Pesantren Manbail Futuh Tuban

 
Fasilitas di Lembaga ini :
Nama FasilitasJumlah Nama FasilitasJumlah
MI/SD1 MTS/SMP1
MA/SMA1 Maly/Univ.0
Tahfidz1 Laboratorium1
Poli Kesehatan1 Koperasi1
Pesantren Manbail Futuh Tuban

Profil
Pada awalnya Manbail Futuh hanya sebuah bangunan yang berdinding bambu (gedek) dan berlantai kayu hingga berbagai sarana pendidikan formal dan non formal didirikan. Pondok pesantren Manbail Futuh di dirikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Manbail Futuh (YADIKMA). Yayasan Pendidikan Manbail Futuh didirikan pada tanggal 26 Februari 1981 dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Roudlutul Murtasyidin As Sya’idiyyah. Sebagai ketua yayasan yang pertama adalah KH. M. Masram Shofwan, kemudian dilanjutkan oleh K. Mizan ‘Abdullah dan K. Dlofir Fathurrohman.

Tercatat pada notaris sejak tanggal 13 Maret 1986 nama Yayasan Pondok Pesantren Roudlutul Murtasyidin As-Sa’idiyyah diganti dengan nama Yayasan Pendidikan Manbail Futuh (YPMF) dengan alasan apabila menggunakan nama Pondok Pesantren tidak mencakup unit pendidikan formal yang bernama Manbail Futuh. Pada tanggal 16 Desember 1989 dewan pengurus Yayasan mengadakan rapat pleno yang dihadiri oleh semua anggota dewan pengurus yayasan. Dalam rapat tersebut diputuskan untuk menetapkan perubahan anggaran dasar yang termuat dalam akta Notaris tertanggal 13 Maret 1986. Perubahan anggaran dasar tersebut antara lain merubah nama Yayasan Pendidikan Manbail Futuh (YPMF) menjadi YADIKMA.

Adapun susunan dewan pengurusnya adalah Ahmad Fauzan Umar sebagai ketua I dan KH. M. Masram S sebagai ketua II, H. M Hafash Hisyam sekretaris I, KH. Fathurrahman Mizan sebagai sekretaris II, M. Afif Muthohar dan KH. Chsain Chozin sebagai bendaharanya. Untuk periode selanjutnya YADIKMA diketuai oleh H. Fathuri Ali dan dilanjutkan KH. Masyhudi Kastam.

Sejarah
Berawal keinginan KH. Fatchur Rohman untuk mendirikan Pondok Pesantren sangat kuat sekali, hal ini dilatar belakangi oleh pesan K. Idris Jamsaren Solo agar sepulang dari Pondok Pesantren beliau mendirikan Pondok Pesantren. Pesan tersebut disampaikan kepada KH. Fatchur Rohman berkali-kali, sehingga tertanam pada jiwa beliau untuk benar-benar mewujudkan apa yang telah diamanatkan oleh sang Kyai.

Setelah pulang dari Pondok Jamsaren permintaan beliau kepada ayahandanya (H. Abu Said) untuk dibangunkan Pondok Pesantren tidak segera dikabulkan, oleh karena itu beliau pergi ke pondok Langitan untuk menambah ilmu agama yang telah beliau dapatkan. Selama di Pondok Pesantren Langitan beliau berkali-kali diminta sang ayah untuk pulang, namun beliau menolak karena permintaan beliau belum dipenuhi, hinga pada akhirnya beliau bersedia pulang dari Pondok Langitan karena beliau akan diberangkatkan haji (perjalanan haji pada saat itu kurang lebih 1 tahun). Sepulang dari tanah suci beliau dinikahkan oleh orangtuanya, baru kemudian dibangunkan Pondok Pesantren.

Sampai saat ini tidak ada seorangpun yang tahu pasti kapan didirikannya Pondok Pesantren manbail Futuh. Namun ada satu tulisan yang dapat dijadikan dasar kapan berdirinya yaitu tulisan 1345 H timbul yang tertulis dibancik pondok bagian bawah . tulisan ini yang kemudian dijadikan dasar di dirikannya Pondok Pesanren Manbail Futuh oleh M. Hafash Hisyam

yang tak lain adalah cucu KH. Fatchur Rohman yang bertepatan pada tahun 1925 M.2

Pondok pesantren ini dibangun dan diarsiteki sendiri oleh KH. Fatchur Rohman. Tata bangunannya disamakan dengan Pondok Pesantren jamsaren Solo dimana beliau menimba ilmu. Pondok Pesantren ini dibangun diatas tanah milik beliau yang dinding dan kayu jatinya terbuat dari kayu jati dan dilengkapi dengan mushola, sumur, kamar mandi dan tempat wudhu berukuran 2 x 4 M. Kondisi tersebut merupakan cikal bakal Pondok Pesantren Manbail Futuh.

