Indonesia Minta Masukkan Palestina Selama Duduk di Dewan Keamanan PBB

 
Indonesia Minta Masukkan Palestina Selama Duduk di Dewan Keamanan PBB

LADUNI.ID,INTERNASIONAL - Isu Palestina menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia, termasuk selama Indonesia duduk sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa atau DK PBB.

Hal ini disampaikan usai pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dengan Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour.
"Saya letakkan pertemuan dengan Dubes Palestina di New York, sebagai pertemuan pertama dari rangkaian pertemuan yang akan kita lakukan selama empat hari ini, untuk menunjukkan bahwa isu Palestina adalah prioritas politik luar negeri," kata Retno lewat keterangan resminya, Selasa 22 Januari 2019.

"Kita minta masukan dari Palestina, mengenai hal apa saja yang bisa diperjuangkan, selama Indonesia duduk dalam DK PBB," tambahnya.
Indonesia dan Palestina telah memiliki pemahaman yang sama mengenai isu yang kemungkinan akan muncul. Palestina juga telah mengungkapkan harapannya atas pemerintah Indonesia.

"Kita tunjukkan kepada dunia posisi kita bersama Palestina. Sehingga, dapat dilihat pada saat Palestina memerlukan lobby dengan satu negara, maka dalam banyak hal Palestina datang ke Indonesia untuk meminta pertolongan. Ini menunjukkan trust yang tinggi," ujar Retno.

Untuk 2019, Retno mengatakan, masalah yang masih akan dihadapi adalah kekurangan dana yang diperlukan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA, untuk mengelola pengungsi yang jumlahnya lebih dari lima juta orang.
"UNRWA, karena tahun lalu ada masalah pendanaan, maka kita harus memberi perhatian kontribusi kepada UNRWA, dan Indonesia sudah kontribusi berlipat. Saya sampaikan bahwa Indonesia siap memberikan kontribusi, paling tidak seperti kontribusi yang kita beri pada 2018," ujar mantan Dubes RI untuk Belanda itu.

Menurut Retno, masyarakat dunia sudah sangat mengetahui bahwa Indonesia bersama dengan negara Muslim, akan memperjuangkan kepentingan dan kerja samanya, salah satunya melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
"OKI adalah kerja sama yang ditekankan, karena kita yakin negara Muslim punya banyak kemampuan untuk saling bantu. Kalau kerja sama baik, saya yakin kesejahteraan negara Muslim akan lebih baik lagi," tegasnya. 

Sumber : Viva