KH. Ma'ruf Amin Siap Mundur dari Rais Aam PBNU dan Bersedia Jadi Wapres Jokowi

 
KH. Ma'ruf Amin Siap Mundur dari Rais Aam PBNU dan Bersedia Jadi Wapres Jokowi

LADUNI.ID, Jakarta - Setelah resmi dicalonkan sebagai calon Wapres mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang, dengan mendapat nomor urut 1, duet Jokowi-KH Ma'ruf Amin, konsekwensi, KH Ma'ruf harus mundur dari tugas sebagai Rais Aam PBNU sebagaimana diatur dalam AD/ART NU.

"Saya tunduk dan patuh pada aturan AD/ART tersebut. Setelah resmi dinyatakan sebagai calon Wakil Presiden, terhitung sejak hari ini, Senin (22/9/2018), saya menyatakan mengundurkan diri sebagai Rais Aam PBNU," katanya.

Secara resmi, KH Ma'ruf Amin, memundurkan diri dari Rais Aam PBNU, Sabtu (22/9/2019). Hal itu disampaikan dalam Rapat Pleno PBNU, yang berlangsung di kantor PBNU. Kini, KH Ma'ruf Amin sudah resmi menjadi Cawapres.

KH Ma'ruf Amin bersedia mundur dari jabatan Rais Aam PBNU dan bersedia menerima menjadi calon Wakil Presiden RI mendampingi Jokowi, karena beberapa alasan.
Alasan tersebut disampaikan secara tertulis oleh KH Ma'ruf Amin dan disampaikan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Dalam pernyataan KH Ma'ruf Amin itu disampaikan, bahwa semenjak menerima amanah dari Muktamar NU ke 33 si Jombang, Jawa Timur, tahun 2015 sebagai Rais Aam PBNU, dirinya sudah 'berazam' mewakafkan dirinya untuk menjalankan amanah dari hasil Muktamar NU sebaik-baikknya.

Tugas utamanya, menegakkan dan menjaga manhajul fikri dan manhajul harakah di lingkungan NU. Hal itu menjadi fokus kerja Rais Aam PBNU.

Seperti penguatan institusi disetiap jenjang kepengurusan, agenda untuk lebih memmantafkan pemahaman dan pengamalan Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyahsecara terstruktur, sistematis dan berkelanjutan.

Sedangkan untuk mengefektifkan organisasi katanya, dilakukan dengan terus mendorong dan menggerakkan pengurus Tanfidziyah dan lembaga otonom dibawah NU untuk terus berupaya menjalankan program kerja hasil Muktamar NU.

"Tapi, rupanya Allah berkehendak lain. Azam saya untuk menuntaskan amanah tersebut sulit untuk dilaksanakan. sebagaimana maklum, beberapa bulan terakhir saya dihadapkan pada situasi yang sangat sulit yang harus saya pilih salah satunya," katanya.

Sebagai Rais Aam PBNU merupakan amanah yang amat mulai bagi semua kader NU, tak terkecuali KH Ma'ruf Amin. "Namun, disisi lain, ada situasi yang saya sebagai kader NU tidak bisa menghindari. Bangsa dan negara memanggil saya untuk memberikan pengabdian terbaik dengan dicalonkan sebagai Wakil Presiden," tulis KH Ma'ruf Amin.

KH Ma'ruf yang dididik di lingkungan pesantren, yang memegang teguh keyakinan bahwa apabila bangsa dan negara memanggil untuk mengabdi, maka siapapun harus tunduk dan patuh.

"Sebelum menerima panggilan tersebut, saya meminta arahan dan saran dari banyak masyaikh dan para kiai. Semua menyarankan agar saya menerima panggilan tersebut," aku Kiai Ma'ruf.

Mengapa? Karena hal tersebut merupakan kesempatan terbaik untuk membawa manhaj fikri dan manhaj harakah NU ke ranah yang lebih luas, yaitu ranah berbangsa dan bernegara.

"Dengan tekad bulat, saya merelakan diri untuk menjalankan petunjuk masyaikh dan para kiai tersebut. meskipun berat, saya akhirnya menerima panggilan sebagai calon Wakil Presiden," katanya.

Untuk tugas-tugas Rais Aam PBNU akan dilaksanakan oleh Wakil Rais Aam sebagaimana diatur dalam AD/ART NU. "Meskipun demikian, perlu saya sampaikan, bahwa dimanapun dan sampai kapanpun, saya adalah kader Nahdlatul Ulama. Pilihan saya ini merupakan jalur perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih luas," ungkap KH Ma'ruf Amin.