KH. Fatchur Rohman beristrikan seorang putri bernama Siti Masyitoh putri dari KH. Sholeh Muhtar (bapak Alm. KH. Busyrol Hafi PP. Muhtariyah) pada tahun 1920, dari hasil pernikahan ini beliau dikaruniai beberapa putra dan putri, yaitu Malyunah, Idris Azam, Chamnah, Cholisoh, Jalaluddin Suyuthi, Zaidah, Siti Fatimah, Chawaruzmi, Dlofir, Ahmad Aziz, dan Shofiyatun.

KH. Fatchur Rohman memiliki beberapa santri, dari beberapa santri inilah terdapat empat santri yang beruntung karena keempat santri ini dijadikan menantu oleh beliau. Beliau beranggapan keempat santri ini memiliki jiwa pemimpin yang akan mampu mengganti dan meneruskan perjuangan beliau. Empat santri tersebut adalah K. Suhaib Pangklangan Merakurak dijodohkan dengan Nyai Malyunah putri pertama beliau, KH. Hisyam Ismail dengan Nyai Chamnah putri ketiga, K. Mizan ‘Abdullah dengan Nyai Siti Zaidah putri ke enam, dan KH. Ali Mahrus Imron Jenggolo dengan Nyai Siti Fatimah putri ke tujuh.

Pondok Pesantren ini belum diberi nama sejak berdiri nama sejak berdiri hingga tahun 1964 (pada zaman dulu nama desa lebih dikenal sebagai nama pondok, seperti pondok langitan, pondok sarang, dsb) karena seringnya diminta laporan data dari DEPAG Kab. Tuban, pada tanggal 27 Maret 1964 pengurus pondok (H.M. Hafash Hisyam dan KH. Masram Sofwan) memberi nama Roudlotul Murtasyidin. Setelah beberapa tahun menggunakan nama Roudlotul Murtasyidin kurang lebih tahun 1981, KH. Busyrol Hafi Sholeh meminta agar nama pondoknya ditambahi dengan Assaidiyah dengan tujuan mengabadikan nama waqifnya yaitu H. Abu Said ayahanda KH. Fatchur Rohman.

Pada bulan Jumadil ‘Ula KH. Hisyam Ismail sudah sering sakit-sakitan, dalam kondisi sakit beliau masih memikirkan pembangunan Pondok Putri yang terhenti, kemudian beliau menulis surat amanah/ sakti yang ditujukkan kepada M. Hafash Hisyam, H. Adji Zuhdi, Hasib Hasan dan Afif Muthohar (saudara ipar M. Hafash). Isi surat tersebut antara lain; meminta bantuan kepada empat orang tersebut agar supaya mengusahakan/mencari dana untuk menyelesaikan pembangunan Pondok Putri yang sempat terhenti sepeninggal K. Mizan ‘Abdullah.

KH. Hisyam Ismail minta kepada ke empat orang tersebut sebelum puasa Ramadhan (3 bulan pembanguan) sudah selesai dan dapat ditempati. Harapan KH. Hisyam Ismail tersebut dapat diwujudkan oleh ke empat orang tersebut yang juga dibantu oleh keluarga besar Manbail Futuh yang lain.

Santri Putri Pondok Pesantren Manbail Futuh mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak ketinggalan Santri Pondok Putra juga demikian, melihat perkembangan dari tahun 1990-1992, jumlah 6 kamar yang ada di Pondok Putra tidak memadai lagi. Melihat kondisi yang demikian, H.M Hafash Hisyam tidak tinggal diam, kemudian beliau berangkat ke Jakarta berusaha mancari dana untuk membangun Pondok Putra.

Dan usaha beliau tidak sia-sia, berkat kerja keras beliau berhasil mengembangkan Pondok Putra. H. Abu Hasan adalah salah satu pengurus NU pusat juga pengusaha yang cukup sukses. H. Abu Hasan inilah yang memberikan dana untuk pembangunan Pondok Pesantren Putra (tingkat) yang terletak dibelakang pondok induk putra. Pada saat itu H. Abu Hasan menjanjikan dana 50 juta, baru sekitar 37 juta H. Abu Hasan tidak dapat memenuhi janjinya padahal pembangunan pondok baru 75%, selanjutnya penyelesaiannya dilanjutkan oleh KH. Abd. Hanan Hisyam antara lain pemasangan Kap, Genteng, Tegel, menguliti tembok bagian atas dan lain sebagainya.

