Kenapa Ciri Ahlussunnah wal Jama’ah Harus Jelas Sanad Keilmuanya? Simak Penjelasan Gus Baha Ini

Laduni.ID, Jakarta - KH. Bahauddin Nursalim atau yang akrab dikenal Gus Baha sering kali mengingatkan pentingnya sanad dalam beragama. Menurut beliau, Ahlussunnah wal Jama’ah bukan sekadar label, tapi identitas ilmiah yang memiliki rantai keilmuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Selaras dengan hal ini, terdapat pernyataan terkenal dari Abdullah Ibnul Mubarak sebagaimana berikut:
الإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ، وَلَوْلا الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Sanad adalah bagian dari agama. Kalau bukan karena sanad, maka siapa saja bisa berkata semaunya.”
Dalam banyak pengajiannya, Gus Baha menerangkan bahwa ciri Ahlussunnah wal Jama’ah di akhir zaman ini adalah mengikuti aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy’ari atau Imam Abu Mansur Al-Maturidi, dalam fiqih mengikuti salah satu dari empat mazhab besar—Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, atau Ahmad bin Hanbal—dan dalam tasawuf mengikuti jalan Imam Al-Junaid atau Imam al-Ghazali.
Mungkin sebagian orang mempertanyakan mengapa harus menyebut nama-nama itu. Bukankah Nabi tidak pernah menyebutnya?
Menanggapi hal itu, Gus Baha menjelaskan bahwa tentu saja Nabi tidak menyebut nama Imam Syafi’i atau Imam Ghazali karena mereka belum lahir di masa Nabi. Tapi Nabi sudah memberi isyarat yang sangat jelas dalam sabdanya: “Maa ana ‘alaihi al-yauma wa as-Haabi”
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...