Biografi KH. M. Sholeh Abdul Hamid

 
Biografi KH. M. Sholeh Abdul Hamid

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Guru-Guru Beliau

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah Beliau
4.    Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Sholeh Abdul Hamid atau biasa dipanggil Kyai Sholeh merupakan putra dari pasangan KH. Abdul Hamid Hasbullah dan Nyai Khodijah yang lahir pada tanggal 26 Juni 1935. Beliau merupakan 9 bersaudara dan memiliki 4 saudara kandung dan 4 saudara tiri.

Ayah KH. Sholeh Abdul Hamid, yakni Kyai Hamid menikah sebanyak 3 kali, dari istri pertama yakni Nyai Zaenab dari Sepanjang dikaruniai seorang putra bernama Abdullah, dari istri kedua yakni Nyai Khodijah dari Cepoko, Nganjuk, dikarunia 5 orang anak, yakni KH. sholeh, KH. Malik, Gus Hakim, KH. Yahya dan Nyai Hamidah, dari istri ketiga yakni Bu Nyai Mu’munah dari Sambong, Jombang, dikaruniai 3 orang anak, yakni Nyai Hasbiyah, Gus Muis dan Nyai Sholihah.

1.2 Riwayat Keluarga
KH. Sholeh Abdul Hamid menikah dengan Nyai Fatimah Ahmad dari Tanggulangin Sidoarjo. Nyai Fatimah merupakan anak kedua dari tujuh belas bersaudara, putri dari KH. Achmad Marzuqi Husain. Ayah dari Kyai Sholeh yakni KH. Abdul Hamid Hasbullah adalah teman seperguruan KH. Achmad Marzuqi yang merupakan ayah dari Nyai Hj Fatimah sewaktu mondok di KH. Kholil Bangkalan Madura.

KH. Sholeh Abdul Hamid dan Nyai Fatimah dijodohkan sewakktu Nyai Fatimah mondok di Solo dan Kiai Sholeh mondok di Kajen. Dari pernikahan tersebut, Kiai Sholeh di karuniai 11 orang putra putri, 3 diantaranya wafat ketika masih bayi. Untuk sembilan putra putri yang lain sebagai berikut:

  1. KH. M Chasbullah Sholeh (alm) beristri Nyai Churin in Mahfudz
  2. Drs Abdul Hamid (alm)
  3. KH. M Irfan Sholeh (alm) beristri Dra. Nyai. Fatihah Dimyati
  4. KH. M Afifuddin Sholeh beristri Ny. Hj. Haflah Asfiyah
  5. Dra Ning Nur Fahimah bersuami Gus Djauhar Abd Badi’, SE,.
  6. Gus Saifuddin Sholeh beristri Siti Azizah, S. Ag. M. Pd. I.
  7. Nyai. Hj Maslachatul Ammah, SQ, M. Pd. I, bersuami Dr. KH. M. Asrori Alfa, M. Pd. I,
  8. Dr. Hj. Umi Chaidaroh, SH. MHI, bersuami Dr H. Ainur Rofiq al Amin, SH. M.Ag.
  9. KH. Abdur Rozzaq Sholeh bersitri Ny Hj. Nur Hamidah  S.Ag.

1.3 Wafat
Di masa tuanya, KH. Sholeh Abdul Hamid mengidap diabetes dan pengapuran tulang yang menyebabkannya tidak mampu berdiri lagi, bahkan untuk duduk pun butuh bantuan orang lain. Pada hari Senin, 5 November 2006 sore hari, kondisi kesehatan Kiai Sholeh semakin memburuk tepat ketika Karena kondisi Kiai Sholeh yang semakin memburuk, sebagai usaha ikhtiyar keluarga membawa Kiai Sholeh ke RSUD Jombang.

pada hari Selasa, 07 November 2006, pukul 01.00 WIB pagi, KH. Sholeh Abdul Hamid wafat dengan tenang di RSUD Jombang. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Bahrul Ulum Jombang

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Pendidikan pertama beliau di Tambakberas di bawah asuhan langsung dari ayahnya sendiri, KH. Abdul Hamid Hasbullah. Lalu Kyai Sholeh melanjutkan pengembaraan ilmunya di beberapa pondok pesantren. Diantaranya Pondok Pesantren Gedongsari Prambon Nganjuk, Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk, Pondok Pesantren Kaliwungu Semarang, dan pondok pesantren di Kajen Margoyoso Pati di bawah asuhan Kyai Thohir.

Kiai Sholeh mempunyai beberapa teman dekat, diantaranya: KH. Hakim sewaktu mondok di Mojosari Nganjuk dan teman diskusi yang selalu menemaninya sampai keduanya sama sama menjadi kiai, yakni KH. Hudlori. Sosok Kyai Sholeh tidak hanya dikenal alim dalam ilmu agama, tapi juga dikenal sebagai sosok kiai yang sakti. Diantara kesaktiannya adalah beliau pernah dimintai tolong oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah untuk memindahkan sekelompok jin dari Pondok Pesantren ke sungai sebelah timur pondok dan masih banyak lagi cerita kesaktian beliau. 

