumber Gambar: Jum'at Legi, 5 Mei 2023 laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta – Di antara penyakit hati yang kerap menghinggapi manusia adalah sifat riya. Dampaknya orang yang riya selalu berharap pujian dan sanjungan dari orang lain dalam setiap perbuatan kebaikan yang dilakukannya. Amal ibadah yang dikerjakannya tidak dasari keikhlasan dan mengharap ridha Allah SWT.

Taqwa adalah kata yang ringan untuk diucapkan, akan tetapi berat dalam timbangan amal perbuatan. Taqwa tempatnya adalah hati.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menunjuk ke dadanya tiga kali dan mengatakan:
Keimanan itu aslinya berpusat di hati.

التَّقْوَى هَاهُنَا” وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ.

“Taqwa itu di sini”. Sambil beliau menunjuk ke dadanya tiga kali. (HR. Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.)

Sesuatu yang berada di dalam hati aslinya tidak terlihat. Sebab tersembunyi di dalamnya. Namun keimanan yang berada di dalam hati, bisa diketahui keberadaannya dengan tanda-tanda lahiriah yang terlihat mata.

Jadi hati adalah pemimpin anggota badan. Jika hati baik, maka seluruh anggota badan akan baik sehingga orang menjadi berTaqwa. Sebaliknya jika hati rusak, maka anggota badan menjadi rusak sehingga orang menjadi pelaku maksiat. Maka marilah kita berTaqwa kepada Allah, yaitu melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua yang diharamkan serta mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat.
Allah SWT  berfirman dalam QS. Asy-Syu'ara 26: 8-9

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ (٨٨)

88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ (٨٩)

89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

Maka dari itu mari kita perbaiki hati kita dengan menerapkan adab-adab yang diajarkan dalam Islam secara lahir dan batin. Kita obati hati dengan mengikuti ajaran Allah Subhana Wa Ta’ala dan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kita obati hati kita karena hati memiliki penyakit-penyakit yang tidak bisa diobati oleh para dokter. Penyakit-penyakit hati itu hanya bisa diobati dengan kesungguhan kita mengikuti perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dan di antara penyakit hati itu adalah riya’, yaitu melakukan bentuk ketaatan agar dilihat oleh orang lain dengan tujuan mengharapkan pujian darinya.
Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al- Bayyinah 98:5

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ (٥)

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah 98:5)

Mari kita Ikhlaskan niat selalu hanya karena Allah Subhana Wa Ta’ala dan jangan sampai jatuh pada maksiat riya’. Sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu meriwayatkan hadis qudsi bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
Allah SWT berfirman:

أَنَا أَغْنَىْ الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِيْ غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ (رواه مسلم) ـ

Maknanya: “Aku tidak menerima tujuan lain dalam beramal, barangsiapa melakukan satu amal perbuatan dan memiliki tujuan lain selain ridha-Ku, maka Aku akan meninggalkannya dan tidak menerimanya” (HR. Imam Muslim)

Nabi Muhammad SAW Bersabda : “Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah seluruh tubuh, dan apabila daging itu rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati],” (HR. Imam Bukhari).

Cara Mengobati Hati dari Sifat Riya

Hati manusia cepat berubah. Jika saat ini beribadah dengan ikhlas, bisa jadi beberapa saat kemudian ikhlas tersebut berganti dengan riya. Hendaknya kita berusaha untuk menjaga hati agar terhindar dari penyakit riya. Inilah beberapa cara yang dapat kita lakukan agar terhindar dari riya, diantaranya.

1. Memohon dan selalu berlindung kepada Allah SWT agar mengobati penyakit riya
Riya adalah penyakit kronis dan berbahaya. Ia membutuhkan pengobatan dan terapi serta bersungguh-sungguh supaya bisa menolak bisikan riya, sambil tetap meminta pertolongan Allah SWT untuk menolaknya. Karena seorang hamba selalu membutuhkan pertolongan dan bantuan dari Allah. Seorang hamba tidak mampu melakukan sesuatu kecuali dengan bantuan dan anugerah Allah SWT. Demikian yang diajarkan Rasulullah SAW dalam sabda,

“Wahai sekalian manusia, peliharalah diri dari kesyirikan karena ia lebih samar dari langkah kaki semut.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami memelihara diri darinya padahal ia lebih samar dari langkah kaki semut?” beliau menjawab, “Katakanlah: ‘Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami ketahui. Dan kami mohon ampunan kepada-Mu dari apa yang tidak kami ketahui.’” (HR. Imam Ahmad)

2. Mengenal riya dan berusaha menghindarinya
Cara menghilangkan sifat riya selanjutnya dengan berusaha menghindarinya. Kesamaran riya menuntut seseorang yang ingin menghindarinya agar mengetahui dan mengenal riya. Selanjutnya berusaha menghindarinya. Adakala seorang itu terjangkit penyakit riya disebabkan ketidaktahuan dan adakalanya karena keteledoran serta kurang berhati-hati.

3. Mengingat akibat jelek perbuatan riya di dunia dan akhirat
Sifat riya tidaklah memberikan manfaat sedikitpun, bahkan memberikan madhrat yang banyak di dunia maupun akhirat. Riya dapat membuat kemurkaan dan kemarahan Allah. Sehingga seseorang yang riya akan mendapatkan kerugian di dunia dan akhirat.

4. Menyembunyikan dan merahasiakan ibadah
Salah satu upaya mengekang riya adalah dengan menyembunyikan amalan. Hal ini dilakukan oleh para ulama sehingga amalan yang dilakukan tidak tercampuri riya. Mereka tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk mengganggunya. Para ulama menegaskan bahwa menyembunyikan amalan hanya dianjurkan untuk amalan yang bersifat sunnah.

5. Berusaha Melawan bisikan setan
Dan cara menghilangkan sifat riya yang terakhir adalah dengan melawan bisikan dari setan. Seseorang yang melaksanakan ibadah harus berusaha untuk melawan bisikan setan. Setan selalu mengajak manusia untuk berbuat buruk, termasuk riya. Bisikan setan harus terus-menerus dilawan karena mereka tidak berhenti menggoda sekejap pun. Jangan sekali-kali menuruti ajakan setan sebab ia akan menyengsarakan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Jika setan telah mengajak untuk berbuat riya, kita harus segera memperbaiki niat dan mengembalikannya hanya untuk Allah SWT semata.

Maka Jika kita melakukan shalat, yang kita lakukan karena Allah. Jika kita bersedekah, maka kita bersedekah karena Allah. Jika kita perindah akhlak, kita lakukan itu karena Allah. Jika kita belajar ilmu agama, maka juga karena Allah. Jika kita mengajarkan ilmu agama, maka kita mengajar karena Allah. Jika kita menaati Allah, maka kita taat karena semata-mata ingin meraih ridha-Nya.Jika kita melakukan itu semua bukan karena Allah melainkan karena tujuan-tujuan lain, maka sia-sialah umur kita dan alangkah ruginya waktu kita.

Kita adalah manusia biasa yang sering melakukan salah dan dosa. Maka dari itu, sering-seringlah meminta ampunan kepada Allah SWT. Terkadang tanpa sengaja kita bersikap pamer dan tidak menyadarinya. Oleh karena itu, perbanyaklah ber-istighfar agar dosa-dosa kita dihapus oleh Allah SWT dan teruslah memperbaiki diri dan bertaubat dari perbuatan-perbuatan yang tercela. Semoga kita terhindar dari sifat riya. Aamiin

 

Sumber : Hadis dan Al-Qur’an

___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Kamis, 2 Mei 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo

Jum’at Legi, 05 Mei 2023
Jum’at  : 6
Legi      : 5