Setelah melalui masa-masa perjuangan demi memajukan Pondok Pesantren, pada tanggal 25 Jumadil ‘Ula 1413/ 19 November 1992 KH. Hisyam Ismail menghadap kehariba’an sang khaliq. Setelah wafatnya KH. Hisyam Ismail, keluarga (putra/putri almarhum) mengadakan musyawarah dan disepakati sebagai penerus pengasuh Pondok Pesantren Manbail Futuh adalah H. M Hafash Hisyam sebagai pemangku Pondok Putra dan KH. Abdul Hanan Hisyam sebagai pemangku Pondok Putri.

Banyak perkembangan yang telah dicapai KH. Abdul Hanan Hisyam dalam mengemban amanah memimpin Pondok pesantren Manbail Futuh, 27 Desember 2006 KH. Abdul Hanan Hisyam meninggal dunia, sakit yang beliau alami kurang lebih 20 tahun dan sempat mengalami kelumpuhan, ikhtiyar yang beliau lakukan tak pernah henti hingga sang khaliq memanggil beliau.

Sepeninggal beliau berdasarkan hasil musyawarah dari keluarga besar Manbail Futuh sebagai penerus Pengasuh Pondok Pesantren sebagai ketua dewan pengasuh adalah KH. Muslich Abdurrohim menantu KH. Fathur Rohman dari putri beliau yang bernama Nyai Hj. Shofiyatun, sedangkan untuk Pesantren Putri diasuh oleh Nyai Hj. Noor Fauziyah Hannan istri KH. Abdul Hannan dan K. Muhtadi menantu KH. Abdul Hanan Hisyam dari putri sulungnya Sania Salma.

Untuk menampung santri yng kian bertambah, selain Pondok Pesantren Putra dan Putri Manbail Futuh (pusat) generasi penerus juga mengembangkan asrama Pondok Pesantren, antara lain kompleks Al-Masyithoh PP Manbail Futuh yang diasuh oleh KH. Muslich Abdurrohim dan Pondok Tahfidzul Qur’an /PP Manbail Futuh II yang diasuh oleh KH. Masyhudi Kastam dan KH. Fathurrohman Mizan.

Hingga saat ini Pondok Pesantren Manbail Futuh terus mengalami perkembangan, jumlah santri dari tahun ke tahun meningkat, pembangunan gedung terus dilakukan, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan selalu diperbarui dan peningkatan mutu Pondok Pesantren dan Madrasah terus dikembangkan. Hal tersebut dilakukan agar Manbail Futuh tetap bisa menjadi alternatif bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di madrasah sambil mengaji di Pesantren.

Pengasuh

  1. KH. Fatchur Rohman
  2. KH. Hisyam Ismail
  3. KH. M Hafash Hisyam
  4. KH. Abdul Hanan Hisyam
  5. KH. Muslich Abdurrohim
  6. KH. Masyhudi Kastam
  7. KH. Fathurrohman Mizan

Pendidikan
Di lingkungan Pondok Pesantren Manbail Futuh Jenu terdapat beberapa lembaga pendidikan
Pendidikan Formal :

  1. TK Manbail Futuh
  2.  MI Manbail Futuh
  3.  MTs Manbail Futuh
  4.  MA Manbail Futuh

Pendidikan  Non formal :

  1. Madrasah Diniyah
  2. TPQ Manbail Futuh

Ekstrakurikuler

  1.  Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)
  2.  Tahfidhul Qur’an
  3.  Munaqosah/pidato
  4.  Seni Beladiri
  5.  Kaligrafi
  6.  Pengembangan Olahraga
  7.  Kaligrafi
  8.  Jurnalistik
  9.  Ketrampilan hidup
  10.  Drumban

Fasilitas

  1. Mushola
  2. Perpustakaan
  3. Ruang Multimedia
  4.  Asrama pesantren
  5.  Laboratorium

Alamat
Beji, Jenu, Perbon, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur 62319
Telepon : (0356) 711812 / 0852-1230-6660 / 0852-0490-3079
Email   :  ppmanbailfutuh@gmail.com

Data pesantren lebih lengkap per propinsi dan kabupaten/kota dapat dicek di wiki.laduni.id/pesantren
Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi@laduni.id.

 

 

 

Relasi Pesantren Lainnya

  • Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.