Dalam sebuah postingan yang diunggah dan direpos kembali oleh KH. Habib Husein Muhammad, meceritakan bagaimana beliau saat di bulan puasa tahun 2017 di Fahmina, beliau mengaji kitab "Bidayah al-Hidayah" karya Imam Abu Hamid al-Ghazali.
Berikut adalah nasihat-nasihat singkat atau dawuh Bunyai Penyejuk Jiwa, bisa dijadikan pedoman hidup, dan juga dijadikan modal berdakwah yang santun dan sejuk:
Melalui adanya kegiatan tumpengan itulah, masyarakat desa mulai kembali dipersatukan dalam sebuah ritual ikatan sosial, makan bersama-sama dalam satu tempat, bertegur sapa dan ramah tamah lainnya.
Saatnya pemerintah dan swastawan khususnya para pengusaha industri membangun pabrik-pabrik di seluruh provinsi di Indonesia, mengingat geliat dan booming Porang makin membahana di seluruh Nusantara.
Berbeda dengan kebanyakan ulama, Gus Dur sangat senang mendengarkan musik klasik, gubahan para maestro musik klasik dunia seperti Beethoven, Mozart, Chopin, Bach, Tchaicovsky dan lain-lain.
Nama Gus Dur atau Abdurrahman Wahid tak muncul dalam deretan sastrawan Indonesia, sebagaimana karibnya; Gus Mus atau Musthafa Bisri, atau Ahmad Tohari.
Tak banyak yang tahu, Gus Dur yang kerap ke Bali dalam berbagai acara, tak pernah sekalipun mengunjungi Gedung PWNU Bali yang berada di Jalan Pura Demak Denpasar.
Bagi Kiai Syuhud Zayyadi, setiap muslim menanggung kewajiban dakwah dan amar makmur nahi munkar sesuai kapasitas masing-masing.
Gus, Saya yakin panjenengan dalam keadaan yang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, dalam keabadian Rahmatullah sana. Izinkan saya mengirimkan sepercik surat pikiran liar saya ini, Gus:
Amal baik yang kita lakukan tidak selamanya akan tercatat, melainkan akan berkurang ketika kita melakukan hal-hal yang tidak disangka bisa menggerogoti amal baik itu.