Hati-Hati Menerima Informasi, Tabayyun Dulu sebelum Share!

 
Hati-Hati Menerima Informasi, Tabayyun Dulu sebelum Share!
Sumber Gambar: Freepik, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Media sosial adalah alat untuk bersosialisasi, menyampaikan dan menerima berita yang dilakukan secara online. Memungkinkan semua orang dapat berinteraksi dan mengakses berita tanpa dibatasi ruang dan waktu. Penggunanya beragam, bukan hanya kalangan remaja, tetapi anak-anak hingga usia tua pun turut menggunakannya, karena begitu banyak hal di dalamnya.

Setiap hari kita menerima berita dari Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, Telegram, Youtube dan masih banyak lainnya. Namun dalam mengantisipasi agar tidak terjadinya kesalahan informasi, maka sebelum share berita langkah terbaik yang harus dilakukan adalah mencari kebenarannya dulu atau melakukan verifikasi. Jangan sampai berita tersebut berupa berita hoax yang berpotensi dapat mempertajam konflik yang sudah ada sebelumnya.

Dalam konteks agama, verifikasi kebenaran informasi tersebut disebut tabayyun. Jadi sebagai umat Islam yang berilmu, maka sebelum share suatu informasi, kita harus bertabayyun terlebih dahulu. Jangan sampai berita yang dishare tersebut justru akan menjerumuskan orang lain secara beruntun dan akan berdampak lebih luas jika yang lain ikut menyebarluaskan tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari suatu berita hoax.

Demikian pula seperti halnya melakukan share tentang ajaran keagamaan tertentu yang tidak jelas sumber referensinya, yang berdampak pada ujaran kebencian yang dapat memecah belah persaudaraan.

Berita hoax yang dibumbuhi dengan ujaran kebencian akan sangat muda memicu perselisihan antar kelompok, bahkan bisa berujung pada tindakan kekerasan. Apalagi setiap menjelang momentum pemilihan umum.

Oleh karena itu, adalah langkah tepat kalau Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dan melakukan tabayyun dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial. Hal ini diaharapkan untuk meminimalisir penyebaran berita hoax yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

Tabayyun menurut bahasa adalah "memperjelas dengan teliti suatu hal." Sebagaimana dijelaskan di dalam Surat Al-Hujurat ayat 6. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Tabayyun merupakan salah satu tradisi umat Islam yang dapat dijadikan solusi untuk mengetahui kebenaran suatu informasi dan mencegah tersebarnya hoax. Tradisi ini juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Mendamaikan masyarakat dengan saling tabayyun, yang kemudian bisa saling memahami dan bersedia saling memaafkan. Dengan kata lain metode tabayyun digunakan untuk melakukan klarifikasi serta menganalisis masalah yang terjadi. Dengan harapan mendapatkan kesimpulan yang lebih bijak, arif dan lebih tepat sesuai keadaan masyarakat sekitarnya.

Dengan demikian, kita semua tidak akan mudah terprovokasi ataupun terpecah belah karena sebaran informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya, atau hoax, maupun isu-isu lain yang dirasa tidak perlu disampaikan sebab dapat merugikan orang lain.

Jadi, mari kita bersama-sama bijak menggunakan media sosial dan tabayyun sebelum share berita kepada orang lain. Dengan langkah ini, kita ikut berperan dalam memutus mata rantai penyeberan hoax yang sangat meresahkan itu. Dan tanpa hoax, tentunya akan membuat hidup kita jauh lebih damai dan indah. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 30 Maret 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Sutanti Idris (PMII Makassar)

Editor: Hakim