Pembangunan Situs Sejarah Maqbarah Ulama Sufi Dunia Syekh Hamzah Fanshuri, Pemerintah Masih Peduli?

 
Pembangunan Situs Sejarah Maqbarah Ulama Sufi Dunia Syekh Hamzah Fanshuri, Pemerintah Masih Peduli?

LADUNI. ID, ULAMA-Perjalanan musafir muhibbah mengunjungi maqbarah ulama dan waliyullah mulai di maqam Syekh Abdul Wahab Rokan,, Abu Keumala hingga sampai ke kawasan Subissalam setelah menempuh jarak yang yang melelahkan sekian jam lamanya dari negeri seberang tersebut.

Musafir terus berlanjut hingga sampai pada sebuah maqam yang sangat sederhana Syekh Hamzah Fanshuri Desa Oboh, Kecamatan Runding, Subussalam. Sekian banyak perkuburan, pemandangan tertuju kepada maqbarah yang besar dengan bangunan sederhana dan perawatan yang seadanya. 

Saat memasuki pintu gerbang terlihat beberapa catatan dan adab untuk diberitahukan kepada penziarah. Terlihat dalam maqbarah induk tiga kuburan. Nisam yang besar merupakan maqam Syekh Hamzah Fanshuri, disampingnya istri beliau, sedangkan ditengahnya kuburan anaknya. 

Kain beberapa lapis dengan tulisan arab dan bebebatuan putih dengan maqbarah yang tingginya sekitar semeter dari tanah. Memang sangat sederhana.

Pemandangan terasa damai dihiasi beberapa batang pohon kayu dan tampak menjulang perkasa, menambah keindahan lukisan perkampungan yang agak terisolisir itu. Permukaan sungai Lae Soraya di Kampung Oboh-Rundeng auranya tenang berwarna kecoklatan-namun terkesan atmosfer sufis bercampur mistik.


Seharusnya situs sejarah bukan hanya kajian nasional bahkan mendunia (internasional) sudah selayaknya pembangunan yang selayaknya dan pemerintah setempat harus turun tangan dan tidak boleh mengabaikan warisan dunia umat muslim tanpa pembangunan yang mewah. 


Salah seorang pengurus maqam tersebut saat diusulkan pembangunan situs maqam dengan beberapa ide, secepat kilat ia menyebutkan pemerintah daerah tidak ada perhatian.

"Pembangunan maqbarah tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat dan hanya ada aspirasi anggota dewan yang beberapa waktu yang lalu," kata bapak penjaga kuburan  berkulit hitam manis dengan nada agak tinggi.

 Sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian penuh kepada maqbarah ulama dan cendekiawan muslim yang karyanya menjadi referensi dan kajian dunia. Relakah pemerintah membiarkan rumah terakhir ulama dunia itu terbiarkan begitu?