Pentingnya Peran Orangtua Dalam Memberikan Imunisasi Pada Anak

 
Pentingnya Peran Orangtua Dalam Memberikan Imunisasi Pada Anak

LADUNI.ID -  Imunisasi adalah upaya pencegahan poreses penyakit yang terjadi pada tubuh manusia. Imunisasai lainnya diberikan pada saat masih bayi, karena biasanya pada saat masih bayi rentan sekali terkena penyakit yang berbahaya bisa terjadi dari dalam tubuh atau di luar tubuh, bisa juga di dalam liangkungan atau di luar lingkungan. Karena bayi sangat rentan jika terkana penyakit berbahaya seperti hepatitis, polio, difteri, dan campak bahkan lebih parah jika sampai bayi terkena penyakit TBC.

Terdapat beberapa jenis imunisasi yang biasanya diberikan kepada bayi atau balita pada saat diberikan. Berikut adalah jenis-jenis imunisasi yang saya ketahui :

1. Hepatitis B

Pemberian imunisasi anak ini ditujukan untuk menangkal infeksi organ hati karena virus hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran. Hal tersebut menjadi penting karena infeksi hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati dan sirosis. Jadwal imunisasi ini diberikan tiga kali. Pertama, dalam waktu kurang dari 24 jam setelah bayi lahir. Kemudian pemberian vaksin berlanjut saat bayi berumur 1 bulan. Setelah itu diberikan saat rentang usia bayi 3 sampai 6 bulan.

2. Polio

Polio atau yang juga dikenal dengan penyakit lumpuh layu termasuk sebagai salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dalam saluran pencernaan dan tenggorokan. Sekali anak Anda terkena penyakit ini pada kaki dan/atau tangannya, maka tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Bahkan kadang dapat menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan yang menyebabkan kematian. Meski begitu, ada cara mencegah penyakit ini, yaitu dengan melakukan vaksinasi polio pada usia di bawah lima tahun. Biasanya prosedur ini dilakukan lewat obat tetes atau oral (OPV) dan suntik (IPV).

Jadwal imunisasi polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Tenaga kesehatan bisanya memberikan vaksin polio saat anak baru lahir, kemudian pada saat usia anak dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Jika Anda telah menjalani empat dosis vaksin polio semasa kanak-kanak, maka Anda disarankan untuk  menjalani vaksin polio booster sebagai penguat sebanyak satu kali.

3. BCG

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2015, Indonesia masuk dalam enam negara yang memiliki kasus penyakit TBC terbanyak. TBC merupakan penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Nah, salah satu cara terbaik untuk mencegah TBC adalah dengan memberikan vaksin BCG. Jadwal imunisasi BCG hanya satu kali pada anak usia di bawah dua bulan. Jika bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, maka harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.

4. DPT

Imunisasi DPT adalah jenis imunisiasi gabungan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Jadwal imunisasi DPT dilakukan sebanyak lima kali sejak anak berusia dua bulan hingga enam tahun. Seorang anak akan imunisasi DPT pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan, antara 18-24 bulan dan terakhir lima tahun.

5. Campak

Campak merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi radang paru, radang otak, serta kebutaan. Dalam banyak kasus, penyakit campak seringnya terjadi pada masa anak-anak. Anda dapat mengurangi risiko anak Anda terkena penyakit ini dengan imunisasi campak. Jadwal imunisasi campak diberikan pertama kali pada bayi usia 9 bulan. Setelah itu, dilanjutkan pemberian imunisasi campak kedua kalinya pada usia 18 bulan dan pemberian ketiga pada usia 6-7 tahun atau saat anak baru masuk sekolah. Imunisasi campak kedua tidak perlu diberikan bila anak sudah mendapatkan imunisasi MR.

Walaupun imunisasai itu penting bagi kesehatan bayi dan anak karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi ketika sudah beranjak ke balita atau menjadi anak-anak. Tetapi masih saja ada orang tua yang tidak ingin anaknya itu di imunisasi. Karena mereka berfikir akan efek samping dari pemberian imunisasai tersebut.  Terdapat hasil penelitian yang telah dilaksanakan misalnya penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 dengan hasil cakupan imunisasi di Indonesia tahun 2013 sebesar 59,2%, sedangkan target renstra (88%), di Sumbar 84,51% dan di Kota Padang 84,8%. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi dasar lengkap.

Dari  hasil penelitian itu bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mengapa imunisasi itu jarang dilakukan. Dari hasil penelitian ditargetkan kecukupan hingga 88% tetapi angka itu masih kurang dengan target yang di capai, yaitu hanya sebesar 59,2%. Angka itu masih kurang dengan target yang sebenarnya harus di capai.

Penelitian ini juga telah dilakukan di Kecamatan Kuranji yaitu dengan sampel penelitian 80 orang diambil secara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis univariat diperoleh 47,50% imunisasi tidak lengkap, berpendidikan rendah 5%, bekerja 30%, berpengetahuan rendah 48,75%, sikap negatif 50%, pelayanan kesehatan kurang 10%, hambatan 18,75% dan motivasi kurang 40%. Hasil analisis bivariat diperoleh p-value pengetahuan (0,007), sikap (0,014), motivasi (0,001), informasi (0,04), pendidikan (0,34), pekerjaan (0,66), pelayanan kesehatan (0,47), hambatan (0,43) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian imunisasi. Hasil analisis multivariat diperoleh p-value variabel motivasi=0,0001.

Jadi masih banyak sekali warga yang tidak melakukan imunisasi di daerah tersebut. Karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya imunisasi itu. Mereka juga mungkin masih belum memahami tentang apa itu imunisasi, apa saja manfaat dari imunisasi tersebut, apakah ada efek samping jika mereka melakukan imunisasi bagi anak-anak mereka, dan setiap beberapa bulan atau beberapa tahun sekalikah anak-anak mereka itu harus di imunisasi. Hal itu mungkin jugalah yang menjadikan mereka enggan untuk melakukan imunisasi kepada anak-anak mereka.

Diantara solusi agar lebih ramai lagi orang yang melakukan imunisasi salah satunya dengan membuat sebuah kegiatan sosialisasi  tentang imunisasi seperti seminar, peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada anak mereka agar bisa mendapatkan imunisasi yang diberikan secara gratis oleh Dinas Kesehatan

Oleh: Robby

IAIN Pontianak