Kajian Kitab Hikam Pasal 3, 'Menyingkap Rahasia Himmah dan Qadar Allah'

 
Kajian Kitab Hikam Pasal 3, 'Menyingkap Rahasia Himmah dan Qadar Allah'

LADUNI.ID, Jakarta - Kajian Kitab Al-Hikam Pasal 3, 'Menyingkap Rahasia Himmah dan Qadar Allah.'

Oleh: Asy-Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan

Kekuatan Taqdir

Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Athoilah dalam Kitab Al-Hikam pasal 3 berkata:

سَـوَ ابِـقُ الْهِمَمِ لاَ تَخـْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ

"Kekuatan himmah-himmah tidak akan mampu mengoyak tirai qadar-qadar."

Maksudnya: Meskipun kekuatan rencana dan usaha manusia sehebat apapun, akan kalah dengan Kekuatan Takdir Allah.

Penjelasan (Syarah)

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Hikam Pasal 2, Himmah adalah sebuah tarikan ke atas, atau perhatian yang sangat besar,  atau keinginan besar menuju Allah, merupakan lawan kata dari syahwat.

Adapun pengertian Sawaabiqu (dari akar kata sabaqa) bermakna kekuatan atau perlombaan, satu akar kata dengan istilah musabaqah.

Pengertiannya adalah bahwa sekalipun seseorang memiliki himmah yang sangat kuat, namun pencapaian dalam bersuluk itu sudah ditentukan kadarnya, porsinya, dan waktunya oleh Allah.

Segala sesuatu sudah ditentukan takdirnya.

Bersuluk itu pada intinya adalah berserah diri secara total kepada Allah.

Pencapaian dalam jalan suluk (jalan ruhani) tidak dapat dipercepat maupun diperlambat.

Kekeramatan atau kejadian-kejadian yang luar biasa dari seorang wali itu, tidak dapat menembus keluar dari takdir Allah, maka segala apa yang terjadi semata-mata hanya dengan takdir Allah.

Hikmah ini menjadi ta'lil atau sebab dari hikmah sebelumnya (Iroodatuka tajriid). Mushonnif berkata: Hai murid, keinginan/himmahmu pada sesuatu, itu tidak ada gunanya, karena himmah yang keras/kuat itu tidak bisa menjadikan apa-apa seperti yang kau inginkan, apabila tidak ada dan bersamaan dengan taqdir dari Allah.

Jadi hikmah ini (Sawa-biqul himam) mengandung arti menentramkan hati murid dari keinginannya yang sangat.

Sawa-Biqul Himam (keinginan yang kuat): apabila keluar dari orang-orang sholih/walinya Allah itu disebut: Karomah

Apabila keluar dari orang fasiq disebut istidroj / penghinaan dari Allah.

Firman Allah subhanahu wata'ala:
"Dan tidaklah kamu berkehendak, kecuali apa yang dikehendaki Allah Tuhan yang mengatur alam semesta." [At-Takwir 29].

"Dan tidaklah kamu menghendaki kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah, sungguh Allah maha mengetahui, maha bijaksana." [QS. Al-Insaan 30].

Kesimpulan,
Segala sesuatu sudah ada takdirnya dari Allah. Meskipun semangat manusia sangat besar merubah takdir-Nya.

Referensi, Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 3