LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman

Kiai Abdul Wahab Ahmad: Mimpinya Wahabi Fanatik tentang Rasulullah

by Daniel
1.522 Views
Selasa, 14 Desember 2021

Laduni.ID, Jakarta – Banyak kisah tentang orang shalih yang bermimpi tentang Rasulullah. Biasanya Rasulullah selalu dimimpikan hadir dalam bentuk yang hebat dan luar biasa, sebab begitulah posisi beliau di hati para shalihin. Tapi kisah satu ini barangkali pertama kali anda dengar, yakni tentang mimpi seorang Wahabi (Pendaku Salafi) garis keras.

Singkat cerita dalam mimpinya, dia melihat beberapa orang yang berwibawa di dalam suatu masjid yang salah satunya adalah Rasulullah. Setelah tiba waktu shalat, ternyata yang maju jadi Imam adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, sedangkan Rasulullah dan sosok lainnya yang bermakmum padanya.

Baca juga: Kiai Abdul Wahab Ahmad: Hatibu Lailin Masa Kini

Ya begitulah kalau orang fanatik pada Bin Baz bermimpi tentang Rasulullah, malah Rasulullah menjadi makmumnya Bin Baz. Oke, itu hanya mimpi dan mimpi tidak bisa dikontrol, meskipun mimpi seringkali merepresentasikan kondisi jiwa si pemimpi.

Fans berat seorang artis, yang tentu sama sekali tidak dikenal oleh si artis, bisa jadi dalam mimpinya melihat si artis itu memuja-muja dirinya dan bermesraan dengannya. Ya, begitulah mimpi-mimpi konyol.

Tapi anda harus membaca kisah setelah dia bangun agar lengkap. Wahabi fanatik yang bermimpi ini mendatangi seorang penafsir mimpi, bertanya apakah maksud mimpi tersebut? Si penafsir yang juga sealiran dengannya berkata:

"Ini tak perlu ditafsiri, sebab sudah jelas dengan sendirinya. Rasulullah adalah sunnah, sedangkan Syaikh Abdul Aziz bin Baz adalah imam sunnah di masanya."

Baca juga: Kiai Abdul Wahab Ahmad: Menjawab Pertanyaan Anak Kecil yang Bertanya di mana Allah

Jadi, dia menganggap wajar Rasulullah menjadi makmumnya Bin Baz, sebab menurutnya Bin Baz adalah Imamnya sunnah alias Imamnya Rasulullah yang mewakili sunnah. Logika semacam ini mungkin wajar bagi otak mereka, tetapi bagi saya ini pikiran gila.

Kisah ini ditulis dengan penuh kebanggaan oleh si wahabi tadi dalam bukunya sebagaimana anda bisa lihat di sini.

Editor: Daniel Simatupang