2.1 Guru-Guru Beliau

  1. KH. Abdul Hamid Chasbullah
  2. KH. Abdul Wahab Chasbullah
  3. KH. Thohir

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah Beliau

beliau merupakan sosok yang istiqomah dalam mengajar dan menjalankan tugas kepengasuhan pondok. Rutinitas beliau yang begitu padat, tetap dijalankan dengan disiplin dan istiqomah. Dalam urusan waktu, beliau adalah sosok yang sangat perhatian, terutama menyangkut waktu shalat.  Selaku imam rawatib, beliau begitu istiqomah dan disiplin dalam urusan berjamaah sholat lima waktu di masjid jami Bahrul 'Ulum Tambakberas. Sebelum berjamaah, hampir setiap hari beliau selalu aktif dalam membangunkan para santri yang masih tidur setelah adzan, terutama setelah adzan subuh dikumandangkan. Dengan telaten dan sabar, beliau membangunkan santri, dengan mengelilingi hampir seluruh komplek pondok.

Yang menjadi ciri khas beliau, ketika membangunkan santri adalah, dengan memukulkan sajadah beliau secara halus dan pelan, langsung ke tubuh santri. Dari sinilah mungkin, salah satu rahasia dari kesehatan fisik beliau yang tetap terjaga. Sebab tidak nampak adanya kelelahan yang beliau tunjukkan, dan sangat jarang beliau terdengar gerah (sakit). 

Ada peristiwa menarik yang penulis saksikan, ketika beliau membangunkan seorang santri, yang begitu lelapnya tidur di teras depan masjid, padahal santri yang  lain sudah pada bangun. Seperti biasa, santri tadi dibangunkan dengan memakai sajadah beliau yang dipukulkan terus menerus secara halus, namun santri tadi masih saja tidak beranjak dari tidurnya, akhirnya beliau memukulkannya berkali-kali dengan lebih keras sedikit, hingga oleh santri tadi, sajadah beliau ditarik dengan tanpa sadar, dalam keadaan kedua matanya yang masih terpejam. Tingkah santri yang masih tidur tersebut tetap dihadapi dengan raut muka tidak marah, bahkan beliau tampak tersenyum (santri itersebut, waktu itu adalah siswa Madrasah Muallimin Muallimat, yang sekarang sudah menjadi Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya). Begitulah gambaran keseharian beliau, dalam mendampingi para santri. 

Di sisi lain, beliau juga merupakan sosok Kiai dan guru yang humoris. Tidak jarang di sela-sela mengajar atau memberikan sambutan, beliau mengeluarkan humor-humor segar, yang dapat membikin suasana forum/kelas menjadi cair dan tidak tegang.

Beliau merupakan guru, dan juga Kyai yang memilih hidup sederhana, tidak menggantungkan hidup dari mengajar dan mengasuh para santri. Ada usaha sampingan yang beliau geluti dalam memenuhi kebutuhan hidup, yaitu berwirausaha, dengan membuat batu bata, untuk selanjutnya dijual. Beliau juga bukan tipe orang yang suka gonta ganti kendaraan (mobil). Hal ini terbukti, hingga beliau wafat, beliau tetap puas dengan mobil kijangnya yang berwarna merah. 

Dalam bermasyarakat, beliau memilih untuk mendatangi langsung rumah warga sekitar. Beliau bukanlah tipe kiyai yang menunggu disowani, dilapori dan sebagainya. Terkadang beliau blusukan ke kampung-kampung, guna ngobrol santai bersama warga. Hal ini berlangsung begitu akrab, sehingga banyak dari anak-anak warga sekitar, yang ikut mengaji dan mendaftar di Madrasah Pondok. Bahkan saat itu, warga di sekitar pondok juga ikut membantu dalam hal keamanan para santri. Bahkan sebagian ada yang berjualan di sekitar pondok. Warga yang seusia dan yang lebih tua dari beliau, umumnya memanggil beliau dengan sebutan Gus Sholeh. 

Beliau adalah sosok guru dan kyai yang aktif, disiplin dan istiqomah. Beliau  mengajar di Madrasah Muallimin Muallimat hingga wafat sekitar tahun 2005 silam. Mata pelajaran yang diampu beliau adalah akhlak, dengan memakai Kitab Ta'limul Muta'allim,

Semasa hidup beliau, Kyai Sholeh juga berperan aktif bagi pondok, organisasi dan NU. Diantara perannya adalah: mengajar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Selain di Tambakberas,

Beliau juga pernah mengajar di Nganjuk pada tahun 1950 an, juga pernah mengajar di MI Tanggulangin. Model mengajar beliau lebih ke arah memberi contoh perbuatan yang baik agar ditiru oleh putra -putri serta para santri beliau.

KH. Sholeh Abdul Hamid juga berperan aktif di organisasi dan NU, di antaranya :

  1. Beliau pernah mengabdi di Pemuda Anshor Nganjuk,
  2. Ketua MQ (Madrasah al-Qur’an) PPBU (Pondok Pedantren Bahrul Ulum)
  3. MWC NU Jombang
  4.  Penasehat MUI Jombang
  5.  Mustasyar NU Jombang
  6.  A’wan NU Jombang
  7.  A’wan PWNU Jatim (1999-2006)
  8.  A’wan PBNU (2004-2006)
  9.  Ketua Mejelis Pengasuh PPBU (1987-2006)
  10.  Pengasuh PPBU Induk Putra (1987-2006).

5. Referensi

  1. https://bahrululum.id/post/biografi-kh-sholeh-abdul-hamid
  2. https://mualliminenamtahun.net/berita/kh-m-sholeh-a-hamid-sosok-yang-istiqomah-dan-sederhana
 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya