Hikmah Mengingat Kematian

 
Hikmah Mengingat Kematian
Sumber Gambar: ilustrasi.Png(Laduni.id)

LADUNI.ID, Jakarta - Sudah  menjadi  kehendak  Allah SWT bahwa  manusia  akan  menghadapi  sebuah  akhir  dari etape  kehidupan. Tidak ada seorangpun bisa menghindari datangnya kematian. Kaya, miskin, tua, muda, sakit atau sehat sekalipun tak berdaya tatkala ajal menjemput. Dan yang  sering  disebut MATI yaitu  terpisahknya  ruh  dari  jasad.

Manusia, dalam  literatur  ajaran  Islam,  pernah  dua  kali  mati  dan  dua  kali  hidup.  Mati  pertama  adalah ketika  berada  di  dalam  kandungan,  namun  Allah  belum  meniupkan  padanya  ruh  dan  jasad terpisah, kemudian yang bersangkutan memasuki alam kubur. Sementara kehidupan pertama adalah  etape  kehidupan  setelah  Allah  meniupkan  ruh  pada  saat  dia  di  dalam  kandungan, kemudian  hidup  kedua  ialah  ketika  dia  dibangkitkan  dari  alam  kubur  di  akhirat  kelak.  Atas dasar ajaran itu, kematian kerapkali dilukiskan sebagai tahap paling awal dari kehidupan kita, dan sekaligus etape terakhir dari seluruh proses  perjalanan hidup kita di dunia ini.

Akhir  dari  suatu  kehidupan  dan  awal  dari  kehidupan  yang  lain  adalah  keniscayaan yang  tidak  dapat  diganggu  gugat.  Semua  makhluk  yang  bernyawa,  tanpa  kecuali  akan menjumpai dan menghadapi kematian meskipun dengan cara yang berbeda dan situasi psikis yang berbeda pula.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An-Nisa Ayat 78, Artinya :

اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا (٧٨)

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : Ini adalah dari sisi Allah, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan : Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah : Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun ?”.(QS. An-Nisa 4:78).

Sesuatu yang pasti dalam kehidupan kita ini adalah “kematian”. Sesungguhnya tujuan pasti dari kehidupan kita ini adalah menuju alam akhirat yang jalannya adalah melalui “kematian”.

Allah Swt berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ (١٨٥)

Artinya : “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran 3:185).

Ibnu Abid Dunya di dalam kitab ”Dzikrul maut” Dari 'Atha' Al Khurasani, secara mursal Menjelaskan:
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pernah lewat di dekat sebuah majlis (pertemuan) yang ramai dengan gelak tawa. kemudian Beliau bersabda: "Campuri… dan seterusnya."

شُوْبُوْا مَجْلِسَكُمْ -وفِي رِوايَة- مَجَالِسَكُمْ بِمُكَدِّرِ اللَّذَّاتِ المَوْتِ

Artinya: "Campuri majlismu", dalam riwayat lain ”majlis-majlismu” dengan cemasnya sakaratul maut."
(Maksudnya, campuri atau selingi pertemuan itu dengan sesuatu yang mengingatkan kepada kematian. dengan mengingat mati, akan dapat dicegah keriyaan dan hal-hal yang berlebihan dan akan membatasi angan-angan dan khayatan, tidak tertipu oleh kehidupan dunia.) Asbabul Wurud Ingat Mati.

Tidak seorangpun tahu kapan dan dimana dia menemui kematiannya.
Firman Allah SWT dalam Surat Luqman Ayat 34 :

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ (٣٤)

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman 31:34).

Sering kita terkecoh atau tak menduga, teman atau kerabat kita yang sehat dan bercerita dengan kita. Secara tiba-tiba kita mendapatkan kabar duka bahwa beliau telah meninggal dunia. Banyak sekali jalan kematian mendatangi kita, seperti terjatuh, kecelakaan, bencana alam dan lain-lain.

Apa saja bekal yang harus kita persiapkan?

Bekal kita di akhirat kelak ditentukan amal perbuatan kita, sebagaimana firman Allah SWT :

الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ طَيِّبِيْنَ ۙيَقُوْلُوْنَ سَلٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ (٣٢)

 “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik  oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): Salaamunalaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. An-Nahl 16:32).

Firman Allah SWT pada Surat Al-Ahqaf ayat 20 :

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ ࣖ (٢٠)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik.”(QS Al-Ahqaf 46:20).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam Bersabda :
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Masa mudamu sebelum masa tuamu; Masa sehatmu sebelum masa sakitmu; Masa kayamu sebelum masa kemiskinanmu; Masa luangmu sebelum masa sibukmu; Masa hidupmu sebelum masa kematianmu.” (HR. Ibnu Abid Dunya dengan sanad hasan).

Dan dalam riwayat yang lain :

حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ قَالَ عَبَّاسٌ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ أَبِيهِ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

 “Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa'id yaitu Ibnu Abu Hind dari Ayahnya dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang." 'Abbas Al 'Anbari mengatakan; telah menceritakan kepada kami Shufwan bin Isa dari Abdullah bin Sa'id bin Abu Hind dari Ayahnya saya mendengar Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas.” (HR. Imam Bukhari No.5933).

Marilah kita renungkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang mulia :

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm ia mendengar Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya." [HR.Imam Bukhari No.6033, Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi, Imam An-Nasa’i].

Maut adalah janji Allah yang pasti sedangkan kehadirannya dapat kapan saja. Oleh karena itu mari kita sebaiknya selalu mengingatkan diri pada kemungkinan bahwa setiap saat maut dapat hadir menemui kita. Semoga Bermanfaat…

 

Sumber : Kitab Dzikru Al Maut,(Karya Ibnu Abid Dunya).
Asbabul Wurud Ingat Mati

___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Rabu, 31 Oktober 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Lisanto
Kamis Legi, 25 Mei 2023