KH. As’ad Syamsul Arifin Mengusir Tentara Jepang Dengan Rotibul Haddad

 
KH. As’ad Syamsul Arifin Mengusir Tentara Jepang Dengan Rotibul Haddad
Sumber Gambar: KH. As’ad Syamsul Arifin (Foto Ist)

Laduni.ID, Jakarta - Di tengah kesibukannya yang padat, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, berkenan hadir dan memberikan sambutan dalam acara Haul Majemuk yang diselenggarakan oleh Ponpes Alhikmah, Purworejo, Kepung, Kediri.

Dalam tausiyahnya, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, itu berpesan agar kita istikomah membaca Rotibul Hadad. Sebab bacaan tersebut bisa menjadi benteng dan tameng. Hal itu sebagaimana dialami sendiri oleh Mbah Kakung dari Kiai Azaim, yaitu; KHR As'ad Syamsul Arifin.

Seperti termaktub dalam buku berjudul "KH As'ad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya" yang ditulis tim dengan ketua KH M Hasan Basri, disebutkan mengenai Kiai As'ad yang aktif melawan penjajah Jepang.

Buku itu juga menceritakan peran Kiai As'ad dalam memimpin Laskar Pelopor dari Situbondo dan Jember untuk mengusir tentara Jepang yang tetap ingin bertahan di wilayah Jember.

Puncaknya, pada suatu perundingan sekitar Agustus 1945, Kiai As'ad mampu menggertak tim perunding militer Jepang untuk meninggalkan Indonesia dan tentara Jepang bersedia dilucuti senjata.

"Nah, Mbah Kiai As'ad mampu menghalau penjajah Jepang di era pra-kemerdekaan itu tak lain adalah berkah dari Rothibul Haddad." ujar Kiai Azaim.

Karena itulah, Kiai Azaim menghimbau, dalam konteks saat ini Rotibul Haddad sangat cocok diamalkan oleh para guru, santri, wali santri, alumni, padagang, petani, dll.

Cucu dari Kiai As'ad itu merasa senang dan bersyukur, ketika mengetahui bahwa haul majemuk ini juga diisi pembacaan Rotibul Hadad.

Habib Husain bin Abu Bakar Ba'abud yang didaulat pemimpin pembacaan Rotib bersama jama'ah Majlis ROSHO (Rothib dan Sholawat). Beliau melantunkannya secara khidmat yang diikuti oleh semua hadirin.

Acara Haul ini dikhususkan untuk almagfurlah guru-guru tercinta: KHR. As'ad Syamsul Arifin (Situbondo), KH. Abdul Fattah Hasyim (Jombang), KH. Masduqi Mahfudz (Malang), Kiai Imam Malik (Kediri), dan KH. Achwan Alwi (Gresik).


Editor : Nasirudin Latif