Solusi Dua Ahli ITB untuk Kekeringan di Bandung

 
Solusi Dua Ahli ITB untuk Kekeringan di Bandung

LADUNI.ID,BANDUNG - Musim kemarau yang tengah terjadi di Bandung dan sekitarnya membuat debit air di Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca semakin menyusut. Sekitar 60-70 persen pasokan air PDAM Tirtawening mengandalkan dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca. 

Prof Arwin Sabar dari Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (ITB) mengatakan, jika dilihat dari realisasi ijin pemanfaatan saja sebetulnya sudah kurang untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Apalagi ketika terjadi penyusutan air karena musim kering seperti saat ini.

Masalah lain dalam pemenuhan air baku adalah dikarenakan operasional waduk bergantung pada operasional PLTA, dimana PLTA memiliki jam puncak (peak hour) pada pukul 18.00 sampai dengan 22.00. Untuk memenuhi jam puncak tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi “penahanan” air baku, dimana kondisi tersebut mempengaruhi infrastruktur di-downstream salah satunya adalah sebagai suplai air baku untuk kebutuhan air minum yang mestinya terpenuhi terus menerus secara kontinyu.

Sementara itu Menurut Dr. Marselina, sedikitnya ada tiga faktor yang bisa menjadi penyebab Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca mengering. Pertama karena disebabkan tata guna lahan di DAS Cisangkuy yang tergolong kritis ditambah kondisi cuaca yang ekstrim, sehingga ketika basah semakin basah, dan ketika kering semakin kering. 

Kedua karena pengelolaan waduk atau situ yang kurang optimal. Waduk yang seharusnya berfungsi sebagai penampung pada saat hujan dan dimanfaatkan ketika musim kering tidak berjalan sebagaimana mestinya. "Sebetulnya kan idealnya seperti itu. Pengelolaan waduk harusnya mengikuti pengelolaan optimal, 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN