Refleksi Ulama dalam Berdoa untuk Kebaikan Pemimpin

 
Refleksi Ulama dalam Berdoa untuk Kebaikan Pemimpin
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di dalam sebuah negara terdapat satu kekuatan, yaitu pemerintahan namanya. Jika mereka baik, maka akan baik pula seluruh rakyatnya. Jika tidak baik, maka akan berdampak buruk juga kepada seluruh warganya. Karena itu mendoakan kebaikan untuk para pemimpin, hakikatnya juga untuk kebaikan kita bersama.

Dalam sebuah Hadis dikisahkan tentang anjuran nabi dalam mendoakan kebaikan bagi pemimpin.

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔَ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ  ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ  ﻗﺎﻝ، لَا ﺗَﺴُﺒُّﻮا الْأَئِمََّةَ ﻭَاﺩْﻋُﻮا اﻟﻠﻪَ ﻟَﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟصَّلَاﺡِ ﻓَﺈِﻥَّ صَلَاﺣَﻬُﻢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺻَﻼﺡٌ

Dari Umamah bahwa Nabi SAW bersabda, "Jangan mencaci para pemimpin. Doakan mereka dengan kebaikan. Sebab kebaikan mereka adalah kebaikan bagi kalian." (HR. Thabrani)

Dalam Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, Imam Ahmad berkata:

ﻭَﺇِﻧِّﻲ لَأَﺩْعُو ﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟﺘَّﺴْﺪِﻳْﺪِ، ﻭَاﻟﺘَّﻮْﻓِﻴْﻖِ، ﻓِﻲ اﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَاﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓِﻲ كَلَامٍ ﻛَﺜِﻴْﺮٍ

"Sungguh aku beroda untuk pemimpin dengan kebenaran dan pertolongan, malam atau siang, dalam banyak perbincangan." 

Dalam Kitab Hilaytul Auliya' dikisahkan bahwa Fudlail bin 'Iyadl pernah berkata:

ﻗَﺎﻝَ اﻟْﻔُﻀَﻴْﻞُ ﺑْﻦُ ﻋِﻴَﺎﺽٍ، ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻟِﻲْ ﺩَﻋْﻮَﺓً ﻣُﺴْﺘَﺠَﺎﺑَﺔً ﻣَﺎ ﺻَﻴَّﺮْﺗُﻬَﺎ ﺇلَّا ﻓِﻲ اﻹِﻣَﺎﻡِ

"Andaikan aku memiliki doa yang mustajab, maka akan kuberikan untuk pemimpin."

قِيْلَ لَهُ، ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﺫَﻟِﻚَ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﻠِﻲٍّ؟ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺘَﻰ ﻣَﺎ ﺻَﻴَّﺮْﺗُﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻲْ ﻟَﻢْ ﺗُﺠْﺰِﻧِﻲْ ﻭَﻣَﺘَﻰ ﺻَﻴَّﺮْﺗُﻬَﺎ ﻓِﻲ اﻹِﻣَﺎﻡِ ﻓَﺼَﻼﺡُ اﻹِﻣَﺎﻡِ ﺻَﻼﺡُ اﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻭَاﻟْﺒِﻼﺩِ

Ada yang tanya kepada Fudlail, "Bagaimana mengaplikasikan demikian?" Ia menjawab, "Jika doa itu untukku, maka itu belum tentu manfaat untukku. Dan jika kujadikan untuk pemimpin maka kebaikan pemimpin adalah kebaikan bagi rakyat dan negeri."

ﻓَﻘَﺒَّﻞَ اِﺑْﻦُ اﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ ﺟَﺒْﻬَﺘَﻪُ، ﻭَﻗَﺎﻝَ: ﻳَﺎ ﻣُﻌَﻠِّﻢَ اﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣَﻦْ ﻳُﺤْﺴِﻦُ ﻫَﺬَا ﻏَﻴْﺮُﻙَ

Kemudian Ibnu Mubarak mencium kening Fudlail bin 'Iyadl dan berkata, "Wahai pengajar kebaikan. Siapalah yang sebagus ini selain engkau."

Jika para ulama mendoakan kebaikan untuk pemimpin, maka bagaimana mungkin kita tidak mengikutinya dan justru membelot dari ajaran itu. Bukankah kebaikan itu muaranya juga akan kembali kepada kebaikan bersama secara umum? []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 22 Juni 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Ma'ruf Khozin

Editor: Hakim