Mengungkap Jejak Kuno Afrika Utara Sebelum Kedatangan Islam dan Menelusuri Peradaban yang Terlupakan

 
Mengungkap Jejak Kuno Afrika Utara Sebelum Kedatangan Islam dan Menelusuri Peradaban yang Terlupakan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Afrika Utara memiliki peran yang tak terbantahkan dalam penyebaran agama Islam, daerah ini nantinya menjadi pangkalan awal yang penting bagi ekspansi ke Tanah Eropa. Wilayah yang meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia,Tripoli, Libya, dan Mesir telah menjadi pusat penting dalam sejarah Islam.

Kondisi Geografis Afrika Utara

Wilayah ini, secara geografis terletak di persimpangan antara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Sub-Sahara, memiliki peranan yang semakin diperkuat sebagai titik pertemuan berbagai budaya, agama, dan jalur perdagangan. Dengan posisi yang berbatasan langsung dengan Laut Mediterania, wilayah ini menjadi pintu gerbang terbuka yang memudahkan masuknya tradisi dan pengaruh dari luar.

Wilayah ini juga memiliki berbagai rangkaian pegunungan, termasuk Pegunungan Atlas di Maroko, Aljazair, dan Tunisia, serta Pegunungan Ahaggar di Aljazair. Pegunungan ini memberikan lanskap yang berbukit-bukit dan berbukit-bukit tinggi, serta berfungsi sebagai pembatas alami antara wilayah-wilayah yang berbeda.

Afrika Utara juga memiliki sebuah gurun yang terbesar di dunia yaitu Gurun Sahara. Walaupun daerah tersebut memiliki gurun terbesar di dunia, uniknya adalah, di Afrika Utara juga terdapat sebuah sungai terpanjang di dunia yaitu Sunga Nil.

Siapa Itu Bangsa Berber

Daerah ini memiliki sebuah penduduk asli yang biasa disebut dengan Bangsa Berber. Penyebutan “Berber” merupakan pemberian dari Yunani dan Romawi yang mengartikan bahwa mereka non-Yunani dan Non-Byzantium, hal ini sama maknanya dengan penyebutan bangsa non-Arab yang biasa disebut dengan Ajam.

Bangsa Berber, diperkirakan telah menetap di Afrika Utara sejak sekitar 3000 SM, namun pada awalnya kehidupan mereka terpecah belah, belum membentuk suatu kelompok yang kokoh. Mereka hidup sebagai pengembara, mengikuti sumber daya alam dan musim. Meskipun demikian, kehidupan nomaden mereka tidak menghalangi perkembangan budaya mereka.

Mereka memeluk kepercayaan asli yang dikenal sebagai Watsani (menyembah berhala), Selain itu, kepercayaan kepada sihir juga turut mendominasi keyakinan mereka.

Afrika Utara di Bawah Kekuasaan Kerajaan Kartago

Pada abad ke-8 hingga ke-9 SM, muncul sebuah kerajaan yang berpengaruh yang dikenal sebagai Kerajaan Kartago. Berpusat di Tunisia, kerajaan ini menjadi kekuatan yang dominan dalam perdagangan. Dikenal karena keahlian mereka dalam perdagangan emas, perak, tekstil, dan tembaga, Kartago tumbuh menjadi pusat perdagangan yang penting di wilayah tersebut.

Puncak kejayaan Kerajaan Kartago membawanya memperluas kekuasaannya hingga ke selatan Spanyol dan Laut Mediterania. Namun, kejayaan mereka terhenti ketika Imperium Romawi yang sedang berkembang mengambil langkah untuk menantang dominasi mereka. Pada tahun 264 SM, pecahlah Perang Punisia I antara Kartago dan Romawi, yang berlangsung hingga Perang Punisia III pada tahun 146 SM, di mana Kartago mengalami kekalahan total oleh tangan Romawi.

