Ziarah di Makam Habib Ja’far Al-Kaff Kudus, Rajanya para Wali Majdub

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Habib Ja’far Al-Kaff Kudus,  Rajanya para Wali Majdub
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Mas Mus

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Habib Ja’far Al-Kaff adalah ulama kharismatik yang memiliki pengaruh cukup besar di kalangan para ulama. Beliau dikenal sebagai seorang Wali Majdub yang memiliki kebiasaan jadzab (nyeleneh), bahkan menurut pandangan Habib Umar bin Hafidz, Habib Ja’far Al-Kaff adalah sulthonul majdub fii kulli zaman, rajanya para Wali Majdub.

Salah satu kebiasaan Habib Ja’far Al-Kaff yang cukup nyeleneh adalah membuang uang ke laut, uang yang beliau buang jumlahnya tak sedikit, berkisar puluhan juta, ratusan juta, bahkan miliyaran. Kebiasaan Habib Ja’far tersebut sangat sulit dinalar oleh orang awam, namun bagi mereka yang memahaminya kebiasaan Habib Ja’far adalah sebuah pelajaran berharga untuk tidak mencintai dunia.  

Selain kebiasaan beliau yang nyeleneh, Habib Ja’far juga dikenal melalui penampilannya yang sangat nyentrik. Rambut gondrong, kemeja putih lengan pendek, celana bahan hitam, dan peci hitam menjadi busana favoritnya. Sangat jarang ditemui Habib Ja’far mengenakan pakaian selain yang disebutkan sebelumnya.

Habib Ja’far Al-Kaff sangat dihormati oleh berbagai kalangan, baik itu masyarakat biasa hingga para pejabat nasional. Beliau kerap didatangi untuk dimintai petuah dan doa-doanya.

Profil

Beliau lahir di Desa Demaan, Kudus, Jawa Tengah dengan nama lengkap Habib Ja’far bin Muhammad bin Hamid bin Umar Al-Kaff.

Lokasi Makam

Habib Ja’far Al-Kaff wafat pada Jumat, 1 Januari 2021 di Samarinda, Kalimantan Timur. Jenazah beliau diberangkatkan keesokan harinya menuju Kudus, Jawa Tengah dan dimakamkan pada Sabtu, 2 Januari 2021 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Ploso, Jati, Kudus, Jawa Tengah. Beliau dimakamkan disamping makam ayah dan datuknya.

Haul

Haul Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff diadakansetiap tahun sekali yang diperingati pada bulan Jumadil Awal, acara haul ini diperingati di pesantren Darul Qur'an Nuurl Abidin, Demaan Kudus dan di pelataran Makam Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Habib Ja’far Al-Kaffbanyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah kota Kudus saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di desa Demaan, Kudus.

Sampai saat ini makam Habib Ja’far Al-Kaff di desa Demaan banyak di ziarahi oleh para peziarah dan para santri dengan berdo’a dengan berwasilah atau bertawassul di makam  Sunan Kedu, maka akan dimudahkan dalam kelancaran bisnis usahanya, dimudahkan dalam kelancaran rezekinya, dimudahkan hajatnya, dinaikkan derajat dalam hidupnya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kudus di antaranya:
Jenang KudusMadu Mongso, Keciput, Jangklong, Kopi Muria, Kacang Bawang Sumber Gelis, Rengginang, Sirup Parijoto, Kopi Jetak, Intip ketan.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan