Komunikasi Vertikal Ala Qiamul Lail

 
Komunikasi Vertikal Ala Qiamul Lail

LADUNI.ID –KOLOM- Qiyamullail merupakan sebuah sarana berkomunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta. Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepadanya.

Manakala Allah SWT telah mencintai seorang hamba, maka Allahpun akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya dan akan memberikan berkah atas semua aktivitas sang hamba, baik aktivitas di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik dan lainnya. Sang hamba akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.

Seorang hamba yang rajin dan kontinu mengerjakan qiyamullail terlebih di bulan yang mulai ini yang digandakan pahala atas segala kebaikan, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. beranjak dari itu baginda  Rasulullah SAW. Berpesan kepada umat-Nya dalam sebuah hadist berbunyi:  “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

Para  ulama menyebutkan bahwa qiyam lail lebih umum dari pada shalat pada waktu malam baik tarawih, tahajud, witir dan lainnya. Ruang lingkup qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, berzikir, iktiqaf dalam masjid,  membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama dan lainnya. satu hal yang harus digaris bawahi bahwa selama kebaikan dan ketaatan  itu dilakukan pada malam hari bahkan dapat menyita waktu istirahatnya, semua itu disebut qiyam lail.

 Kegiatan tersebut apakah dikerjakan sebelum tidur maupun sesudah tidur. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Maraqi Al-Falah berbunyi: “Makna Qiyam lail adalah seseorang sibuk melakukan ketaatan pada sebagian besar waktu malam. Ada yang mengatakan, boleh beberapa saat di waktu malam. Baik membaca Al-Quran, mendengar hadis, bertasbih, atau membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 34/117).

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Aceh