Afrika Utara di Bawah Imperium Romawi

Pada sekitar tahun 146 SM, Afrika Utara jatuh di bawah pemerintahan Romawi. Kekuasaan Romawi terhadap wilayah ini tidak hanya berdasarkan keinginan untuk memperluas wilayah kekaisaran, tetapi juga untuk menjadikannya sebagai posisi strategis dalam menjaga keamanan dari ancaman Persia. Dengan kendali atas Afrika Utara, Romawi mampu memperkuat posisinya sebagai pertahanan terdepan melawan serbuan dari Timur.

Kedatangan Romawi membawa perubahan signifikan terhadap kondisi sosial masyarakat asli Afrika Utara. Masyarakat ini kemudian terbagi menjadi dua kelompok: Ada yang tetap tinggal di daerah pedalaman, mempertahankan gaya hidup tradisional mereka di pegunungan dan dataran tinggi sambil berpindah-pindah untuk mencari sumber daya, sementara kelompok lainnya menetap di kota-kota yang berkembang di bawah kekuasaan Romawi.

Hingga sampai pada abad-abad awal Masehi, Romawi kemudian menyebarkan agama Kristen ke wilayah tersebut, mengubah lanskap keagamaan dan budaya, dan memberikan pondasi bagi perkembangan kekristenan di Afrika Utara.

Islam Masuk ke Afrika Utara

Awal kontak Islam dengan Afrika Utara dimulai pada masa Rasulullah SAW, ketika para sahabat melakukan hijrah ke Habsyah (Abyssinia). Di sana, mereka diterima dengan baik oleh Raja Najasyi, yang saat itu berkuasa.

Pada tahun 640 M masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dibawah pimpinan panglima Amr bin Ash, Islam berhasil membebaskan daerah Mesir dan bahkan bisa menguasai Kota Alexandria. Amr bin Ash berhasil melebarkan sayap Islam sampai ke daerah Barqah dan Tripoli.

Pada Tahun 665-682 M masa kekhalifahan Muawiyah, seorang panglima Arab bernama Uqbah bin Nafi’ berhasil meneruskan perjuangan Amr bin Ash. Beberapa sejarawan mencatat bahwa beliau adalah sang penakluk Afrika Utara. Uqbah membebaskan orang-orang Berber yang pada masa itu terjerat oleh pemerintahan Romawi yang sangat kejam.

Kekuasaan Islam dibawah panglima Uqbah telah sampai ke ujung Afrika Utara, yaitu pesisir Laut Atlantik. Pencapaian ini sungguh sangat mengesankan sebab, Jatuhnya Afrika Utara ketangan Pasukan Islam menjadikan tekanan yang sangat mendalam terhadap pusat Imperium Byzantium.

Bisa kita lihat letak geografis Afrika Utara sangat dekat dengan daerah-daerah Romawi. Keuntungan ini menjadi kesempatan yang sangat dimanfaatkan oleh khalifah Muawiyah, nantinya pada masa pemerintahan beliau terjadilah peristiwa Pasukan Muslim yang menyerang pusat kekuasaan Byzantium yaitu Konstantinopel.

Kedatangan Bangsa Arab ke Afrika Utara memberikan manfaat yang signifikan bagi sistem pertanian di sana. Pengetahuan mereka tentang bercocok tanam yang dibawa dari Asia Barat membantu masyarakat setempat dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini menyebabkan mereka lebih banyak berkelompok dan menciptakan kondisi hidup yang lebih baik bagi orang-orang pribumi. []


Sumber:

1. Skripsi yang ditulis oleh Yeni Rusdiana (Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang), Kontribusi Uqbah ibn Nafi' Terhadap Afrika Utara (666-683 M)2017

2. Artikel berjudul Terkenal Makmur, Ini 5 Kerajaan Kuno di Afrika yang Paling Berpengaruh, IDN TIMES

3. Dr. Thaqqusy, Muhammad Suhail. 2022. Sejarah Islam: Dari Arab Pra-Islam Hingga Runtuhnya Khilafah Utsmani. Jakarta Selatan: PT Qaf Media Kreativa.

----------------

Penulis: Muhammad Iqbal Rabbani

Editor: Kholaf Al Muntadar