Asbabun Nuzul Surat Ar-Ra'd ayat 13 - Kisah Penolakan Kaum Musyrikin Terhadap Dakwah Islam Hingga Datang Halilintar Menyambar dan Membakarnya

Turunnya ayat ini dilatarbelakangi penolakan seorang musyrik terhadap dakwah Islam yang disampaikan kepadanya. Berkali-kali dakwah itu datang kepadanya, namun sebanyak itu pula ia menolak hingga pada akhirnya datanglah halilintar yang menyambar dan membakarnya

  1. عَن أَنَسٍ، قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِهِ إِلَى رَجُلٍ مِنْ عُظَمَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ يَدْعُوهُ إِلَى اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَقَالَ: أَيْش رَبُّكَ الَّذِي تَدْعُو إِلَيْهِ؟ مِنْ نُحَاسٍ هُوَ؟ مِنْ حَدِيدٍ هُوَ؟ مِنْ فِضَّةٍ هُوَ؟ مِنْ ذَهَبٍ هُوَ؟ فَأَتَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم فَأَخْبَرَهُ فَأَعَادَهُ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم الثَّانِيَةَ، فَقَالَ: مِثْلَ ذَلِكَ فَأَتَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم فَأَخْبَرَهُ فَأَرْسَلَهُ إِلَيْهِ الثَّالِثة فَقَالَ: مِثْلَ ذَلِكَ فَأَتَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم فَأَخْبَرَهُ فَأَرْسَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِ صَاعِقَةً فَأَحْرَقَتْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم: إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَدْ أَرْسَلَ عَلَى صَاحِبِكَ صَاعِقَةً فَأَحْرَقَتْهُ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ (وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِي اللهِ، وَهُوَ شَدِيْدُ المِحَالِ). (1)

    Anas (bin Malik) berkata, “Suatu hari Rasulullah mengutus seorang sahabat untuk menemui salah seorang tokoh jahiliah dalam rangka mengajaknya menyembah Allah. Tokoh itu kemudian berkata, ‘Siapakah Tuhanmu yang engkau dakwahkan? Apakah Ia terbuat dari tembaga? Apakah Ia terbuat dari besi? Apakah Ia terbuat dari perak? Ataukah Ia terbuat dari emas?’ Sahabat itu pun pulang. Ia menemui Rasulullah dan mengadukan apa yang dialaminya. Nabi lalu mengutusnya untuk kedua kalinya, namun tokoh jahiliah itu tetap mengatakan hal yang sama. Sahabat itu pun pulang dan mengadukan hal itu kepada Nabi. Nabi lalu mengutusnya untuk ketiga kalinya, namun tokoh jahiliah itu tetap mengatakan hal yang sama. Sahabat itu pun pulang dan kembali mengadukan hal itu kepada Nabi. Allah lalu mengirim petir yang menyambar dan membakar tokoh jahiliah itu. Rasulullah bersabda, ‘Sungguh, Allah telah mengutus kepada temanmu sebuah halilintar yang menyambar dan membakarnya.’ Turunlah setelah itu ayat, wayursilus-sawa‘iqa fayusibu biha man yasya’ wahum yujadiluna fillahi wahuwa syadidul-mihal.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan oleh al-Bazzar dan Abu Ya‘la. Lihat: al-Bazzar, Musnad al-Bazzar (al-Bahr az-Zakhkhar), (Madinah: Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam, cet. 1, 2005), juz 13, hlm. 361, hadis nomor 7007; Abu Ya‘la, Musnad Abi Ya‘la, juz 6, hlm. 87–88, hadis nomor 3341. Husain Salim Asad dalam tahqiq-nya atas Musnad Abi Ya‘la menilai sanad hadis ini sahih. Sementara itu, al-Hais\amiy menilai sanad al-Bazzar terdiri atas para perawi kitab Sahih selain Dailam bin Gazwan, walaupun ia sendiri perawi yang tepercaya. Al-Haisamiy juga mengatakan bahwa pada sanad Abu Ya‘la dan at-Tabraniy terdapat perawi yang bernama ‘Aliy bin Sarah, seorang perawi yang daif. Tampaknya al-Hais\amiy luput menjelaskan bahwaa Abu Ya‘la meriwayatkan hadis yang sama namun melalui jalur yang berbeda, yakni dari Dailam bin Gazwan, bukan dari ‘Aliy bin Sarah. Lihat: al-Haiamiy, Majma‘ az-Zawa’id, juz 7, hlm. 88–89, hadis nomor 11092. Hadis ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa’iy dan at-Tabraniy dengan sanad yang daif. Lihat: an-Nasa’iy, as-Sunan al-Kubra, juz 10, hlm. 136–137, hadis nomor 11195; at-Tabraniy, al-Mu‘jam al-Ausat, juz 3, hlm. 96, hadis nomor 2602.