Tentang Sebuah Kritik Sosial dari Seorang Waliyullah yang Membuat Penguasa Menangis

 
Tentang Sebuah Kritik Sosial dari Seorang Waliyullah yang Membuat Penguasa Menangis
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam lembaran sejarah Islam, kita banyak menemukan kisah-kisah yang menggetarkan hati. Di dalamnya terkandung peringatan halus dan mendalam kepada para pemegang kekuasaan. Salah satunya, yang sangat menarik adalah kisah pertemuan antara Khalifah Harun Ar-Rasyid dan seorang ahli ibadah yang zuhud dan terkenal sebagai waliyullah, Fudhail bin ‘Iyadh, sebagaimana dicatat oleh Imam Al-Ghazali dalam At-Tibr Al-Masbuk.

Alkisah, suatu malam, Harun Ar-Rasyid, penguasa terbesar dinasti Abbasiyah, keluar bersama saudaranya, Al-‘Abbas, untuk menemui Fudhail. Ketika mereka tiba di depan rumahnya, terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dari dalam rumah:

أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ

“Apakah orang-orang yang melakukan dosa-dosa itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan beramal sholeh?” (QS. Al-Jatsiyah: 21)

Seketika, Harun Ar-Rasyid tersentak. “Jika kita datang untuk mengambil pelajaran,” katanya, “maka cukuplah ayat ini sebagai nasihat.” Ia tahu, bukan kebetulan ayat itu yang didengar di tengah malam, melainkan teguran halus dari langit lewat lisan seorang hamba Allah yang jujur.

Ketika pintu rumahnya diketuk, Fudhail menolak untuk membukanya dengan berkata, “Apa yang dilakukan oleh Amirul Mukminin di rumahku, untuk apa?”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN