Backpacker Ala Covid-19 Antara Memburu dan Diburu

 
Backpacker Ala Covid-19 Antara Memburu dan Diburu

LADUNI.ID, Jakarta - Hampir sebagian negara yang disinggahi si covid salah satunya Indonesia, tidak sedikit menghadirkan rasa kapanikan yang serius, itu bagi yang panik serius. Kenapa demikian? Ya iayalah, yang datang tak diundang, tapi ngeselinnya luar biasa. Orang dibuatnya seperti kesurupan masal, lontang-lanting dengan rasa takut, padahal dianya gak nongol didepan yang lagi ketakutan. Segitu ngeselinnya, dia mengumpat disetiap orang yang tidak sadar kalau dirinya lagi jalan bareng sama si covid. Eksistensinya hanya ada ketika si pembawanya sudah pada flu, batuk dan sesak nafas atau sudah terbaring dalam rumah sakit.

Si Covid ibarat pelancog atau sebut aja backpackernya kaum virus tanpa jadwal yang melintasi negara tanpa harus mengocek biaya yang tinggi. Kehadiran si Covid membuat respon yang begitu cepat mengalir, ada yang mengancam si Covid, bercanda dengannya, menertawakannya, bahkan tak sesekali menantangnya. Adapula yang tidak sedikit mencocologikan si covid dengan caranya masing-masing. Namanya juga lagi tren, ini gayanya anak yang katanya muda dan milenial. Sedikit beragam tampilan fenomena di antara kehadiran si covid ditengah-tengah masyarakat dengan persepsi konyol gue. Maklum, baru dengar juga namanya si Covid.

          Kini ceritanya semakin serius bro, bukan saja serius soal namanya si covid makin tenar, tapi ternyata si covid mampu mendesiminasikan dirinya lewat media yang tak disadari oleh manusia. Siapa yang tak sadar, akan sadar pada waktunya. Eh, ternyata si covid sudah mampu menembus dinding sekat antar benua, antar negara bahkan antar ras, agama dan golongan. Luar biasa betul si covid..!!. nyawa miliaran manusia di bumi menjadi terancama jika kebabalasan dalam memahaminya dengan sikap egois manusia sebagai target sekaligus predator si covid.

          Dari ukurannya, si covid mungkin bukan kelas tandingnya kita, tapi efek si covid mampu meluluhlantahkan sendi kehidupan manusia. Ngeri banget ya bro.!!. kecil-kecil sudah bisa membuat pusing para ahli kedokteran, pakar ekonomi, para agamawan, politisi, akademisi sampai pada membuat manusia berpikir keras untuk mendapatkan nafkah untuk kelangsungan hidupnya. Ini mungkin yang di ajari si covid, bahwa akan sangat berbahaya sekali kalau standar ukuran manusia dalam dimensi materi selalu diletakan pada egois dan kesombongan.

            Pemerintah dengan sadar dan cepat merespon kehadiran si covid, berbagai upaya sudah dilakukan, ada yang baru dengar juga namanya seperti “Work From Home”, Social Distancing dll, begitulah yang gue dengar. Bahkan kebijakan “Lock-Down” seperti bola panas yang terus digulirkan, entah mengapa demikian? Mungkin yang lebih paham akan menjelaskan. Himbauan, arahan bahkan edukasi pun dilakukan agar si covid dapat dipahami oleh setiap orang. Namun, ada pula yang serasa itu hanya lelucon, bahkan dijadikan sebagai kelakar yang menyudutkan peran pemerintah. Entah apa yang merasukinya.!!

Kini setelah berjatuhan banyak korban akibat si Covid, adakah kita mampu tersadarkan atau sadarkan diri deh, kalau si Covid itu bisa membahayakan bukan untuk diri kita saja, melainkan banyak orang bahkan keluarga kita sendiri. Si Covid adalah masalah bahkan musuh kita bersama saat ini. Jangan remehkan si Covid kecil..!!. Si covid kecil dengan spontan mengajari kita bahwa agama menjadi semangat utama untuk selamat. Pesan pak dan ibu guru dulu kembali di ingat, bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Mungkin itu pesan sederhana si covid bagi kita, biar kita kembali mereview setiap pelajaran yang sudah lama kita lupakan dalam ingatan kita. Hikmah si Covid bagi kita adalah menyadarkan kita untuk mengangkat kepala sambil menadah tangan setinggi-tinginya ke langit. 

Oleh: Muhammad Risal