Kiai Tolchah Hasan dan Pengamalan ASWAJA

 
Kiai Tolchah Hasan dan Pengamalan ASWAJA

LAduNI.ID - Ada variasi pendekatan kaum Muslimin ketika menulis dan memperjuangkan Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja. Menurut Kiai Thoclhah Hasan, menteri agama di era Presiden KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) untk mengkaji dan memahami Aswaja itu secara utuh seharusnya dengan tiga macam pendekatan.

"Khazanah Aswaja ini pendekatannya sesuai dengan yang pernah disampaikan Kiai Tholchah Hasan, yaitu pendekatan doktrinal, pendekatan kesejarahan dan tradisi kultural,” kata Ustadz Yusuf Suharto, Sabtu (1/6).

Penegasan disampaikan Ustadz Yusuf pada kegiatan bedah buku Khazanah Aswaja hasil kerja sama takmir Masjid Sekar Agung Denanyar dengan SDN Sumurber Panceng Gresik, Jawa Timur.

Karena itulah menurut Pengurus Aswaja NU Center Jawa Timur ini, di buku tersebut dikupas tentang sejarah Aswaja, doktrin dan tradisi.

Tentang sejarah misalnya, dalam buku ini dikutip riwayat bahwa Rasulullah pernah memprediksikan bahwa akan ada perpecahan umat Islam. “Dan yang selamat adalah Ahlussunah wal Jamaah, ini sebagaimana diungkapkan Imam Ghazali dan As-Syahrastany dalam Al-Milal wan Nihal,” ungkap kandidat doktor di UIN Maliki Malang tersebut.

"Jadi, secara istilah Ahlussunah wal Jamaah itu sudah pernah disampaikan oleh Rasulullah. Inilah Islam yang murni,” tegasnya.

Gerakan Aswaja terus dikembangkan dan dijuangkan oleh umat Islam. "Puncaknya adalah pada masa Imam Abul Hasan Al-Asy'ari, dan Imam Abu Manshur Al Maturidi. Imam Asy'ari ini lahir pada 260 hijriah dan wafat pada 324 hijriah,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Yusuf juga menjelaskan pendekatan doktrin dalam buku misalnya ada akidah 20 sifat wajib Allah. "Sifat wajib ini sudah dikenalkan para ulama kepada anak-anak dengan sistem hafalan. Kitabnya misalnya Aqidatul Awam,” katanya.

Menurutnya, sejak dini sudah selayaknya dikenalkan dengan hafalan seperti itu. "Anak anak itu perlu dikenalkan akidah dengan hafalan. Kemudian pemahaman. Mereka ini jangan dikacaukan dengan akidah-akidah lain,” sarannya.

Hadir dalam acara itu segenap peserta pondok Ramadhan dari usia sekolah dasar hingga menengah pertama dan menengah atas. Mereka didampingi para alumni pondok Ramadhan, juga para pimpinan SDN Sumurber, komite dan para guru. (Ibnu Nawawi)

Oleh: Yusuf Suharto