Tujuh Karomah Masyhur Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani

 
Tujuh Karomah Masyhur Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani adalah seorang wali besar dan sangat masyhur di kalangan umat Islam. Beliau merupakan tokoh pendiri Thoriqah Qodiriyah yang jamaahnya tersebar di berbagai dunia, khususnya di Indonesia. 

Jamaah Thoriqah Qadiriyah sering kali mengadakan peringatan haul Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani setiap tahunnya. Tidak lain karena kecintaan para jamaah yang tumbuh dengan mendengar keistimewaan-keistimewaan beliau yang dibacakan di dalam Manaqibnya. 

Banyak kisah karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani yang diyakini oleh para pengikutnya. Di antara karomah beliau yang sangat masyhur, bisa kita baca dalam Kitab Manaqib yang berjudul Lujainud Dani karya Sayyid Syaikh Ja'far bin Hasan Al-Barzanji. Selain dalam kitab tersebut, secara spesifik kumpulan karomahnya ditulis dalam Bahasa Indonesia oleh M. Zainuddin dalam Buku Karomah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Di antara karomah yang masyhur tersebut adalah tujuh karomah istimewa berikut ini: 

1. Berpuasa sejak bayi

Saat masih bayi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani tidak pernah minum air susu ibunya ketika memasuki Bulan Ramadhan. Beliau turut berpuasa dan tidak ingin makan apapun, meski saat itu beliau masih bayi.

2. Ditantang oleh 100 ulama

Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani pernah didatangi oleh 100 ulama untuk coba menandingi keilmuan beliau. Setelah 100 ulama itu tiba di rumahnya, mereka dipersilahkan duduk, kemudian Syaikh Abdul Qodir menundukkan kepala, lalu dari dada beliau keluarlah cahaya terang. Cahaya tersebut kemudian menyelimuti hati para ulama tadi, hingga para ulama merasa kagum dan mengurungkan sejumlah pertanyaan yang sudah disiapkan, karena semuanya sudah terjawab.

3. Menghidupkan bangkai ayam

Suatu ketika, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani berada di warung, kemudian ada seorang wanita menantang beliau agar menunjukan kewaliannya. Namun, saat itu beliau tidak mau, tidak lain adalah karena ketawadhuannya yang merasa bahwa dirinya hanyalah orang biasa. Setelah itu, ternyata wanita tadi melempari beliau dengan bangkai ayam. Maka, seketika itu Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani mengambil bangkai ayam yang dilempar tersebut dan berdoa kepada Allah. Dan ternyata bangkai ayam tadi bisa hidup kembali.

4. Berguru kepada Nabi Khidir

Pada usianya yang sudah matang, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani pernah didatangi oleh seseorang yang arif. Tapi beliau tahu bahwa orang tersebut adalah Nabi Khidir. Lalu Syaikh Abdul Qadir berkata kepada Nabi Khidir, "Wahai Khidir sesungguhnya kamu tidak akan sanggup bersamaku, sebab aku bukanlah seperti Nabi Musa." Tetapi karena pernyataan itu, maka Nabi Khidir pun menerimanya menjadi murid.

5. Memerintah angin

Suatu saat Syaikh Abdul Qodir sedang ada di sawah. Beliau melihat seorang nenek yang menangis karena padinya dimakan oleh burung-burung. Kemudian Syaikh Abdul Qodir memerintahkan angin, beliau berkata, "Wahai angin turunkan semua burung-burung itu, penggallah kepalanya." Maka burung-burung itu jatuh dan satu persatu padi itu dikeluarkan dari perut si burung, dan dikembalikanlah padi itu kepada si nenek. Kemudian Syaikh Abdul Qodir kembali berdoa kepada Allah agar burung-burung tadi bisa hidup lagi. Walhasil, burung-burung itu kembali terbang.

6. Jin ketakutan pada Syaikh Abdul Qodir

Suatu saat ada seseorang yang kesurupan, kemudian dibawa kepada Syaikh Abdul Qodir. Sebelum tiba di rumah beliau, ternyata orang tadi sudah sembuh, karena jin yang merasuki takut saat mendengar nama Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani.

7. Berjalan di Udara

Dikisahkan oleh Imam Al-Khattab, bahwa Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani pernah memberikan ceramah agama. Saat itu, tiba-tiba beliau selangkah demi selangkah menaiki udara yang seakan-akan ada tangganya. Kejadian itu disaksikan oleh para jamaah yang hadir.

Masih banyak karomah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang lain. Semua itu adalah keistimewaan yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada para kekasihnya. Karena itu, bukanlah suatu hal yang musykil bagi para kekasih Allah dalam melakukan hal-hal yang mungkin dianggap mustahil oleh kebanyakan orang awam. Wallahu A'lam bis Showab. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 23 Agustus 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Editor: Hakim