Mencintai Ulama, seperti Sahabat Abu Bakar Mencintai Rasulullah SAW

 
Mencintai Ulama, seperti Sahabat Abu Bakar Mencintai Rasulullah SAW
Sumber Gambar: Dok. Istimewa, Ilustrasi: laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Ulama merupakan pewaris nabi. Mereka para ulama dalam hidup ini misi mereka hanya satu bagaimana Islam ini mampu membawa rahmatan lil'alamin. Kegigihannya dakwah ulama dengan niat ikhlas mengobarkan segalanya demi tegaknya dinul Islam di jagad raya ini.

Kita sebagai umat islam mengormati dan mencintai para ulama adalah sebuah keniscayaan, terlebih mereka merupakan pewaris nabi. Kecintaan kepada ulama sebagai cintanya Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada baginda nabi Muhammad Saw. Bagimana diantara kisah cinta tersebut?

Sayyidina Abu Bakar RA selalu mengiringi Rasulullah SAW berjalan pulang bersama setelah menunaikan shalat Isya berjamaah. Mereka berpisah ketika Nabi masuk rumahnya. Dan terkadang berpisah sejenak sangatlah terasa berat bagi Abu Bakar.

"Beliau duduk di depan pintu rumah Nabi hingga fajar tiba. Rasulullah keluar dari rumah untuk shalat Subuh dan Abu Bakar berangkat bersama orang terkasihnya lagi. Nabi bertanya, 'Kenapa sampai demikian duhai Abu Bakar?' Dan Abu Bakar menjawab, qurratu 'ayni bika ya Rasulullah (engkau adalah segala penghias dan pengobat rindu bagi mataku, wahai Rasulullah)."

Bagi kita yang tak pernah tahu bagaimana rupa Rasulullah SAW cukuplah berkumpul dan menatap para auliya atau ulama. Imam Hasan al-Basri ditanya seseorang, "Wahai Imam Hasan, katakan amalan apa yang bisa membuat aku dekat dengan Allah dan menyelamatkan diriku di tempat terbaik di yaumil akhir (jannah).

Dan Imam Hasan menjawab, "Cintailah para auliya atau ulama (orang yang dekat dengan Allah) dan berharap ketika Allah menatap hati para kekasihnya itu dan di sana tertulis namamu, dan itu akan membuat Allah membiarkan engkau bersama mereka di tempat terbaik-Nya. Insya Allah, Aamiin


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 30 Juni 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

_______

Editor: Athallah Hareldi