Mental Pemberi Jangan Sampai Berubah Jadi Mental Peminta

 
Mental Pemberi Jangan Sampai Berubah Jadi Mental Peminta
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Masalah terbesar bangsa ini bukan kurangnya dana atau sumber daya. Bukan pula karena rakyat miskin. Masalah terbesar kita adalah terlalu banyak orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri. Terlalu banyak yang hanya ingin menerima, sedikit sekali yang tulus ingin memberi.

Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha pernah menegaskan bahwa orang yang sudah selesai dengan dirinya adalah orang yang tenteram. “Kalau kamu hari ini sehat, hidup di negara yang aman, dan punya makanan, berarti kamu sudah punya dunia dan seisinya,” ujar beliau.

Dengan kata lain, bisa dibilang yang digambarkan oleh Gus Baha itu bukanlah tipe orang rakus. Tidak sibuk menuntut dari negara, tidak sibuk iri pada orang lain. Hidupnya cukup, hatinya lapang.

Gus Baha menyindir keras pola pikir tamak yang sering kali tidak disadari. Katanya, “Yang hanya dibutuhkan itu sepiring nasi sebagai penyambung nyawa. Selebihnya hanya ambisi. Maka, untuk apa sombong dengan kekayaan, jika pada dasarnya kebutuhanmu sama seperti orang miskin?”

Inilah mengapa Gus Baha terus mendorong agar kita menumbuhkan mental pemberi, bukan mental pengemis.

“Saya sering cerita ke santri-santri saya, ketika Allah cerita orang baik, Allah ceritanya sederhana; wa mimma razaqnahum yunfiqun—orang baik itu yang dari rezekinya mau memberi,” ungkap Gus Baha.

Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa hakikat keselamatan bangsa ini bukan karena kecanggihan politik atau kekuatan militer, tapi karena barokahnya orang-orang yang punya mental memberi. “Indonesia ini bisa selamat, barokahnya orang-orang yang mentalnya memberi,” tegasnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN