Asbabun Nuzul Surat Al-An'am Ayat 26 - Tindakan Abu Thalib Membela Nabi Muhammad dari Gangguan Kaum Musyrik, sedangkan Beliau Masih Kafir

Ayat ini turun berkaitan dengan tindakan Abu Tahlib yang membela Nabi Muhammad dari gangguan kaum musyrik, sedangkan ia sendiri enggan mengikuti ajaran beliau dan tetap memilih jalan kekafiran.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا فِيْ قَوْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: (وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ ويَنْأَوْنَ عَنْهُ) قال: نَزَلَتْ فِيْ أَبِيْ طَالِبٍ، كاَنَ يَنْهَى الْمُشْرِكِيْنَ أَنْ يُؤْذُوْا رَسُولَ الله صَلَّى الله عليه وَسَلَّم ، وَ يَتَبَاعَدُ عَمَّا جَاءَ بِهِ. (1)

    Tentang firman Allah wahum yanhauna ‘anhu wa yan’auna ‘anhu, Ibnu ‘Abba>s menjelaskan, “Ayat ini turun berkaitan dengan tindakan Abu> T{a>lib; ia dengan gigih melarang kaum musyrik menyakiti Rasulullah, sedangkan ia sendiri menjauhi ajaran (dan Al-Qur’an) yang beliau bawa—yakni tetap dalam kekafiran.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan dari jalur H{abi>b bin Abi> s\a>bit dari Sa‘i>d bin Jubair dari Ibnu ‘Abba>s oleh at}-T{abariy, Ja>mi‘ al-Baya>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, jilid. 9, h. 204. Al-H{a>kim dua kali menyebut hadis ini. Pertama, dari jalur Muh}ammad bin Mandah dari Bakr bin Bakka>r dari H{amzah bin H{abi>b dari H{abi>b bin Abi> s\a>bit dan seterusnya. Pada akhir hadis ia mengatakan bahwa hadis ini sahih berdasarkan syarat al-Bukha>riy dan Muslim, dan az\-Z|ahabiy sepakat dengannya. Penilaian ini masih perlu dikritisi karena Muh}ammad bin Mandah adalah perawi yang sangat d}aif, dan Bakr bin Bakka>r juga perawi yang d}aif. Kedua, dari jalur Sufya>n as\-S|\auriy dari H{abi>b bin Abi> s\a>bit dan seterusnya. Di sini pun az\-Z|ahabiy sepakat dengan al-H{a>kim. Lihat: al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Tafsi>r Su>rah al-An‘a>m, juz 2, hlm. 345, hadis nomor 3228 dan 3229. Hadis yang sama diriwayatkan pula oleh al-Baihaqiy, Dala>’il an-Nubuwwah, dalam Ba>b Wafa>t Abi> T{a>lib, juz 2, hlm. 340–341. Sebagaimana al-H{a>kim, Al-Baihaqiy juga menyebut hadis ini dua kali, salah satunya dari jalur Muh}ammad bin Mandah dari Bakr bin Bakka>r. at}-T{abra>niy juga menyebut hadis ini melalui jalur Qais bin ar-Rabi>‘ dari H{abi>b bin Abi> S|a>bit dan seterusnya. Al-H{ais\amiy mengatakan bahwa dalam sanad at}-T{abra>niy ini terdapat nama Qais bin ar-Rabi>‘. Ia adalah perawi yang s\iqah menurut Syu‘bah dan ulama lain, namun d}aif menurut Ibnu Ma‘i>n dan ulama lain. Selain nama itu, para perawi lain statusnya s\iqah. Lihat: at}-T{abra>niy, al-Mu‘jam al-Kabi>r, juz 12, hlm. 133, hadis nomor 12682; al-H{ais\amiy, Majma‘ az-Zawa>’id, juz. 7, hlm. 60, hadis nomor 10994. Hadis riwayat at}-T{abariy dinilai sahih oleh Kha>lid bin Sulaima>n al-Mazi>niy, al-Maqbu>l min Asba>b an-Nuzu>l, hlm. 319.