Akibat Bakteri Pemakan Daging, Ratusan Warga Australia Tertular Borok

 
Akibat Bakteri Pemakan Daging, Ratusan Warga Australia Tertular Borok

LADUNI. ID, INTERNASIONAL- Kasus warga yang terjangkit infeksi Bisul atau borok Buruli yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging di negara bagian Victoria, Australiapp selama empat tahun terakhir meningkat hampir empat kali lipat.

Otoritas kesehatan Victoria mencatat sepanjang tahun 2018 ada sebanyak 338 orang warga terinfeksi penyakit borok parah.

Borok tersebut dimulai sebagai benjolan kecil tanpa rasa sakit pada kulit.

Selama beberapa minggu, benjolan itu akan membengkak menjadi tonjolan merah yang jauh lebih besar dan lebih jelas.

Akhirnya, kulit akan pecah terbuka, memperlihatkan luka mentah dan berisi nanah yang terus tumbuh.

Begitulah proses terbentuknya borok atau ulkus Buruli, akibat bakteri pemakan daging yang menginfeksi ratusan warga Victoria.

"Itu benar-benar menakutkan," kata seorang mahasiswa Jacinta Mazzarella.

"Saya benar-benar khawatir saya akan kehilangan anggota tubuh," imbuhnya.

Beberapa bulan yang lalu, perempuan berusia 18 tahun itu mengembangkan borok Buruli yang lebih besar dari koin 50 sen di pergelangan kaki kirinya.

Dia meyakini kemungkinan telah tertular penyakit tersebut pada saat musim panas lalu di rumah liburan keluarganya di Bellarine Peninsula, selatan Melbourne.

Tetapi tidak ada yang bisa memastikan bagaimana dia bisa menderita borok itu karena para ilmuwan dan dokter tidak tahu bagaimana penyakit itu menyebar.

Untungnya, kemajuan medis telah menyediakan perawatan yang jauh lebih efektif daripada di masa lalu. Kulit Jacinta Mazzarella mulai sembuh setelah perawatan medis yang ekstensif.

"Saya tidak bisa bekerja karena saya tidak diperbolehkan berdiri untuk jangka waktu yang lama, jadi saya mendapat libur empat, lima bulan," katanya.

"Aku seorang penari - aku harus berhenti menari," sambungnya.

Masalah Borok Meluas

Selama empat tahun terakhir, jumlah infeksi tahunan yang dilaporkan di Victoria meningkat hampir empat kali lipat.

Kasus-kasus yang dilaporkan juga semakin parah, menyebabkan luka yang lebih besar yang bisa memakan waktu lebih dari setahun untuk sembuh.

"Infeksi ini mengandung racun yang sebenarnya melakukan tiga hal," jelas Associate Professor Daniel O'Brien dari Barwon Health.

"Satu dapat melarutkan daging. Kedua infeksi ini memproduksi agen anestesi sehingga kebanyakan, terutama sejak awal terinfeksi, pasien tidak merasakannya," tambahnya.

"Ketiga adalah infeksi ini benar-benar melumpuhkan sistem kekebalan tubuh," ujar O'Brien lagi.

Bakteri pemakan daging, Mycobacterium ulcerans, terkait dengan infeksi yang menyebabkan kusta.

Bakteri ini tetap tidak aktif pada orang yang terinfeksi selama berbulan-bulan sebelum luka mulai menggembung.

"Ini adalah penyakit agresif yang tidak mudah diobati. Ini bukan bakteri biasa, jadi antibiotik normal tidak berfungsi," kata Dr O'Brien.

"Saya melihat proporsi yang lebih tinggi dari penyakit ini dengan tingkat yang parah - yaitu, kasus yang jauh lebih buruk daripada yang kita tangani sekitar lima tahun lalu," sambungnya.

Menurut O'Brien, ulkus atau borok ini menjadi lebih agresif, lebih besar, dan menyebabkan lebih banyak kerusakan jaringan. Itu juga berarti perawatan jauh lebih sulit dan meninggalkan konsekuensi jangka panjang

SUMBER:kompas.com