Potret Gema Transformasi Literasi Zaman Now

 
Potret Gema Transformasi Literasi Zaman Now

LADUNI.ID, Aceh - Karakteristik abad 21 adalah informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi. Sejalan dengan itu, transformasi literasi terus bergerak cepat, secepat melesatnya anak panah dari busurnya.

 Dulu, berbagai informasi dapat diperoleh secara terbatas melalui media cetak, seperti jurnal, buku, koran, majalah, tabloid, dan surat biasa. Seiring dengan perkembangan teknologiinformasi, kini penyampaian dan penerimaan pesan melesit tanpa batas ruang dan waktu. 
 
Sebanyak-banyak pesan tidak lagi dibatasi ruang tulis dan waktu, baik waktu penyampaian maupun waktu penerimaannya. Pesan keluar dan masuk bergerak secepat jatuhnya ujung jari di tombol perangkat komunikasi (gadget atau gawai).

Tranformasi informasi telah bermetamorfosis begitu kompleks. Dengan perangkat komunikasi terkini berbagai informasi tersebarkan secara mudah dan cepat, khususnya melalui jejaring sosial, seperti e-mail, web, blog, BBM (BlackBerry Messenger), FB (facebook), WA (WhatsApp), IG (instagram), line, dan Steemit. 

Pesan-pesan yang disampaikan pun sangat beragam, yaitu teks, gambar visual, video, audio, audio-visual, dan grafik yang dikemas secara kreatif sehingga berkesan menarik.

Kemajuan teknologi informasi tersebut sudah pasti berdampak terhadap kegiatan literasi secara umum. Orang-orang yang memiliki perangkat komunikasi berbasis Android mendadak menjadi kaum literat. 

Mereka terus menulis dan menyebarkan berbagai pesan penting kepada segala audiens, mulai dari audiens kalangan terbatas, seperti grup WA, atau grup BBM atau grup IG sampai dengan publik yang tiada batas. Kegiatan baca tulis dan sebarkan terus bergeliat setiap waktu.

Para penulis yang tidak terpublis tulisannya di media luas, seperti koran, tabloid, dan majalah umum tersebab sensor redaksi, tetap dapat meloloskan karya tulisnya ke ruang-ruang media online, seperti blog pribadinya, FB, IG, dan Steemit. Komen-komen yang berkembang pun menjadi ajang latihan menulis secara kontinyu setiap waktu.

Mulai tidak populer
Akibat kemudahan kegiatan literasi daring (dalam jaringan/online) di atas, kini aktivitas literasi secara manual, seperti mengetik di mesin tik atau laptop mulai tidak populer. Transaksi baca atau pinjam buku di berbagai perpustakaan misalnya, seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan universitas, perpustakaan dayah, dan perpustakaan umum lainnya dalam lima tahun terakhir menurun drastis. Rak-rak buku mulai berdebu karena jarang disentuh. Lembaran-lembaran buku lengket menyatu sebab tak pernah dibuka. Akhirnya rayap atau kutulah yang membaca dan sekaligus mengambil alih perpustakaan.

Tidak ada yang salah memang dengan kegiatan literasi masa kini yang terus berevolusi. Semua ada plus-minusnya. Bagi yang masih kuat mata terhadap efek radiasi perangkat elektronik silakan berhadapan dengan file atau e-book. Bagi yang tak kuasa menatap layar sentuh, monggo membaca teks atau buku fisik atau print out-nya. Bagi yang tak berdaya dua-duanya, sok minta dibacakan. Yang terpenting adalah terpantiknya mina baca tulis dan sebarkan di kalangan masyarakat, khususnya gererasi muda.

Terkait dengan literasi online, memang perlu mendapat perhatian khusus. Tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini umumnya penulis dan pembaca dominan memanfaatkan gawai (gadget) sebagai media baca tulis dan sebarkan informasi, baik gagasan keilmuan dan pengetahuan maupun pengalaman dan perasaan. Oleh karena itu, penyediaan bahan bacaan berupa file atau e-book perlu menjadi perhatian siapa saja, khususnya pemerintah. 

Berbagai bahan referensi yang sudah pernah ada perlu dialih-mediakan agar mudah diakses secara efektif, efisien, murah, dan cepat melalui Playstore atau App Store yang dapat dipasang secara gratis atau berbayar di perangkat komunikasi para penulis dan pembaca. Penulis dan pembaca dapat mengungggah (upload), mengunduh (download), dan membaca dari gawainya kapan dan di mana saja. Beragam bahan bacaan yang sudah dikemas secara kreatif dan menarik dapat dibenamkan dalam perangkat komunikasi elektroniknya agar mudah dan cepat diakses.

Terkait dengan hal ini, dosen, mahasiswa, teungku, santri dayah, guru, dan anak sekolah kini umumnya telah memanfaatkan teknologi informasi untuk memaksimalkan kegiatan akademiknya. Berbekal kuota beberapa GB (gigabyte), referensi-referensi online pun begitu banyak, mudah, dan cepat dapat diakses, ditemukan di dunia maya. 

Tinggal mengolahnya sesuai dengan prosedur ilmiah, jadilah karya-karya tulis yang bernas. Bagi dosen dan mahasiswa, segala aplikasi pendukung, seperti kamus online, ensiklopedia online, jurnal online, dan berbagai e-book berkualitas lainnya sangat membantu memaksimalkan aktivitas literasi perkuliahan, penelitian, dan pengabdiannya.

Bagi teungku dan santri dayah juga demikian. Berbagai rujukan bernas, seperti Alquran dan hadis online, kitab-kitab kuning beraksara Arab, dan video-video dakwah sangat mendukung mengoptimalkan kegiatan literasi pengajian dan dakwahnya.

Bagi guru dan anak sekolah juga sangat relevan. Berbagai materi, metode, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran yang baik dan mutakhir (best practice learning) sangat berarti menyokong proses belajar mengajarnya.

Oleh: Azwardi, S.Pd., M.Hum
Dosen Universitas Syiah Kuala, Serambi Indonesia