Penasehat AS Tegaskan akan Mengirim Pasukan Bom ke Timur Tengah

 
Penasehat AS Tegaskan akan Mengirim Pasukan Bom ke Timur Tengah

LADUNI.ID, Jakarta – Berdasarkan keterangan dari penasehat nasional Gedung Putih, John Bolton, Amerika Serikat (AS) akan mengirim kapal induk dan pasukan pembom ke Timur Tengah sebagai suatu pesan yang “jelas dan tidak ambigu” untuk Iran.

“Menanggapi sejumlah tanda dan peringatan yang mengkhawatirkan, AS akan mengerahkan USS Abraham Lincoln dan pasukan pembom di wilayah Komando Pusat AS (di Timteng),” tutur Bolton, pada Minggu (5/5) kemarin.

Bolton mengeluarkan statemen tersebut menjelaskan mengapa sekarang AS mengambil keputusan pengerahan kapal induk dan pasukan pembom, namun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kemudian mengkonfirmasi bahwa keputusan itu tidak terkait dengan eskalasi yang terjadi belakangan ini antara Israel dan Jalur Gaza.

“AS tidak mencari perang dengan rezim Iran, tetapi kami sepenuhnya siap untuk menanggapi serangan apa pun, apakah itu diluncurkan oleh proksi atau oleh Korps Garda Revolusi (IRGC) ataupun pasukan reguler Iran.”

Sebelumnya, Pompeo juga menuturkan bahwa pihaknya akan meminta Iran bertanggung jawab atas setiap serang yang ditujukan pada AS. “Apa yang sebenarnya terjadi ialah bahwa kami telah menyaksikan gerakan-gerakan eskalasi oleh Iran dan akan meminta mereka bertanggung jawab atas setiap serangan yang ditujukan terhadap kepentingan AS,” kata Pompeo sebelum bertolak menuju ke Finlandia.

Pengerahan pasukan AS itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran mengenai program nuklir Iran di mana AS menerapkan sanksi pada ekspor uranium Iran yang telah diperkaya.

 “Jika tindakan ini terjadi, meskipun melalui proksi, melalui pihak ketiga atau kelompok bersenjata seperti Hizbullah, kami akan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Iran secara langsung,” lanjutnya.

AS pada tahun lalu mengumumkan pengunduran diri secara sepihak dari perjanjian nuklir yang diteken Iran bersama sejumlah negara terkemuka dunia pada tahun 2015. AS kemudian bersumbar akan melancarkan “tekanan maksimum” untuk membatasi peran regional Iran.