Hindari Hoax dalam Dunia Jurnalistik

 
Hindari Hoax dalam Dunia Jurnalistik

LADUNI.ID, KOLOM- Melakukan etika kejujuran dalam Alqur’an bisa juga dilihat dari sejumlah ayat yang melarang dengan tegas untuk tidak melakukan dusta ( al-kidzb). Secara etimologis, kata al-kizab dipahami sebagai lawan ( al-sidq). Lafadz kadzaba dalam segala bentuknya terdapat sebanyak 283 buah di dalam Alqur’an. Ungkapan tentang berdusta dalam ayat-ayat yang sering ditujukan kepada orang kafir, karena ia tidak membenarkan wahyu Allah.

Bahkan mereka sering pula membuat unggkapan tanding dalam rangka mendustakan ayat. Biasanya ayat tersebut didahului oleh kata Iftara sebelum ada kata al-kidzb. Toshihiko Izutsu Mengemukakan, kita tak perlu heran bila menjumpai kata kidzb yakni kebohongan atau dusta yang disebut dalam Alqur’an sebagai dosa yang keji, dan merupakan salah satu sifat jahat paling mencolok dari seoarang kafir.

Menurutnya, sikap ingkar terhadap Tuhan kelihatan dalam dua cara. Pertama, Ia menunjukkan perbuatan dusta secara terang-terangan dalam soal wahyu Allah. Kedua, mengambil bentuk sebagaimana mengatakan Tuhan berdusta. Untuk yang pertama dilambangkan dengan ungkapan iftira, dan yang kedua diungkapkan dengan takdzib.

Sifat takdzib dari orang kafir sering pula diikuti oleh cacian dan penghinaan dari kaum yang betul-betul keras kepada dan menolak wahyu. Bahkan tidak pernah berhenti menertawakan ayat Alqur’an sebagai dongeng kuno.[1]  Contohnya tertera dalam Q.S. al-An’am, ayat 4-5:

Artinya: “Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat tuhan sampai kepada mereka itu, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakanya). Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak (Alquran) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka ( kenyataan dari ) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokan.” (QS. Al-An’am:4-5)

Dalam konteks komunikasi, berbohong merupakan sikap tercela, karena sangat berbahaya. Kebohongan dalam komunikasi akan menyesatkan masyarakat disebabkan telah menyerap informasi yang salah. Tentu komunikasi seperti ini menyalahi etik komunikasi dan ajaran Alquran.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

 

Sumber: Marzuki, Pemanfaatan Media Massa Dalam Komunikasi Politik Islam, 2016