Cinta Berawal dari Sebuah Tulisan #1

 
Cinta Berawal dari Sebuah Tulisan #1

LADUNI. ID,  CERPEN-Semua orang mendambakan pernikahan dan ini merupakan gerbang sebuah peradaban baru. Apa dan bagaimana peradaban masa depan salah satunya bergantung pada kita. Bagaimana kita menentukan niat untuk menikah nanti.

Cita-cita insan di muka bumi secara nalurinya mencintai lawan jenisnya. Islam dalam hal ini telah membuka pintunya lewat pernikahan. Seorang yang telah berumur beranjak dewasa tentunya merencanakan bagaimana  cita-cita besar apa dengan pasangan kita nanti.

Nun jauh dari sebuah negeri, tercatat al-kisah seorang putri yang relegius dan cinta kepada agama dan dunia dayah. Ini terbukti dengan rajinnya mengumpulkan donatur untuk membantu pasukan bersarung alias santri atau aneuk dayah seperti yang di tuturkan di negeri Aceh yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah. Sosok puteri itu di panggil temannya Raufi al-Kutubiah, sebuah nama yang penuh inspirasi dan komunikatif.

Kepeduliannya terhadap dayah tidak kalah jauh dengan Muqbal sang santri yang pernah menanjakkan kaki ke negeri TGB (Tuan Guru Bajang)  yang sempat porak-poranda di goyang gempa dan kerugian material dan nyawa yang terbilang tidak sedikit. Humanisnya Muqbal hingga rela lebaran bersama warga negeri TGB.

Hal hampir sama juga dilakoni Anpardi yang sering dipanggil Aan yang sehari sebagai penjual buku best seller bernafaskan relegi. Antara  Aan, Muqbal dan Raufi walaupun berbeda namun mempunyai keseharian yang hampir sama berkutat di dunia literasi baik sebagai penjual dan lainnya.

Kecanggihan informasi dan teknologi  perkenalan semakin mudah terlebih dengan menggunakan jasa Mark Zuckerberg yang meluncurkan Facebook, dikenal jenius komputer sejak SMP. Pemuda tahun ini mengendalikan Facebook dengan cerita kontroversi mulai dari ide pembuatan sampai cara mengendalikan komputer.

Mark Zuckerberg, Muqbal, Aan serta sang puteri Raufi mereka sosok generasi kreatif, walaupun kehebatan dan Kejeniusan serta kepopuleran Mark sangat jauh berbeda dengan tiga insan tersebut, namun mereka telah memakai maha karya Mark via facebook untuk saling berkenalan walaupun berbeda kutub dan tempat tinggalnya.

Aan sambil ngopi malam di beranda facebooknya menuliskan sebuah status isinya :”Kita sesusungguhnya telah berdosa. Berdosa terhadap siapa? Terhadap peradaban di generasi selanjutnya! Bayangkan, jika mendidik anak-anak kita dengan “seadanya” bahkan “asal mereka bahagia” aja, mau jadi apa anak cucu kita kelak. Tanggung jawab kita ga berenti sampe garis anak kita doank! Tapi sampai seluruh generasi yang akan lahir dari pernikahan kita.”

Status sebuah inspirasi menikah sebenarnya di tulis oleh mereka yang telah melangsungkan pernikahan. Ini sebagaimana diungkapkan facebook dengan akun “Fauzan Inzhaghi”. Lantas bagaimana Aan dan Raufi menanggapinya?

*Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penikmat Kopi BMW Cek Pen Lamkawe dan Sastra