Ziarah di Makam KH. Arif Hasan, Muasis Pesantren Roudlatun Nasyiin Mojokerto

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Arif Hasan, Muasis Pesantren Roudlatun Nasyiin Mojokerto

Daftar Isi

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Arif Hasan beliau adalah ulama besar dari Mojokerto, dan pejuang yang berjasa mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Ketika pecah perang mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, PBNU mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 hingga katalisator perang 10 November 1945 di Surabaya. Kyai Arief Hasan tampil memimpin Barisan Hizbullah bersama Barisan Sabilillah di kawasan utara Mojokerto hingga selama Revolusi fisik 1949.

KH. Arif Hasan juga tercatat sebagai pendiri dan penggerak organisasi petani di lingkungan Nahdlatul Ulama, yakni Persatuan Petani NU (Pertanu) pada tahun 1970an.

Sementara PP Roudlotun Nasyi’in yang didirikan oleh KH. Arif Hasan memiliki nama panggilan (nickname) ‘Ronas’, memiliki berbagai lembaga pendidikan formal mulai pra pendidikan dasar (KB, RA), pendidikan dasar (MI, MTs, SMPI) serta tiga pendidikan menengah, yakni MA, SMAI dan SMK Ronas.

Profil

KH. Arif Hasan lahir pada 20 Robiul Awal 1337 H/1917 M di Desa Berat Kulo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Beliau lahir dari pasangan Kyai Hasan dan Bu Nyai Sholihah. Kyai Hasan sendiri adalah Kyai Kampung yang alim, yang menjadi tempat menuntut ilmu dan bertanya tentang ragam persoalan kehidupan warga Berat Kulon dan sekitarnya.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Hasan
  2. Hadratussyekh Hasyim Asy'ari

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Arif Hasan

Lokasi Makam

Setelah menunaikan ibadah haji, kesehatan KH. Arif Hasan menurun. Pada 31 Oktober 1988, KH. Arif Hasan dilarikan ke rumah Sakit Budi Mulia Surabaya atas derita diabetes akut yang menderanya. Belum sempat ditangani, KH. Arif Hasan telah berpulang ke rahmatullah. Beliau dimakamkan di komplek pemakaman keluarga pesantren

Haul

Haul KH. Arif Hasan diperingati setiap setahun sekali di tahun kalender islam, haul beliau jatuh pada bulan Rabiul awal untuk tanggal akan diberitahukan oleh pihak keluarga besar pesantren Roudlatun Nasyiin Mojokerto. Haul beliau dihadiri para santri, alumni santri, keluarga pesantren, tokoh masyarakat dan alim ulama.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Arif Hasan banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kab. Mojokerto saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di pemakaman keluarga pesantren Roudlatun Nasyiin, Mojokerto.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Pondok Pesantren
Setelah enam tahun nyantri, KH. Arif Hasan diboyong oleh ayahnya ke Berat Kulon. Saat itu usia beliau sudah menginjak 22 tahun. Usia yang masih tergolong sangat muda. Tetapi oleh ayahnya, KH. Arif Hasan dipasrahi untuk memberi pengajian menggantikan posisi ayahnya yang memiliki rutinan ngaji kitab. Karena kitab Fathul Muin belum pernah beliau kaji, membuat Kyai Arif Hasan grogi.

Tetapi KH. Arif Hasan terus berwasilah kepada Hadratussyekh Hasyim Asy'ari. Dan tugas membaca kitab Fatkhul Muin dapat terselesaikan dengan sukses. Beliau mampu membaca kitab kuning itu dengan lancar tak ada kendalan satu pun.

Lambat laun, KH. Arif Hasan mulai memiliki tempat dihati masyarakat desa Berat. Beliau pun dipanggil dengan Kyai Arif Hasan meskipun usianya relatif muda. Berdirinya PP. Roudlatun Nasyiin pada 1 April 1939 oleh Kyai Arif Hasan, semakin mengukuhkan ketokohannya sebagai orang yang diperhitungkan dalam dakwah Islam di Masyarakat Berat dan sekitarnya.

Pondok Roudlatun Nasyiin semakin hari semakin banyak santri mukimnya. Tidak hanya dari Mojokerto saja tetapi merambah sampai di luar Mojokerto seperti Surabaya, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan dan lain-lain. Pada tahun 1955, Pondok ini menambahkan bangunan hingga lima lokal dari dua lokal yang didirikan sejak awal mula. Dan pada tahun 1956, Kyai Arif Hasan menambah bangunan lokal lagi untuk santri santri putri.

Selain Pesantren, KH. Arif Hasan juga mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, tepatnga pada 1 Agustus 1939. Pada tahun 1963, KH. Arif Hasan mendirikan Mualimin Mualimat Pertama (MMP) semacam MTS. Dan kemudian menyusul pembangunan gedung sekolah untuk Mualimin Mualimat Atas pada tahun 1966. Tahun 1980, KH. Hasan juga mendirikan TK. Tanggal 15 Juli 1985, juga mendirikan SMP Islam. Dan pada 1 Juli 1988, Kyai Arif Hasan menggenapi pembangunan gedung SMA Islam.

 

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Mojokerto di antaranya:
Kerupuk Rambak, Onde-Onde, Sate Bangil, Sate Keong, Sinom, Kerupuk Upil, Keciput Wijen, Kerupuk Memble.