Maulid, Meneladani Akhlak Rasulullah Saw

 
Maulid, Meneladani Akhlak Rasulullah Saw

LADUNI. ID, KOLOM- Salah satu bulan yang mempunyai banyak kelebihan adalah Rabiul Awal.  Bulan ini merupakan bulan kelahiran baginda nabi Muhammad Saw. Perayaan maulid nabi diperingati dimana-mana. 

Namun tetap ada saja problema dan kontroversi seputaran maulid nabi, hal ini bukanlah merupakan  wacana baru. Perdebatan yang sebenarnya hanya pada level luar dan metodenya. 

Bukan pada problema esensial  terhadap spiritualitas nilai sejarah dan pengkajian ulang sosok ketokohan beliau yang direalisasikan  lewat tradisi mauled tersebut.

Pendek kata sejatinya tidak perlu untuk di bahas dan diperumit panjang lebar, terlebih sampai ada upaya pengkafiran dan sejenisnya. 

Dengan bahasa yang  sederhana, kita bisa menyebutkan bahwa merayakan maulid Nabi berarti berusaha menghadirkan kembali sosok ketokohan beliau dalam pribadi kita masing-masing.

Pembahasan maulid nabi bukan hanya secara seremonial sebagaimana yang telah tdi praktekkan secara turun menurun juga terus mengintropeksi diri dalam meneladani akhlak rasulullah dalam setiap sendi kehidupan. 

Nilai inilah yang perlu kita renungkan dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Akhalak baginda nabi laksana al-quran berjalan. Begitu tinggi dan mulianya akhlak beliau. Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah cerminan Al Quran. 

Bahkan beliau sendiri adalah sosok sempurna yang hadir di tengah-tengah umat manusia, membawa kabar gembira, menerangi kegelapan dengan membawa cahaya Islam. Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. 

Aisyah menjawab,“Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Quran.”(HR Muslim). Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna yang luar biasa. Sayyidatina Aisyah menyifati beliau dengan satu sifat yang dapat mewakili dan menghimun seluruh sifat yang ada pada Rasulullah Saw

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Pengajar di Dayah MUDI Samalanga