Dr. Bakhtiar Hasan, Biostatistikawan UCB Nakhodai NU Belgia

 
Dr. Bakhtiar Hasan, Biostatistikawan UCB Nakhodai NU Belgia
Sumber Gambar: Facebook Ayang Utriza Yakin

Laduni.ID, Jakarta – Pada hari, Sabtu (24/7/2021) lalu telah diselenggarakan konferensi cabang (konfercab) PCI-NU Belgia. Acara tersebut diselenggarakan di kebun milik Ibu Ani Dz (Uwak Aan) yang berlokasi di De Pinte, Flanders.

Pada konfercab kali ini, Dr. Bakhtiar Hasan kembali terpilih sebagai Rais Syuriah. Seorang Biostatistikawan Utama di Union Chimique Belg (UCB) Brussels, Belgia.

Ucapan selamat datang dari Prof. Ayang Utriza Yakin, seorang peneliti postdoktoral di Institut Ilmu Politik Sciences-Po Bordeuax, Prancis, dan juga dosen di Universitas KU Leuven, Belgia. Dalam postingan di laman facebook pribadinya, ia berterima kasih kepada Dr. Bakhtiar Hasan karena telah berjuang ikhlas dalam dakwah Islam di Belgia.

“Selamat kepada Pak Dr. Bakhtiar Hasan LeLy N Tiar sebagai Rais Syuriah untuk 2-4 tahun ke depan yang telah bekerja ikhlas dan berjuang bersama istri dan keluarga beliau untuk dakwah Islam di Belgia melalui PCI-NU Belgia di masa-masa yang akan datang lebih lama lagi,” tulis Prof. Riza di laman facebook pribadinya (25/7/2021).

Wakil Ketua Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU itu juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Singgih Cahyono karena telah menyelesaikan masa khidmatnya sebagai Ketua Tanfidziyah periode 2019-2021. “Warga NU Belgia berterima kasih kepada Ketua Tanfidziyyah Pak Singgih Cahyono Singgih-Uly Fam yang telah menyelesaikan masa khidmat 2019-2021,” tulis Prof. Riza.

Dikutip dari Republika.co.id, Dr. Bakhtiar Hasan berterimakasih kepada warga nahdliyin Belgia yang telah memberikan kepercayaan kepadanya, dan juga dirinya berharap mampu menjawab semua tantangan yang terjadi di Belgia.

“Tantangan kita yang hidup di negeri orang dengan kultur dan pandangan hidup yang secara umum berbeda perlu dijawab Nahdhiyin. Ini juga terkait dengan kehidupan kita sebagai minoritas di negeri yang largely secular,” ujar Dr. Bakhtiar Hasan kepada Republika.co.id, Senin (26/7).

Dr. Bakhtiar Hasan juga berpesan kepada seluruh warga nahdliyin Belgia agar bisa menampilkan prinsip yang seperti dikatakan Nabi SAW dalam hadistnya, yassiru wala tu'assiru wabasysyiru wala tunafiru, mudahkanlah dan janganlah engkau persulit orang lain dan berilah kabar gembira pada mereka, jangan membuat mereka menjadi lari (HR Bukhari).

“Tentu banyak masalah-masalah lainnya yang harus dijawab oleh PCINU kedepannya dan insya Allah NU sebagai organisasi yang telah teruji dengan prinsip-prinsip wasathiyah dan dengan pendekatan kultural yang fleksibel dan telah teruji insyaallah dapat menajawab tantangan-tantangan tersebut,” ujar Bakhtiar.

Selain Dr. Bakhtiar Hasan, warga nahdliyin Belgia juga mempercayakan Miftahul Huda sebagai Ketua Tanfidziyah dan Ustad Anton Abdul Fatah sebagai sekretarisnya. Perlu diketahui, Miftahul Huda merupakan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang juga menempuh Pendidikan doktoral di Universitas Antwerpen. Sedangkan Ustad Anton Abdul Fatah merupakan mahasiswa doktoral di Universitas Katholik Leuven.

Acara yang diselenggarakan dengan sederhana tersebut dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Dr. Andri Hardi beserta istri. Mereka berdua tidak hanya hadir, namun juga memberikan sambutan, nasihat dan mengawal acara tersebut sampai akhir. Andri Hardi juga diberikan amanah menjadi anggota kehormatan dan penasihat PCI-NU Belgia.


Editor: Daniel Simatupang