Bagaimana Cara Menyikapi Orang yang Sering Su’udzon?

 
Bagaimana Cara Menyikapi Orang yang Sering Su’udzon?
Sumber Gambar: Twitter Husein Ja'far Hadar @Husen_Jafar

Laduni.ID Jakarta – Hidup ini tidak selamanya mendapatkan perlakuan baik, kadangkala kita mendapatkan pelakuan buruk. Yang perlu kita sadari bahwasanya kita sebagai umat islam harus selalu berkhusnu’dzon kepada siapapun.Sebagaimana di perintahkan  oleh Allah SWT dan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. sebagaimana Allah katakan “anna indatun niabdi” aku ini tergantung prasangkmu kepadaku.

Maka kita di perintahkan oleh Allah SWT untuk selalu berprasangka baik kepadaNya, agar Allah Swt memeberikan kebaikan kepada kita.

Baca Juga: Kisah Saat Hasan Al-Bashri Suudzon kepada Orang Tak Dikenal

Sebagaimana dikisahkan ada seorang wali pernah berjalan dengan seorang ahli maksiat, kemudian wali tersebut menasehati si ahli maksiat dalam perjalananya agar berhenti untuk melakukan maksiat.

Tapi sampai pada suatu  keadaan dimana keduanya terpisah beberap detik oleh satu pohon dan bertemu kembali. si wali ini diam dan tidak menasehati lagi si ahli maksiat tersebut.

Lalu si ahli maksiat ini bertanya kepada wali tersebut “ mengapa sekarang kamu diam ?”

Wali tersbut menjawab : tadi sebelum melewati pohon aku melihat kamu, bahwa kamu peminum-minuman keras, penjudi. Sehingga aku menasehati kamu, karena aku tau persis kau seorang ahli maksiat.

Akan tetapi ketika melewati pohon ada beberapa detik dimana saya tidak melihat kamu, sehingga bisa jadi kamu bertobat kepada Allah SWT, dan tobat mu diterima olehnya. Sehingga ketika bertemu aku tidak melihatmu sebagai ahli maksiat dimata saya

Berkhusnu’dzonlah bahkan kepada ahli maksiat.

Lalu bagaimana jika kita menjadi korban su’udzon orang lain ?

Baca Juga: Dr Shigeo Haruyama: Fakta, Inilah Alasan Mengapa Orang - Orang yang Suudzon Sering Sakit

Yang pertama adalah Rasul Saw mengajarkan kepada kita untuk melawan segala tindakan buruk orang lain kepada kita, segala persepsi buruk dengan akhlak yang baik.

Sehingga kita perbaiki persepsi orang kepada kita dengan cara-cara yang baik. Bukan dengan cara-cara yang buruk. Bila kita melakukan dengan cara yang buruk maka itu sama saja mengkonfimasi persepsi mereka kepada kita.

Yang kedua adalah Rasul SAW di utus sebagai suri tauladan. artinya beliau memperlihatkan dirinya bukan hanya dengan kata-kata, Akan tetapi dengan sikap. Oleh karena itu kita akan melawan orang-orang yg bersu’udzon kepada kita dengan menampakan sikap yang tidak seperti dituduhkan orang itu. Sehingga dengan begitu orang tersebut lambat laun akan berhenti bersikap su’udzon kepada kita.

Dan pada ahirnya jika mereka tetap bersu’udzon kepada kita, maka urusan mereka dengan Allah SWT. Urusan kita hanyalah selalu bersikap baik dan itu yang akan kita pertanggung jawabkan disisi Allah SWT.

Adapun orang yang bersu’dzon kepada kita meskipun sudah kita jelaskan dan kita tunjukan sikap yang tidak dia tuduhkan, maka dia akan memeprtanggung jawabkanya disisi Allah SWT.


---------
Editor: Nasirudin Latif