Wow! Hoax Meraup Keuntungan Besar

 
Wow! Hoax Meraup Keuntungan Besar

LADUNI.ID,OPINI- Negara kita para komunitas netizen Indonesia kurang mendapatkan suplai nutrisi untuk membuat konten maupun pembicaraan yang bermutu di sosial media. Wajar jika akhirnya informasi yang beredar di sosial media didominasi oleh hoax, karena netizen gagal mengidentifikasi kebenaran suatu informasi yang diterima. 

Netizen kemudian mempercayai hoax karena seringnya pengulangan, sesuai kata Plato bahwa kebenaran dapat dibuat dengan pengulangan kebohongan. Netizen menjadi begitu saja percaya bahwa ada lambang palu arit di uang rupiah. Netizen begitu mudah percaya bahwa desain uang rupiah baru dipengaruhi desain mata uang yuan/renmibi.

 

Sampai yang paling parah adalah munculnya komunitas yang percaya bahwa bumi tidak bulat melainkan datar. Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen hoax untuk mencari keuntungan. Produsen hoax mendapat keuntungan dengan banyaknya pengunjung website mereka. Tingginya trafik pengunjung akan mendatangkan iklan.

Produsen hoax di Indonesia bisa meraup hingga Rp. 700 juta dalam satu tahun. Sebagai perbandingan, penulis berita palsu di Amerika Serikat dapat memperoleh keuntungan lebih dari 10 ribu USD atau setara Rp135 juta perbulan. Motif lain produsen hoax selain keuntungan adalah untuk menguasai gagasan. Seperti yang dinyatakan Karl Marxbahwa mereka yang menguasai basis material akan menguasai gagasan dalam suatu zaman.

Produsen hoax kemudian dapat mengarahkan pembicaraan pengguna sosial media kepada agenda-agenda tertentu, misalnya untuk mendelegitimasi pemerintahan atau menjatuhkan kredibilitas seorang tokoh dan organisasi masyarakat. Sayangnya, penyebar hoax tidak mempertimbangkan akibat dari aneka informasi yang disebarkan. Ancaman disintegrasi sosial sampai disintegrasi bangsa kini menjadi nyata gara-gara dominasi hoax dalam perbincangan netizen.

Beranjak dari itu,mari kita bersama mencegah hoax mulai dari kita sendiri, keluarga dan orang terdekat kita sebagai amar makruf nahi mungkar demi kebaikan agama, negara dan bangsa ini menjemput keridhaan-Nya. Amin.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah Mudi Masjid Raya Samalanga,Aceh

 

Sumber: Syafiq Naqsyabandi, Hoax, Literasi dan Pesan Islam, 2017