Kisah KH. A. Wahid Hasyim ke Jepang, Mencari Kapal untuk Jamaah Haji

 
Kisah KH. A. Wahid Hasyim ke Jepang, Mencari Kapal untuk Jamaah Haji
Sumber Gambar: Aboebakar Atjeh, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Pada musim semi 1952, KH. A. Wahid Hasyim menapakkan kaki di Jepang. Itu bukan kunjungan wisata atau perjalanan santai, melainkan sebuah misi penting demi umat yakni mencari kapal untuk mengangkut ribuan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci. Kala itu, Kyai Wahid diberi mandat oleh Presiden melalui Keputusan Presiden RI Nomor 66 Tahun 1952. Jumlah calon jamaah haji tahun itu melonjak menjadi 14.000 orang, jauh lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, jumlah kapal yang tersedia belum mencukupi. Maka Kyai Wahid berangkat, dengan semangat yang tak kalah menggelora dari musim sakura yang sedang mekar.

Perjalanan Kyai Wahid dimulai dari Bangkok dan Hongkong. Di dua kota itu Kyai Wahid sempat bermalam dan berdiskusi dengan perwakilan Indonesia setempat. Kyai Wahid tidak sendirian. Dalam rombongan, ada saudara Djanamar Adjam dari Kementerian Perhubungan serta dua tenaga ahli perkapalan, Tuan Butteling dan Genet. Tanggal 1 April 1952, mereka mendarat di Tokyo.

Tugas mereka tidak ringan. Dari perhitungan awal, kapal-kapal yang sudah disiapkan hanya cukup untuk sekitar 11.000 orang, masih kurang sekitar 2.400 jamaah. Maka mereka harus mencari dua kapal tambahan atau setidaknya satu kapal yang bisa bolak-balik dua kali. Bersama perwakilan Indonesia di Jepang, seperti Bapak Mr. Sudjono dan Drs. Sharif, mereka membagi tugas: satu jalur diplomasi pemerintah ke pemerintah, satu lagi jalur teknis langsung dengan perusahaan pelayaran.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN