Mengenang Pertemuan Dua Mutiara Ilmu, Abah Guru Sekumpul dan Habib Anis Al-Habsyi

 
Mengenang Pertemuan Dua Mutiara Ilmu, Abah Guru Sekumpul dan Habib Anis Al-Habsyi
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang akrab disapa Abah Guru Sekumpul, tidak saja dikenal sebagai ahli syariat, namun juga sebagai ahli tarekat dan ahli hakikat.  Di antara guru tarekat beliau adalah Sayyid Muhammad Amin Al-Kutbi, Kyai Falak Bogor, KH. Syarwani Abdan Bangil. Mereka semua adalah guru tarekat beliau yang paling masyhur.

Selain berguru kepada para kekasih Allah SWT, Abah Guru Sekumpul juga bergaul dengan banyak tokoh yang merupakan sesama kekasih Allah. Di antara kisah menarik yang banyak dikenang terkait hal itu, adalah tentang hubungan Abah Guru Sekumpul dengan Habib Anis Al-Habsyi Solo.

Berikut sebuah kisah tentang awal hubungan salah satu pertemanan spesial beliau dengan Habib Anis Al Habsyi Solo.

Dikisahkan, bahwa awal pertemuan keduanya terjadi sekitar tahun 1970-an sekembalinya Abah Guru Sekumpul menunaikan ibadah haji. Suatu ketika Abah Guru Sekumpul sowan di Majelis Rauhah Siang, Pasar Kliwon, Solo asuhan Habib Anis. Sowannya di majelis ilmu yang telah berusia 100 tahun lebih itu dalam rangka untuk meminta ijazah kitab maulid.

Saat itu, Habib Anis masih berdagang di Pasar Klewer. Seperti biasa, sekitar pukul 11.30 WIB, Habib Anis dengan pakaian pedagang dan mengendarai vespa pulang untuk mengajar majelis ilmu.

Kepulangan Habib Anis diketahui oleh Guru Sekumpul, tapi beliau tidak mengetahui kalau yang mengendarai vespa itu adalah Habib Anis, sosok guru yang sedang dicarinya. Begitu sampai di Masjid Riyadh, Habib Anis berganti pakaian dan muncul ke majelis dengan pakaian siap mengajar.

Saat itu, Guru Sekumpul belum sempat mengatakan apa pun, tiba-tiba Habib Anis sudah langsung berkata, “Anda mau minta 10 kitab maulid dan diijazahi?”

Mendengar perkataan tersebut, Guru Sekumpul bergetar hatinya, bertemu dengan sosok kekasih Allah yang sangat dirindukannya. Sejak saat itu secara bathiniyah mereka berdua tak terpisahkan.

Begitulah para kekasih Allah dipertemukan dan saling terikat dalam kasih sayang yang tulus karena Allah SWT. Masya Allah. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 04 Maret 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Dadie W. Prasetyoadi

Editor: Hakim