Radikalisme akan Selalu Eksis jika Dijadikan Alat Berpolitik

 
Radikalisme akan Selalu Eksis jika Dijadikan Alat Berpolitik

LADUNI.ID, Jakarta – Azyumardi Azra, cendekiawan muslim Indonesia menerangkan bahwa kini posisi Pancasila sebagai dasar negara sedang mendapat tantangan serius. Hal ini terjadi terutama datang dari paham dan ideologi transnasional yang menyebarkan agama radikal di Indonesia.

Azyumardi Azra menerangkan hal itu pada acara Diskusi dan Bedah Buku ‘Islam, Pancasila, dan Deradikalisasi’ yang dilaksanakan Megawati Institute pada Senin (5/11). Pada acara ini, Azra menegaskan Indonesia bukanlah lahan yang subur untuk paham radikal. Namun, paham radikal bisa subur di Indonesia kalau terkait dengan politik.

“Kelompok radikal itu ideologi dari luar. Semua orientasinya keluar. Jadi agak aneh,” kata Azyumardi Azra. Dia juga mencotohkan misalnya seperti demo-demo yang sebelumnya terjadi menurut Azyumardi hal ini dipelihara untuk kepentingan politik.

Pada kesempatan itu pula, Azyumardi juga nenyinggung bentrok oknum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan oknum Banser NU yang terjadi di Garut, Jawa Barat, dan berakhir dengan pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid.

“Selama ini dipelihara, merestui, paham radikal, itu kan aneh. Kalau Anda setia pada Pancasila kok anda jaga bergerak bebas. Kasus di Garut yang disalahkan Pemuda Ansornya,” jelasnya.

Pada peristiwa itu, terang Azyumardi, sebenarnya yang dibakar bukankah bendera tauhid. Sebaliknya, itu bendera dengan representasi politik. “Penguatan Islam harus kuat membangun narasi jadi tidak diputarbalikkan. Jadi supaya tidak dengan mudah dibalikkan,” terangnya. (Sumber: Harakatuna)