Keberhasilan Pendidikan di Negeri Filandia, Kita Kapan? #2

 
Keberhasilan Pendidikan di Negeri Filandia, Kita Kapan? #2

 

LADUNI. ID, KOLOM- Kita mengetahui bahwa salah satu negara di dunia dengan pendidikan terbaiknya, kini dimiliki oleh Finlandia, negara ini dipandang sebagai negara dengan nilai kualitas pendidikan teringgi di dunia.

Tentunya penilaian ini telah dilakukan oleh Programme for International Assessment (PISA) yang diadakan tiga tahun sekali terhadap pencapaian siswa sekolah di seluruh dunia. Adapun Finlandia, selalu menduduki peringkat pertama dalam setiap penilaian

Jumlah rata-rata murid dalam satu kelas di sekolah Finlandia hanyalah 20 siswa. Tidak ada pemisahan antara siswa menurut kemampuan, semua dibaurkan dan belajar dalam satu kelas. Namun bukan berarti tidak ada perlakuan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Untuk mereka yang memiliki keterbatasan, atau belum lancar berbahasa Finlandia, sehingga harus belajar secara ekstra, maka ada perhatian khusus dari para guru dengan meluangkan waktu maupun upaya ekstra buat mereka.

Banyak Berbahasa

Pendidikan Bahasa Finlandia dimulai sejak hari pertama bersekolah. Di usia 9 tahun, anak-anak mulai belajar Bahasa Swedia yang menjadi bahasa resmi kedua di Finlandia. Pada usia 11, mereka mulai belajar bahasa ketiga, yakni Bahasa Inggris. Bahkan banyak siswa yang mempelajari bahasa tambahan keempat di usia 13 tahun. Nanti, saat mereka akan masuk kuliah, dua bahasa resmi itu akan diujikan dalam ujian penerimaan.

Penuh Guru Kreatif

Oleh pemerintah dan pihak sekolah, para guru di Finlandia hanya diberi garis-garis besar tentang apa yang menjadi subyek belajar di sekolah. Mereka tidak didikte bagaimana cara mengajarkannya, harus begini atau harus begitu. Hal ini memungkinkan mereka mengembangkan kurikulum sendiri sesuai karakter anak-anak di kelas masing-masing. Misalnya, kepala sekolah di Kallahti, Timo Heikkinen, menerapkan program ilmu alam-lingkungan (environmental science) yang menjadikan hutan sekitar sekolah sebagai media belajar.

Sedikit Mengajar

Dalam sehari, seorang guru di Finlandia mungkin hanya menghabiskan 4 jam saja di sekolah. Namun dia menggunakan dua jam lainnya untuk menyusun kurikulum kelas dan memantau perkembangan siswa. Bahkan para siswa dilibatkan untuk menyusun apa yang akan mereka pelajari. Dengan durasi dan cara semacam ini, para siswa tidak jenuh dengan kelas dan para guru pun tidak kerepotan. Intinya; efektivitas.

Guru Super

Kalau mau jadi guru di Finlandia, seseorang tak cukup hanya berbekal ijazah sarjana (S1), tapi dia harus lulus magister (S2). Program magister ini bisa diambil di salah satu dari delapan uniersitas negeri di sana. Biaya kuliahnya seratus persen ditanggung oleh pemerintah. Tapi memang seleksinya ketat. Pada tahun 2010, ada sekitar 6.600 calon mahasiswa yang melamar program keguruan ini, namun hanya 600 kursi yang tersedia.

Nempel Teruuus

Di negara-negara lain, biasanya para siswa mendapat guru baru tiap ganti kelas, misalnya wali kelas. Tapi di Finlandia, seorang guru akan nempel terus dengan siswa-siswinya selama lima tahun. Dengan cara ini, guru punya kesempatan lebih baik untuk membentuk suatu hubungan dekat dengan para siswanya. Sehingga para guru bisa lebih memahami karakter, potensi dan kebutuhan mereka.

Lanjut Kuliah atau Pelatihan?

Di usia 16 tahun, para siswa dipersilakan menentukan; apakah akan ikut ujian persiapan memasuki perguruan tinggi ataukah ke pelatihan kejuruan. Rata-rata per tahun, jumlah siswa yang memilih pelatihan kejuruan ada 43%, sisanya lanjut kuliah. Siswa yang memilih ikut pelatihan kejuruan tetap bisa ikut kuliah di perguruan tinggi asalkan memiliki nilai bagus di ujian matrikulasi.

Oke, itu sepuluh hal utama yang membuat pendidikan di Finlandia begitu keren. Kesimpulannya, anak-anak di bawah 7 tahun ikut pra-sekolah dengan lebih banyak bermain dan bersosial. Masa belajar di sekolah (dasar hingga menengah atas) dimulai usia 7 hingga 16 tahun, berarti cuma 9 tahun. Selama sekolah belajar 3-4 bahasa, lebih banyak aktivitas ruang kelas, guru-gurunya pun asyik dan kreatif. Setelah lulus, bisa lanjut kuliah atau pelatihan siap kerja, atau dua-duanya.

Wah ternyata, pendidikan di Finlandia tak beda jauh ya dari pendidikan di Indonesia, Benarkah?  kapan negeri ini bisa mengadopsi sistem pendidikan seperti ini?. []

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi asal MUDI Samalanga, Sumber:  Madaaris.net dari smithsonian.com